Anak Naga Chapter 24: Hek Liong Pang Bubar

Anak Naga (Bu Lim Hong yun) Bab 24: Hek Liong Pang Bubar
Bab 24 Hek Liong Pang Bubar

setelah menerima surat tantangan dari ketua Hek Liong Pang, para ketua tujuh partai besar cun langsung berangkat ke kuil siauw Lim sie untuk berunding dengan Keng Bun Hong

Tio, dan mereka semua berkumpul diTay Hiong Po Tian (Ruang Para orang Gagah)-

"omitohud" ucap Keng Bun Hong Tio-

"Hari itu kita mengadakan pertemuan di sini, namun pertemuan itu tidak membawakan hasil apa-apa. Kini ketua Hek Liong Pang justru menantang kita. Itu sungguh diluar dugaan."

"Keng Bun Hong Tio" tanya Ci Hoat Tianglo dari Kay Pang. "Apakah ada suatu rencana busuk dibalik itu?"

"Sulit diduga, sebab kita semua akan berkumpul di Pek yun Kek untuk bertanding dengan ketua Hek Liong Pang itu. Mungkinkah pihak Hek Liong Pang akan menanam obat peledak di situ?"

"Haaahhh" Para ketua terkejut bukan main.

Kalau begitu, kita semua pasti terkubur di Pek yun Keki" "omitohud" ucap Keng Ti Seng Ceng.

"Menurutku ketua Hek Liong tidak akan berbuat begitu, sebab dia akan bertanding dengan kita satu persatu. Dia yakin menang, maka tidak akan merencanakan itu."

"Tapi-.-," ujar ketua Kun Lun Pay dengan kening berkerut,

"si Mo itu amat jahat dan licik- Aku khawatir dia sudah merencanakan sesuatu untuk menjebak kita semua-"

"Kalau begitu, kita tidak usah ke Pek yun Kek itu," usul ketua Hwa San Pay sungguh-sungguh -

"omitohud" sahut Keng Bun Hong Tio- "Kita adalah partai besar dalam rimba persilatan. Apabila kita tidak memenuhi tantangan ketua Hek Liong Pang, apakah kita masih punya muka untuk berdiri dalam rimba persilatan?"

"Benar." Ketua Bu Tong Pay manggut-manggut.

Kalau kita tidak ke Pek yun Kek bertanding dengan ketua Hek Liong Pang, kita pasti ditertawakan kaum rimba persilatan, oleh karena itu, kita harus ke sana."

"Tapi bagaimana kalau Pek yun Kek itu merupakan suatu jebakan bagi kita semua?" tanya ketua Khong Tong Pay.

"yang penting kita harus berhati-hati," sahut ketua Bu Tong Pay menambahkan.

"Kita akan bertanding dengan ketua Hek Liong Pang secara adil, tapi apabila dia berani berbuat curang, kita terpaksa mengeroyoknya."

"Betul." Ketua Hwa San Pay manggut-manggut.

"Daripada menanggung malu tidak ke sana, lebih baik berkorban di tempat itu."

"Omitohud" ucap Keng Bun Hong Tio-

"Memang harus begitu- jadi nanti kita berangkat bersama dari sini-"

"Baik," sahut para ketua sambil mengangguk,-"omitohud" ucap Kong Bun Hong Tio lagi.

"Ada satu hal yang cukup menggembirakan, yaitu sudah sekian lama Hiat Mo tidak membantai kaum rimba persilatan lagi. Mungkin dia sudah pulang ke tempat tinggalnya."

"Tapi—"" Ketua Bu Tong Pay menghela nafas panjang.

"Kini dia pulang ke tempat tinggalnya, tentunya akan muncul lagi kelak."

"Kalau dia muncul lagi kelak, mari kita tangani bersama" ujar ketua Hwa san Pay dan menambahkan.

"Apabila perlu, kita pun boleh mengeroyoknya."

"omitohud" ucap Kong Bun Hong Tio-

"Itu adalah urusan kelak, lebih baik dibicarakan kelak pula. sekarang pikiran kita harus dicurahkan pada tanggal satu itu."

