Bab 33 Lam Hai Lo Ni (Biarawati Tua Laut selatan)
Yo Sian Sian sudah tiba di
tempat tinggal Lam Hai Lo Ni yang terletak di laut selatan, la duduk di hadapan
biarawati tua itu, sedangkan biarawati tua itu terus memandangnya.
"Jadi Kwee In Loan
berhasil melukaimu?"
"ya. Nenek-" yo sian
sian mengangguk.
"Kini kepandaiannya sudah
tinggi sekali, karena dia telah berhasil menguasai ilmu Hiat Mo Ciang."
"Apa?" Lam Hai Lo Ni
tampak terkejut. "Kini dia telah memiliki ilmu Hiat Mo Ciang?"
"ya. Nenek-" yo sian sian memberitahukan. "Hiat Mo yang
mengajarkannya ilmu itu."
"Hiat Mo Hiat Mo-.."
gumam Lam Hai Lo Ni dengan kening berjeerut-kerut.
"Dia-..."
" nenek kenal Hiat mo
itu?"
"Kenal." Lam Hai Lo
Ni manggut-manggut.
"sebelum kenal kakekmu,
nenek sudah kenal Hiat Mo itu"
"oh?" yo sian sian
terperangah, sebab Lam Hai Lo Ni tidak pernah menceritakannya.
"Pada waktu itu nenek
masih muda, baru berkelana di rimba persilatan," ujar Lam Hai Lo Ni dengan
mata memandang jauh ke depan. Kelihatannya ia sedang mengenang masa lalunya.
"Ketika nenek dikeroyok
para penjahat, mendadak muncul seorang pemuda berpakaian serba merah membantu
nenek-sungguh sadis pemuda berpakaian merah itu, dia membantai habis para
penjahat tersebut setelah itu, kami berkenalan."
"Lalu bagaimana?"
tanya yo sian sian tertarik,
"Ternyata dia berasal
dari Kwan Gwa, namanya siang Koan It Hang. Nenek pun memberitahukan nama nenek,
dan sejak itu kami menjadi kawan," sahut Lam Hai Lo Ni dan melanjutkan,
"Hubungan kami kian hari
kian bertambah akrab, akhirnya saling mencinta."
"oh?" yo sian sian
terbelalak.
"Kenapa Nenek tidak
menikah dengan dia, malah menikah dengan kakek?"
"Aaaah—" Lam Hai Lo
Ni menghela nafas panjang.
"Dia terlampau sadis dan
berambisi menguasai rimba persilatan, akhirnya nenek ribut dengan dia dan
sampai bertarung."
"Siapa yang menang,
Hek?"
"Tiada yang kalah dan
yang menang, sebab kepandaian kami seimbang,"jawab Lam Hai Lo Ni dan
menambahkan,
"sejak itu kami berpisah-
Dia pulang ke Kwan Gwa dan tiada kabar beritanya lagi. Tidak tahunya...."
"Nenek- aku justru tidak
mengerti kenapa Hiat Mo bersedia mengajar Kwee In Loan ilmu Hiat Mo Kang?
Apakah ada sesuatu di balik itu?"
"Hiat Mo amat licik dan
banyak akal busuknya," ujar Lam Hai Lo Ni sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Dia mengajar Kwee In
Loan ilmu Hiat Mo Kang, nenek yakin pasti dengan suatu syarat."
(Bersambung ke Bagian 17)
Jilid 17
"Nenek bisa menebak
kira-kira apa syarat itu?"
"Kwee In Loan pasti harus
mematuhi perintahnya, nenek yakin ini merupakan syaratnya."
"Kalau begitu...."
yo Sian Sian mengerutkan kening.
"Kemungkinan besar dia
akan menimbulkan bencana dalam rimba persilatan."
"Kira-kira memang
begitu." Lam Hai Lo Ni manggut-manggut, kemudian mengeluarkan suatu benda
dari dalam sebuah kotak kecil, ternyata sebuah tusuk konde.
"Nenek berikan benda ini
kepadamu, siapa tahu ada gunanya kelak."
"Tusuk konde
ini...." Dengan penuh keheranan yo Sian Sian
menerima benda tersebut.
"Hadlah dari Hiat
mo," Lam Hai Lo Ni memberitahukan.