"Kong Bun Hong Tio, kita semua tidak kenal ketua Hek Liong Pang itu- Maka, kita pun tidak tahu dia memiliki kepandaian apa. sebaliknya dia pasti tahu jelas ilmu rahasia kita- Nah, itu berarti gampang sekali baginya merobohkan kita satu persatu- ya, kan?" ujar ketua Kay Pang.

"Betul." Kong Bun Hong Tio manggut-manggut.

"Kita semua tidak tahu siapa ketua Hek Liong Pang itu."

"Ha ha ha Kami tahu." Terdengar suara sahutan dari luar, kemudian tampak tiga sosok bayangan berkelebat memasuki ruang itu.

"siapa?" Kong Bun Hong Tio langsung bangkit dari tempat duduknya.

"Ha ha ha Apa kabar Kong Bun Hong Tio dan para ketua?" Terdengar suara sahutan lagi.

lalu muncul tiga orang tua, yang tidayiain adalah Tong Koay, Lam Khie dan Pak Hong.

"omitohud" ucap Keng Bun Hong Tio dengan wajah berseri. "Selamat datang selamat datang"

"sedang berunding ya? Ha ha ha Tanggal satu akan bertanding dengan ketua Hek Liong Pang kan?" ujar Tong Koay sambil memandang mereka.

"Eh? Keng Bun Hong Tio, kenapa tidak persilakan kami duduk? Tidak senang kami ke mari ya? Kalau begitu, lebih baik kami pergi saja."

"omitohud" ucap Keng Bun Hong Tio-

"Tong Koay, Lam Khie dan Pak Hong, silakan duduk"

"Terima kasih" sahut Tong Koay lalu duduk, dan begitu pula Lam Khie dan Pak Hong.

salah seorang Hweeshio segera menyuguhkan arak wangi., dan itu sungguh menggembirakan Lam Khie-

"Ha ha ha Terima kasih Terima kasih" ucapnya sambil tertawa, kemudian mulai menikmati arak wangi itu-

"Maaf" ujar ketua Kun Lun Pay.

"Tadi cianpwee berseru bahwa kenal ketua Hek Liong Pang, sudikah Cianpwee memberitahukan?"

"Kalau aku memberitahukan namanya, kalian tidak akan tahu siapa wanita itu," sahut Lam Khie, kemudian memberitahukan.

"Ketua Hek Liong Pang bernama Kwee In Loan." "omitohud" ucap Keng Bun Hong Tio-"Dia dari perguruan mana?" tanyanya.

"sudah lama perguruannya tidak muncul dalam rimba persilatan," sahut Lam Khie-

"Nanti tanggal satu kalian akan mengetahuinya-" "Cianpwee?" tanya ketua Hwa San Pay mendadak-

"Apakah ketua Hek Liong pang akan menjebak kami di Pek yun Kok itu?"

"Tidak" jawab Lam Khie sambil tertawa.

"Namun yang jelas kalian semua bukan lawannya, sebab kepandaiannya sangat tinggi sekali."

"omitohud" Kong Bun Hong Tio menatapnya.

"Betulkah itu?"

"Aku tidak bohong," ujar Lam Khie sambil menggeleng-gelengkan kepala-

"Terus terang, aku pun bukan tandingannya-"

Kalau begitu—," Kening ketua Hwa san berkerut.

Kami pasti kalah bertanding dengan dia- sudah pasti dia punya suatu tujuan tertentu."

"Tenang saja" Pak Hong tertawa. "sampai waktunya pasti ada kejutan." "omitohud?" tanya Kong Bun Hong Tio-"Bolehkah kami tahu kejutan apa itu?"

"Kalau sekarang kuberitahukan, berarti bukan merupakan kejutan lagi" sahut Pak Hong serius.

"yang penting urusan itu beres, dan kalian pun pasti selamat."

"oooh" Kong Bun Hong Tio menarik nafas lega-"omitohud Terima kasih...." "Maaf" ucap ketua Hwa san Pay-

"Apakah Cianpwee bertiga akan turun tangan menghadapi ketua Hek Liong Pang itu?"

"Tentu tidak" sahut Lam Khie-

"Kalau kami bertiga mengeroyoknya, muka kami mau ditaruh di mana?"

"Maaf, maaf—," ucap ketua Hwa san cepat.

sementara ketua Go bi Pay diam saja, dan begitu pula ketua Bu Tong Pay. Namun mereka terus berpikir kejutan apa yang dimaksudkan pak Hong itu.