"Apabila kelak engkau
bertemu Hiat Mo, perlihatkan tusuk rambut ini kepadanya Nenek yakin dia masih
menghargai benda ini, dan akan menuruti satu permintaanmu."
"oh?"
"Sian Sian" Lam Hai
Lo Ni menatapnya.
"Simpan baik-baik tusuk
konde itu, sebab amat berguna bagimu kelak"
"ya. Nenek." yo Sian
Sian mengangguk.
"Mulai besok..."
ujar Lam ftai Lo Ni melanjutkan,
"Nenek akan mengajarmu
Thian Sin ci (Ilmu jari Sakti Langit)"
"Terima kasih.
Nenek," ucap yo Sian Sian. la tahu ilmu itu simpanan neneknya,
"oh ya. apakah ilmu Thian
sin ci dapat mengalahkan ilmu Hiat Mo Ciang itu?"
"Ke dua ilmu itu sama
lihay dan ganas, boleh dikatakan seimbang," jawab Lam Hai Lo Ni
memberitahukan,
"oleh karena itu, ke dua
ilmu tersebut tidak dapat saling mengalahkan."
"oooh" yo sian sian
manggut-manggut.
Keesokan harinya, mulailah Lam
Hai Lo Ni mengajar yo sian sian ilmu Thian sin ci-
sementara di markas golongan
hitam yang terletak di Pek yun Kok, sedang berlangsung suatu pembicaraan serius
di ruang dalam. Mereka adalah Kwee In,Loan, si Mo dan Kwan Pek Him, murid si
Mo-
"Aku tidak habis
pikir..." ujar si Mo sambil raeng-geleng-gelengkan kepala.
"T0ng Koay, Lam Khie dan
Pak Hong entah hilang ke mana?"
"Hm" dengus Kwee In
Loan dingin.
"Aku yakin mereka bertiga
bersembunyi di suatu tempat untuk berlatih ilmu silat."
"oh?" si Mo
mengerutkan kening.
" untuk menghadapi
kita?"
"Kalau tidak—" sahut
Kwee In Loan.
"untuk apa mereka bertiga
harus bersembunyi di suatu tempat untuk berlatih ilmu silat?"
"Ngmm" si Mo
manggut-manggut.
"Kita harus ber-hati-hati
terhadap mereka. Perlukah kita mengutus beberapa orang untuk menyelidiki jejak
mereka?"
"Itu tidak perlu."
Kwee In Loan menggelengkan kepala.
"Terus terang, aku tidak
takut menghadapi mereka. Namun yang kupikirkan adalah yo sian sian, sebab
setahuku, Lam Hai Lo Ni berkepandaian amat tinggi. Kalau dia berhasil menguasai
ilmu biarawati tua itu...."
"Engkau telah memiliki
ilmu Hiat Mo Ciang, kenapa harus takut kepada yo sian sian?"
"Aku tidak merasa takut
menghadapinya, hanya saja—." Kwee In Loan menggeleng-gelengkan kepala.
"Kelak dia pasti
merupakan suatu halangan bagi kita."
"Bukankah tidak lama lagi
Hiat Mo akan ke mari? Nah, Hiat Mo pasti akan membantu kita."
"Mudah-mudahan Hiat Mo
akan membantu kita" ucap Kwee In Loan.
"Namun dia amat licik dan
banyak akal busuk, aku justru khawatir...."
"Jangan khawatir" si
Mo tersenyum.
"Dia licik harus dilawan
dengan kelicikan, dia banyak akal busuk harus dilawan dengan akal busuk pula.
ya, kan?"
"Ngmm" Kwee In Loan
manggut-manggut, kemudian bertanya,
"Kini aku adalah ketua
golongan hitam, lalu harus bagaimana menguasai rimba persilatan?"
"Itu...." si Mo
berpikir, lama sekali barulah membuka mulut.
"Menurut aku terlebih
dahulu kita harus menaklukkan Kay Pang, setelah itu barulah menaklukkan partai
Bu Tong dan siauw Lim."
"si Mo" Kwee In Loan
menatapnya seraya bertanya,
"Kenapa tidak menaklukkan
partai Bu Tong atau siauw Lim dulu?"
"Ke dua partai itu amat
kuat." si Mo menjelaskan.