"Ha ha ha" Pak Hong tertawa gelak-

"Nan, kami ke mari cuma ingin mencicipi arak wangi sekarang kami mau pergi."

Pak Hong melesat pergi, dan begitu juga Lam Khie dan Tong Koay. Mereka bertiga datang secara mendadaki dan perginya pun begitu, sehingga membuat semua orang tercengang.

"omitohud" ucap Kong Bun Hong Tio-

"Mudah-mudahan akan seperti apa yang dikatakan Pak Hong itu omitohud" "

-ooo00000ooo-

Pada tanggal satu, para ketua tujuh partai besar sudah tiba di Pek yun Kok. Di lembah tersebut telah dibikin sebuah panggung yang amat besar, itu adalah Pie Bu Thai (Panggung Adu silat).

yang menyambut para ketua itu adalah si Mo dan muridnya. Mereka mempersilakan para ketua berdiri dekat

panggung itu, kemudian si Mo meloncat ke atas canggung tersebut.

"Para ketua yang terhormat, ketua Hek Liong Pang mengundang kalian ke mari adalah untuk bertanding" seru si Mo dengan suara lantang.

"Ketua mana yang kalah bertanding dengan ketua Hek Liong Pang, maka partainya harus dibawah perintah Hek Liong Pang Harap kalian semua mengerti"

"omitohud" tanya Kong Bun Hong Tio-

"Bagaimana seandainya ketua Hek Liong Pang yang kalah?"

"Hek Liong Pang akan dibubarkan" sahut si Mo-

"omitohud" Kong Bun Hong Tio manggut-manggut.

Ketua Hek Liong Pang dipersilakan naik ke panggung" seru si Mo dengan menggunakan- Iweekang.

Seketika juga tampak sosok bayangan melesat ke panggung itu, yang tidak lain adalah Kwee In Loan, ketua Hek Liong Pang. setelah-JCwee In Loan berada di atas panggung, si Mo segera meloncat turun.

"selamat datang para ketua" ucap Kwee In Loan dan memperkenalkan diri

"Aku adalah ketua Hek Liong Pang. Berhubung kini situasi rimba persilatan semakin memburuk, maka aku mengundang kalian ke mari untuk bertanding denganku, siapa yang kalah, partainya harus dibawah perintah Hek Liong Pang, secara

tidak langsung aku adalah Bu Lim Beng cu (Ketua Rimba Persitatan), ini agar rimba persilatan bisa aman, tenang dan damai."

Ketua Hek Liong Pang, bagaimana caranya pertandingan ini?" tanya ketua Hwa san Pay-

Cukup dengan tangan kosong," sahut Kwee In Loan.

"Bagaimana kalau engkau yang kalah?" tanya ketua Hwa san Pay lagi.

"Tentunya aku akan membubarkan Hek Liong Pang," sahut Kwee In Loan dan menambahkan.

"Kalian boleh naik ke panggung satu persatu untuk bertanding denganku, siapa yang dapat mengalahkanku, aku pasti membubarkan Hek Liong Pang. Tapi kalau tiada seorang ketua pun yang dapat mengalahkan aku, maka partai kalian harus di bawah perintah Hek Liong Pang."

Para ketua itu saling memandang, kemudian manggut-manggut,setuju dan berunding.

"siapa yang akan bertanding duluan dengan ketua Hek Liong pang itu?" tanya ketua Kun Lun Pay.

"omitohud" sahut Keng Bun Hong Tio-

"Biar aku yang duluan bertanding dengan ketua Hek Liong Pang itu"

"Keng Bun Hong Tio?" tanya ketua Bu Tong pay-

"Bagaimana kalau aku duluan yang bertanding dengan dia?"

"omitohud" sahut Kong Bun Hong Tio-

Lebih baik aku duluan. Apabila aku kalah, barulah giliran ketua Bu Tong Pay."

Usai menyahut, Kong Bun Hong Tio langsung meloncat ke atas panggung. Kwee In Loan menyambutnya sambil tersenyum.

"Ternyata ketua siauw Lim Pay Bagus, bagus" "omitohud" ucap Kong Bun Hong Tio sambil menatapnya.