"Kalau kita langsung
menyerbu Bu Tong Pay atau siauw Lim Pay, tentu pihak kita juga akan berkorban
banyak, otomatis kekuatan kita akan berkurang. Namun kalau kita menyerbu Kay
Pang, kita pasti meraih kemenangan,"
"Betul." Kwee In
Loan mengangguk.
" Kalau begitu.-."
"Aku dan Pek Him akan
berangkat ke markas Kay Pang menemui su Hong sek- ketua Kay Pang. Kalau pihak
Kay Pang tidak mau bergabung dengan kita, barulah kita serbu," ujar si Mo
mengemukakan pendapatnya.
"Bagaimana
menurutmu?"
"Baik," Kwee In Loan
manggut-manggut.
Kapan engkau dan Pek Him akan
berangkat ke markas Kay Pang?"
"Esok pagi," sahut
si Mo dan menambahkan,
"Aku sudah
memperhitungkan kekuatan Kay Pang. Ha ha ha..."
-ooo00000ooo-
Beberapa hari kemudian, si Mo
dan muridnya sudah sampai di markas Kay Pang. Betapa terkejutnya para anggota
Kay Pang ketika melihat kedatangan mereka, sebab di antara mereka ada yang
mengenal si Mo-.
"Ha ha ha" si Mo
tertawa gelak-
"Cepat katakan kepada
ketua kalian, bahwa aku dan muridku datang berkunjung"
"ya." salah seorang
anggota Kay Pang langsung berlari ke dalam markas. Tak seberapa lama kemudian,
ia sudah kembali lalu memberi hormat dan berkata,
Ketua dan Tiang lo kami sudah
menunggu, silakan masuk."
"Ha ha" si Mo
tertawa lagi sambil melangkah ke dalam, dan Kwan Pek Him mengikutinya dari
belakang.
"si Mo" sambut su
Hong sek, ketua Kay Pang. la adalah seorang wanita muda berusia tiga puluhan,
yang hingga saat ini masih belum menikah.
"Selamat datang"
"Ha ha ha" si Mo
tertawa terbahak-bahak-
"Ketua dan Tianglo Kay
Pang, apa kabar?"
"Ha ha ha" Ci Hoat
Tianglojuga tertawa gelak-
"Kami baik-baik saja-
silakan duduk"
si Mo dan muridnya duduk-
salah seorang pengemis segera menyuguhkan teh, sedangkan, su Hong sek terus
menatapnya kemudian berkata.
"si Mo berkunjung ke mari
tentunya ada suatu kepentingan, bukan?"
"Betul, betul." si
mo manggut-manggut dan memberitahukan,
"Kini aku sebagai wakil
ketua golongan hitam. Ketua nya adalah Kwee In Loan. Dia mengutus kami ke
mari."
"oh? Ada urusan apa ketua
golongan hitam mengutus kalian ke mari?" tanya su Hong sek-
"Begini—"" si
Mo tersenyum-
"Kami bermaksud mengajak
Kay Pang bergabung. Tentunya su Pangcu tidak berkeberatan kan?"
"Ajakan si Mo memang
merupakan suatu penghargaan bagi kami, tapi...." su Hong sek
menggeleng-gelengkan kepala.
"Kami merasa keberatan
sekali untuk bergabung dengan golongan hitam."
"oh?" Wajah si Mo
yang seram itu bertambah menyeramkan.
"Tahukah su Pangcu apa
akibat penolakan ini?"
"Ha ha ha" Gan Kang
Tianglo tertawa gelak- "Kami berani menolak tentunya sudah memikirkan
akibatnya-"
"oh, ya?" si Mo
tersenyum dingin.
"Kalau begitu,
tanggunglah akibatnya"
" itu sudah pasti,"
sahut Ci Hoat Tianglo.
"Pokoknya kami pasti
menanggung akibatnya. Ha ha ha"
"Baik," si Mo dan
muridnya bangkit berdiri.
"Kami mohon diri"
"silakan, silakan"
sahut su Hong sek dingin.
si Mo dan muridnya
meninggalkan markas Kay Pang, sedangkan su Hong sek. Ci Hoat dan Gan Kang
Tianglo langsung berunding.
"su Pangcu," ujar ci
Hoat Tianglo.
"Kita harus bersiap-siap,
sebab aku yakin pihak si Mo akan menyerbu ke mari."
"Betul." su Hong sek
manggut-manggut.
"Maka kita semua harus
bersiap siaga menghadapi penyerbuan pihak si Mo-"
"Aaaah--.." Coan
Kang Tianglo menghela nafas panjang.
"Kelihatannya pertempuran
besar-besaran tak terelakkan lagi, sedangkan pihak golongan hitam sudah begitu
kuat Kita...."
"Gan Kang Tianglo,"
tegas su Hong sek-
"Biar bagaimana pun kita
harus melawan mereka secara mati-matian, tidak boleh menyerah begitu
saja-"
"Betul-" Ci Hoat
Tianglo manggut-manggut. "Demi nama baik Kay pang, kita harus
berkorban." "Kalau begitu—" ujar Gan Kang Tianglo-
"Mulai sekarang,
penjagaan harus diperketat Kita kibarkan bendera perang terhadap golongan
hitam- Hidup Kay Pang Hidup Kay Pang"
"Hidup," sambung su
Hong sek dan Ci Hoat Tianglo- Para anggota yang berada di luar pun ikut
berteriak-
"Hidup Kay Pang Hidup Kay
Pang—"
-ooo00000ooo-
si Mo dan muridnya sudah
sampai di Pek yun Kok. Mereka berdua duduk di ruang depan. Kwee In Loan terus
menatap mereka dengan kening berkerut-kerut.
"Jadi ketua Kay
Pang-menolak?"
"ya." si Mo
mengangguk-
"Itu sudah kuduga
sebelumnya, maka kita punya alasan untuk menyerbu Kay Pang."
"Ngmm" Kwee In Loan
manggut-manggut.
Kalau begitu, engkau harus
segera menyusun kekuatan untuk menyerbu ke sana."
"ya. Ketua." si Mo
mengangguk dan memberitahukan,
"yang berkepandaian
tinggi di sana hanya su Hong sek, Ci Hoat dan Coan Kang Tianglo. oleh karena
itu, aku akan mengajak Liong san sin Tang (si Tongkat sakti Dari gunung Liong
san), Hek Bin Koay (siluman Muka Hitam), Pek Bin Koay (siluman Muka Putin) dan
Kwan Pek Him muridku serta puluhan anggota yang berkepandaian tinggi Dengan
kekuatan ini, aku yakin dapat menundukkan Kay Pang. Ha ha ha..."
"TapL". Kwee In Loan
mengerutkan kening.
"Mungkinkah Kay Pang akan
minta bantuan kepada partai lain?"
"Memang mungkin,
namun.-." si Mo tersenyum sambil melanjutkan,
"Tidak keburu bagi Kay
Pang untuk: minta bantuan kepada partai lain, karena kami akan berangkat ke
sana esok pagi."
"Bagus" Kwee In Loan
manggut-manggut.
"Lebih cepat lebih baik,
agar partai tain tidak sempat membantu mereka."
"Ha ha ha" si Mo
tertawa gelak-
"Pokoknya Kay Pang harus
di bawah perintah kita Ha ha ha..."
si Mo terus tertawa gelak- la
yakin sekali dapat menundukkan Kay Pang. Itu memang tidak salah, sebab ia telah
memperhitungkan kekuatan Kay pang. Apakah Kay Pang akan ditaklukkan begitu
saja? Apa pula yang akan terjadi?
sementara itu, Thio Han Liong
dan An Lok Kong cu terus melanjutkan perjalanan menuju gunung Bu Tong. Mereka
berdua melakukan perjalanan itu tidak begitu tergesa-gesa, maka An Lok Kong cu
dapat menikmati keindahan panorama.
"Kakak Han Liong, di
depan ada sebuah kedai arak-" An Lok Kong cu menunjuk ke depan.
"Bagaimana kalau kita
mampir sebentar?"
"Baik-" Thio Han
Liong mengangguk-
Mereka berdua segera menuju
kedai arak itu- Begitu mereka duduk, pelayan kedai itu langsung menghampiri
mereka-
"Tuan mau pesan arak
apa?"
"Arak wangi saja,"
sahut Thio Han Liong.
"Tuan mau pesan
makanan?"
"Baik," An Lok Kong
cu manggut-manggut.