Aku adalah Kong Bun Hong Tio, silakan ketua Hek Liong Pang menyerang duluan"

"Baik-" Kwee In Loan memberi hormat, lalu mulai menyerang Kong Bun Hong Tio-

semula mereka bertanding dengan jurus-jurus biasa, namun berselang beberapa saat kemudian, pertandingan itu mulai tampak seru dan menegangkan. Ternyata Kong Bun Hong Tio mengeluarkan ilmu Liong Jiauw Kang (Ilmu Cakar Naga), sedangkan ketua Hek Liong Pang mengeluarkan Kiu Im Pek Kut Jiauw untuk mengimbangi ilmu rahasia siauw Lim Pay itu.

Puluhan jurus kemudian, Kong Bun Hong Tio mulai berada di bawah angin, dan itu sungguh mencemaskan para penonton, begitu pula Kong Bun Hong Tio sendiri Di saat

itulah Kong Bun Hong Tio mengeluarkan Kim Kong Hok Mo Ciang (Ilmu Pukulan Arhat Penakluk iblis).

Ketua Hek Liong Pang tertawa panjang dan segera mengeluarkan ilmu Kiu Im Cui sim Ciang (Ilmu Pukulan sakti Penghancur Hati), sehingga pertandingan itu merupakan pertandingan adu nyawa.

Betapa cemasnya para penonton, wajah mereka tampak pucat pias, sedangkan si Mo terus tersenyum-senyum.

Blaaaam... Mendadak terdengar suara benturan.

Keng Bun Hong Tio termundur-mundur beberapa langkah dengan mulut mengeluarkan darah, sedangkan ketua Hek Liong tetap berdiri tegak di tempat. Di saat bersamaan, tampak sosok bayangan meloncat ke atas panggung, dia adalah Keng Tiseng ceng.

"suheng...."

"Tidak usah cemas, aku tidak apa-apa Hanya saja..." Keng Bun Hong Tio menghela nafas panjang.

"Mulai saat ini, siauw Lim Pay sudah berada di bawah perintah Hek Liong Pang."

"suheng...." wajah Keng Ti seng ceng tampak murung

sekali.

"Sudahlah" Keng Bun Hong Tio menggeleng-ge-lengkan kepala, lalu berkata kepada ketua Hek Liong Pang.

"Kepandaianmu tinggi sekali, aku mengaku kalah."

"Terima kasih atas kemurahan hati Keng Bun Hong Tio untuk mengalah kepadaku," sahut ketua Hek Liong Pang sambil tersenyum.

Keng Ti seng Ceng memapah Keng Bun Hong Tio ke bawah, dan disaat itulah ketua Hwa san Pay meloncat ke atas.

Ketua Hek Liong Pang" ujarnya sambil memberi hormat. "Aku adalah ketua Hwa san pay, ingin mohon petunjuk" "Bagus" Ketua Hek Liong Pang manggut-manggut. "silakan menyerang duluan"

Ketua Hwa San Pay langsung menyerang, sambil tersenyum ketua Hek Liong Pang berkelit, kemudian mendadak balas menyerang. Pertandingan kali ini tidak begitu seru seperti tadi- setelah puluhan jurus, ketua Hwa san Pay roboh di tangan ketua Hek Liong Pang. Bukan main malunya ketua Hwa san Pay, dan segeralah ia meloncat turun.

Ketua Siauw Lim dan Hwa San pay telah kukalahkan, kini giliran siapa yang akan bertanding denganku?" tanya ketua Hek Liong sambil memandang ketua Bu Tong dan Gobi Pay.

Ketua Bu Tong Pay dan ketua Gobi Pay saling memandang, setelah itu, mereka berbisik-bisik,

"Ketua Gobi Pay" biar aku yang bertanding dengan dia-" "Lebih baik aku saja," sahut ketua Gobi Pay-

"Aku duluan. Apabila aku kalah, barulah giliranmu." ujar ketua Bu Tong Pay.

Di saat bersamaan, mendadak terdengar suara suling dan kecapi. Begitu mendengar iuafa musik itu, air muka ketua Hek Liong Pang langsung berubah hebat, demikian pula air muka si Mo-

Tak seberapa lama kemudian, muncullah empat wanita berpakaian putih- Ternyata merekalah yang meniup suling dan memainkan kecapi- Mereka berempat berdiri, di atas panggung, setelah itu muncul lagi seorang wanita berpakaian kuning. Wanita itu lemah lembut dan wajahnya cantik sekali putih bagaikan Salju- siapa wanita itu? la tidak lain yo sian sian.