"Sajikan beberapa macam
makanan"
"ya. Tuan." pelayan
itu mengangguk lalu pergi.
"Kakak Han Liong"
ujar An Lok Kong cu sambil menengok ke sana ke mari.
" Cukup ramai kedai arak
ini-" "ya" Thio Han Liong menatapnya,
ingat, jangan sembarangan memperlihatkan
uang mu di tempat umum, sebab akan menimbulkan niat jahat orang lain"
"ya. Kakak Han
Liong." An Lok Kong cu tersenyum.
pelayan mulai menyuguhkan arak
wangi dan beberapa macam makanan ke atas meja-
"silakan makan.
Tuan-tuan" katanya-
"Terima kasih" sahut
Thio Han Liong.
Di saat mereka berdua mulai
meneguk arak wangi itu, seorang lelaki masuk ke kedai arak itu Ketika melihat
lelaki itu, tertegunlah Thia Han Liong, karena lelaki itu ternyata seng Hwi.
"Kakak seng Hwi Kakak
seng Hwi"serunya girang.
seng Hwi menoleh kan kepalanya
dan begitu melihat Thio Han Liong, wajahnya tampak berseri.
"Ha ha ha saudara
kecil" seng Hwi seoera menghampirinya. "saudara kecil"
"Kakak seng Hwi, mari
kuperkenalkan Pemuda ini bernama Cu An Lok. kawan baikku." Thio Han Liong
memperkenalkan mereka.
"saudara Cu, selamat
bertemu" ucap Seng Hwi.
"selamat bertemu, saudara
seng Hwi" sahut An Lok Kong cu sambil tersenyum dan berkata,
"Silakan duduk"
"Terima kasih-" ucap
seng Hwi lalu duduk-
"Kakak seng Hwi, bagaimana
keadaan ibumu?" tanya Thio Han Liong.
"ibuku baik-baik
saja,"jawab seng Hwi kemudian bertanya,
"oh ya, kalian berdua mau
ke mana?"
"Mau ke gunung Bu
Tong," jawab Thio Han Liong.
"saudara kecil, saudara
Cu ini berasal dari mana?" tanya seng Hwi mendadak sambil menatap An Lok
Kong cu.
"Dari Kota raja-"
Thio Han Liong memberitahukan. "Dia adalah putra seorang pejabat tinggi
dalam istana." "oooh" seng Hwi manggut-manggut.
"saudara kecil, engkau
kenal dla di mana? Apakah engkau ke Kota raja?"
"Aku tidak ke Kotaraja,
aku kenal dia di dalam sebuah kedai teh" sahut Thio Han Liong
memberitahukan.
"Adik An Lok ingin
pesiar, maka dia ikut aku ke gunung Bu Tong."
"Pemandangan di gunung Bu
Tong memang indah sekali, tidak salah saudara Cu pesiar ke sana," ujar
seng Hwi.
"Kakak seng Hwi"
tanya Thio Han Liong.
"Engkau mau ke
mana?"
"Aku mau ke markas Kay
Pang,"jawab seng Hwi dengan wajah agak kemerah-merahan.
"Aku.,, aku mgin menemui
su Hong Sek, ketua Kay Pang."
"Kakak seng Hwi kenal
ketua Kay Pang itu?" tanya Thio Han Liong.
"Kami pernah bertemu,
maka aku ingin pergi mengunjunginya-" seng Hwi memberitahukan,
"oooh" Thio Han
Liong manggut-manggut "saudara kecil," ujar seng Hwi.
"Ayahmu kenal baik dengan
ketua dan Para Tianglo Kay Pang, bagaimana kalau kalianjuga ikut aku ke markas
Kay Pang?"
"Aku—-" Thio Han
Liong memandang An Lok Kong cu.
"Bagus" An Lok Kong
cu tampak gembira sekali.
"Aku dengar ketua Kay
Pang seorang wanita cantik yang gagah berani, aku ingin berkenalan dengan
dia-"
Kalau begitu, mari kita
berangkat sekarang" ajak seng
Hwi.
"Baiklah." Thio Han
Liong dan An Lok Kong cu mengangguk- Mereka bertiga lalu meninggalkan kedai
arak itu, langsung berangkat ke markas Kay Pang.
-ooo00000ooo-
Dua hari kemudian, mereka
bertiga sudah tiba di markas Kay Pang, Mereka tertegun karena penjagaan di sana
ketat sekali.
"siapa kalian
bertiga?" tanya para anggota Kay Pang yang bertugas menjaga di sana.
"Aku bernama seng Hwi, ke
dua kawanku ini adalah Thio Han Liong dan cu An Lok-"
"Mau apa kalian ke
mari?"
"Aku— aku ingin bertemu
su Hong sek, ketua Kay Pang"
"oh?" Anggota Kay
Pang itu menatapnya tajam, kemudian berkata,
"Kalian tunggu di sini,
aku akan ke dalam melapar"
"Terima kasih," ucap
seng Hwi.
" Heran?" Thio Han
Liong mengerutkan kening,
"suasana di sini rasanya
teoang mencekam, apakah akan terjadi sesuatu?"
"Memang
mengherankan." seng Hwi menggeleng-gelengkan kepala.
"Para anggota Kay Pang
kelihatan bersiap siaga seakan-akan menghadapi suatu penyerbuan."
"Kakak Han Liong,"
tanya An Lok Kong cu mendadak-
"Bagaimana kalau ketua
Kay Pang tidak mau menemui kita?"
"itu...." Thio Han
Liong memandang seng Hwi.
"Aku yakin—" ujar
seng Hwi.
" Ketua Kay Pang pasti
bersedia menemui kita."
Di saat itulah muncul anggota
Kay Pang tadi- Dengan tersenyum-senyum ia menghampiri mereka lalu memberi
hormat
"su Pangcu mempersilakan
kalian masuk-"
"Terima kasih," ucap
seng Hwi dengan wajah ceria, talu berjalan ke dalam diikuti Thio Han Liong dan
an Lok Kong cu dari belakang.
su Hong sek, ci Hoat dan Gan
Kang Tianglo berdiri di ruang depan menyambut kedatangan mereka.
"selamat datang, saudara
seng Hwi" ucap su Hong sek dengan senyum ramah-
"Selamat bertemu, su
Pangcu" sahut seng Hwi sambil tertawa gembira-
"silakan duduk silakan
duduk" ucap Ci Hoat Tianglo.
Mereka duduk, dan salah
seorang anggota Kay Pang seaera menyuguhkan arak wangi.
"Mari kita minum"
ucap su Hong sek sambil mengangkat minumannya.
"Mari kita bersulang atas
kedatangan saudara seng Hwi" sambung Gan Kang Tianglo sambil tertawa
gelak.
"Ha ha ha—"
Mereka bersulang, setelah itu
seng Hwi memandang su Hong sek seraya berkata.
"sudah sekian lama kita
tidak bertemu, bagaimana kabarmu selama ini?"
"Aku baik-baik
saja," sa hut su Hong sek sambil tersenyum. " Engkau bagaimana? Baik-baik
saja selama ini?"
"Terima kasih atas
perhatian su pangcu," ucap seng Hwi dengan wajah cerah-
"Aku baik-baik saja
selama ini"
"oh ya" su Hong sek
memandang Thio Han Liong.
"Kalau tidak salah,
engkau bernama Thio Han Liong. Tadi salah seorang anggota memberitahukan."
"BetuL su Pangcu."
Thio Han Liong manggut-manggut. "su Pangcu," ujar seng Hwi serius.
"Bisakah engkau menerka siapa ayahnya?"
"Ayahnya...."Su Hong
sek menatap Thio Han Liong dengan
penuh perhatian lalu berkata,
"Mirip seseorang."
"Mirip siapa?" tanya
seng Hwi.
"Mirip-... Thio Bu Ki,
penolong kami yang pernah menyelamatkan Kay Pang," jawab su Hong sek.
"Tidak salah," seng
Hwi tersenyum.
"Dia memang putra Thio Bu
Ki."
"Apa?" su Hong sek,
Ci Hoat dan Gan Kang Tianglo terperanjat.
"Thio Han Liong ini
adalah putranya?"
"Betul." seng Hwi
mengangguk dan memberitahukan,
Aku pernah salah paham
terhadap siauw Lim Pay, Adik Han Liong yang menjernihkan kesalahpahaman itu.
sejak itu kami pun menjadi sahabat"
"oooh" su Hong sek
tampak gembira sekali.
"