"suci (Kakak seperguruan)" panggil Yo sian sian sambil memberi hormat-

"sudah hampir tiga puluh tahun kita tidak bertemu, apakah suci baik-baik saja selama ini?"

"Hm" dengus Kwee In Loan.

"Mau apa engkau ke mari?"

"suci" sahut Yo sian Sian.

"sudahlah mari ikut sumoy ke kuburan tua, jangan bikin kacau rimba persilatan"

"Engkau harus ingat, ke dua orang tuamu telah mengusirku. Maka aku bukan kakak seperguruanmu lagi, kita sudah tiada hubungan apa-apa."

"Suci...." yo Sian Sian menghela nafas panjang.

"Diam" bentak Kwee In Loan.

"Engkau jangan mencampuri urusanku, cepatlah pergi"

"Suci...." yo Sian Sian menggeleng-gelengkan kepala.

"Kalau begitu, aku terpaksa melawanmu."

"He he he" Kwee In Loan tertawa terkekeh-kekeh,

"yo Sian Sian, engkau harus tahu Kini kepandaianku sudah lebih tinggi darimu, lebih baik engkau pergi saja. Jangan cari penyakit di sini"

"Maaf" sahut yo Sian Sian.

"Aku harus mencegah perbuatanmu ini"

"oh?" Kwee In Loan menatapnya tajam.

"Jadi engkau ingin bertanding denganku?"

"ya." yo Sian Sian mengangguk.

"Apabila aku kalah, tentunya akan di bawah perintahmu. Namun kalau engkau yang kalah, maka harus membubarkan Hek Liong Pang"

"Baik" Kwee In Loan manggut-manggut.

Setelah yo Sian Sian muncul, barulah para ketua itu tahu akan maksud Pak Hong yang memberitahukan bahwa akan ada suatu kejutan di Pek yun Koki ternyata ini yang

dimaksudkannya. Kemunculan wanita berpakaian kuning itu memang amat mengejutkan, apalagi setelah mendengar pembicaraan mereka. Siapa pun tidak akan menyangka ketua Hek Liong Pang adalah kakak seperguruan wanita berpakaian kuning itu.

Sementara Kwee In Loan dan yo Sian Sian sudah mulai bertanding. Mereka mengeluarkan ilmu yang sama, sehingga pertandingan itu tampak anehi tapi amat menegangkan.

Tak terasa pertandingan itu sudah melewati puluhan jurus. Kwee In Loan tampak penasaran sekali karena tidak dapat merobohkan yo sian sian. oleh karena itu ia mengerahkan Iweekangnya sampai pada puncaknya.

Begitu pula yo sian sian. Kini gerakan mereka kelihatan agak lamban, sebab setiap gerakan disertai dengan Iweekang sepenuhnya, Itu sungguh mencemaskan para penonton, karena siapa yang lengah dalam pertandingan itu, pasti akan terkena pukulan yang penuh mengandung Iweekang.

Blaaaam... Mendadak terdengar suara benturan yang amat dahsyat, sehingga membuat para penonton tersentak semua.

yo sian sian term undur-mundur beberapa langkah, sedangkan Kwee In Loan terpental kira-kira enam depa, kemudian rubuh dengan mulut menyemburkan darah segar.

Wanita berbaju kuning itu menatap kakak seperguruannya dengan senyum puas, meskipun sebenarnya tubuhnya sendiri didera luka parah. seketika suasana di tempat itu berubah menjadi hening. Berselang beberapa saat, barulah Kwee In

Loan bangkit lalu menatap yo sian sian dengan penuh kebencian.

"Yo sian sian Kali ini aku mengakui keunggulanmu Mulai saat ini Hek Liong Pang telah bubar" ujar Kwee In Loan sepatah demi sepatah-

"Tapi— kita akan berjumpa lagi kelak" yo sian sian tidak menyahut.

"Aku pasti membuat perhitungan denganmu kelak" ujar Kwee In Loan dengan penuh dendam, setelah itu barulah ia melesat pergi-

sesudah Kwee In Loan melesat pergi, yo sian sian pun segera duduk bersila dikelilingi ke empat pengiringnya. Ternyata tadi yo sian sian berusaha agar tidak muntah darah, karena tergempur oleh Kwee In Loan. oleh karena itu, Kwee In Loan mengira Iweekangnya jauh lebih tinggi, sehingga membuatnya langsung kabur.

"uaaakh—" yo sian sian memuntahkan darah segar yang ditahannya dari tadi-

"Uaaaakh—"

"omitohud" ucap Keng Bun Hong Tio,

"sutee beri dia sebutir pil"

"ya, suheng." Keng Ti seng Ceng segera meloncat ke atas lalu memberikan sebutir pil kepada salah seorang pengiring itu seraya berkata,

"Tolong berikan pil ini kepada majikanmu"

"Terima kasih seng Ceng," ucap wanita berpakaian putih sambil menerima obat tersebut, lalu dimasukkan ke mulut yo sian sian.

Keng Ti seng Ceng meloncat turun, sedangkan yo sian sian masih tetap bersila. Berselang beberapa saat kemudian, barulah wanita berpakaian kuning itu bangkit berdiri, lalu memberi hormat kepada Keng Bun Hong Tio-

"Terima kasih Keng Bun Hong Tio, atas pemberian obat mujarab itu," ucap yo sian sian.

"omitohud" sahut Keng Bun Hong Tio-

"Kamilah yang harus berterima kasih karena engkau telah menyelamatkan kami."

"Aku membersihkan perguruanku, sebab Kwee In Loan adalah murid murtad dari perguruanku, maka aku sama sekali tidak menyelamatkan kalian," sahutnya sambil tersenyum.

Para ketua tahu, bahwa yo sian sian merendahkan diri, dan itu membuat mereka itu kagum bukan main.

"omitohud omitohud..." ucap Keng Bun Hong Tio-

Yo Sian Sian memberi hormat kepada para ketua itu, lalu melesat pergi dan diikuti ke empat pengiringnya. Terdengarlah suara suling dan suara kecapi makin lama makin jauh.

Para ketua itu saling memandang, kemudian mereka menggeleng-gelengkan kepala sambil menarik nafas lega,

karena kini Hek Liong Pang telah bubar. "Eeeh?" seru ketua Hwa San Pay

"Kemana si Mo pergi?"

Ternyata si Mo dan muridnya sudah tidak ada di situ. Ketika melihat Kwee In Loan terpental oleh pukulan yang dilancarkan yo sian sian, si Mo segera mengajak muridnya pergi. Para ketua sedang mencurahkan perhatiannya ke atas panggung, maka sama sekali tidak tahu kepergian si Mo bersama muridnya.

"Sudahlah" sahut ketua Kun Lun Pay.

"Biar dia pergi, lagipula kita tiada urusan dengan dia-"

"omitohud" ucap Kong Bun Hong Tio-

"Urusan di sini telah beres, mari kita tinggalkan tempat ini"

Para ketua itu mulai meninggalkan Pek yun Kok. Kebetulan ketua Bu Tong Pay berjalan bersama Kong Bun Hong Tio dan Kong Tt seng Ceng.

"Kong Bun Hong Tio, ketua Hek Liong pergi dengan penuh dendam. Apakah dia akan muncui lagi kelak?" tanya ketua Bu Tong Pay.

"omitohud" sahut Kong Bun Hong Tio-

"Itu sulit diduga. Namun menurutku, dia tidak akan muncul lagi, sebab kepandaiannya masih setingkat di bawah kepandaian wanita berpakaian kuning itu."

"Mudah-mudahan begitu, Kong Bun Hong Tio" Ketua Bu Tong Pay menghela nafas panjang.

"omitohud" Keng Bun Hong Tio menggeleng-gelengkan kepala.

"omitohud..."

Kwee In Loan beristirahat di bawah sebuah pohon. Kemudian ia menelan tiga butir pil, dan setelah itu mulailah duduk bersila dengan mata terpejam.

Berselang beberapa saat, ia membuka matanya dan justru terbelalak, karena Si Mo dan muridnya duduk di hadapannya.

"si Mo-—" Kwee In Loan menggeleng-gelengkan kepala.

"Bagaimana keadaan lukamu?" tanya si Mo sambil memandangnya dengan penuh perhatian.

"sudah membaik" sahut Kwee In Loan.

"Kini Hek Liong Pang telah bubar, namun engkau tetap sebagai ketua golongan hitam"

"Begini—," ujar si Mo seakan mengusulkan.

"Apabila engkau setuju, kedudukanku sebagai ketua golongan hitam akan kuserahkan kepadamu."

"Terima kasih" ucap Kwee In Loan sambil menggelengkan kepala.

"Aku telah dikalahkan oleh yo sian sian, maka aku harus memperdalam kepandaianku. Aku harus membuat perhitungan dengan dia kelak,"

"Jadi engkau mau ke mana? tanya Si Mo-

"Aku...." Kwee In Loan memberitahukan.

"Aku akan pergi ke Kwan Gwa menemui Hiat Mo-" "Engkau ingin mohon bantuannya?" si Mo agak terbelalak-"Apakah Hiat Mo mau membantumu?"

"Aku hanya ingin mohon petunjuk kepadanya mengenai ilmu silat. Aku akan memperdalam kepandaianku di tempat kediamannya"

"ooohi Si Mo manggut-manggut.

"Apabila kepandaianmu sudah bertambah tinggi, tentunya engkau akan kembali ke Tionggoan kan?"

"ya."

"Kalau begitu aku akan menyerahkan jabatanku kepadamu-

"

"Itu... lihat saja kelak- sekarang aku harus berangkat ke Kwan Gwa." Kwee In Loan bangkit berdiri

"si mo sampai jumpa"

Kwee In Loan melesat pergi, sedangkan si Mo masih berdiri di tempat, sementara Kwan Pek Him, muridnya terus melamun, wajahnya tampak tidak ada semangat sama sekali.

"Hei Pek Him" bentak si Mo-

"Kenapa engkau terus melamun? Apa yang engkau pikirkan?"

"Guru—-" Kwan Pek Him menundukkan kepala-

"oooh" si Mo manggut-manggut sambil tertawa-

" Engkau sedang memikirkan gadis berpakaian merah ya?"

"Aku-—" Kepala Kwan Pek Him semakin tertunduki sedangkan si Mo menatapnya dengan tajam.

"Gadis itu tidak akan mencintaimu, karena masih ada pemuda lain. seharusnya engkau membunuh pemuda itu, agar gadis tersebut mencintaimu."

"guru...." Kwan Pek Him menggeleng-gelengkan kepala.

"Pemuda itu sangat baik terhadapku, tidak mungkin aku membunuhnya."

"Kalau begitu...," ujar si Mo dingin-

"Jangan harap gadis itu akan jatuh cinta padamu-sudahlah..jangan terus memikirkan gadis itu, mari kita pergi"

"Ya guru." Kwan Pek Him mengangguk. kemudian mereka berdua melesat pergi-

Di saat mereka melesat pergi, justru mendadak muncul Tong Koay, Lam Khie dan pak Hong.

"Kita sudah dengar, Kwee In Loan berangkat ke Kwan Gwa menemui Hiat Mo," ujar Lam Khie dan menambahkan.

"Dia akan membuat perhitungan dengan Nona yo kelak- Itu sungguh membahayakan Nona yo dan rimba persilatan"

"Kalau begitu—," sela Pak Hong serius.

"Mumpung luka Kwee In Loan belum sembuh, bagaimana kalau sekarang kita pergi membunuhnya?"

"Tidak mungkin." Lam Khie menggelengkan kepala,

"Itu adalah perbuatan pengecut, tidak boleh kita lakukan."

"Tapi—." Pak Hong mengerutkan kening.

"Itu urusan kelak, kita tidak perlu membicarakannya sekarang." tandas Lam Khie-

"Kelihatannya Kwee In Loan akan belajar ilmu silat lagi kepada Hiat Mo," ujar Tong Koay sambil menghela nafas panjang.

"Entah apa yang akan terjadi lagi kelak?"

"Itu urusan kelak, percuma kita pikirkan sekarang," ujar Lam Khie sambil tertawa.

"Ha ha ha Perutku sudah merengek-rengek minta diisi-"
DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar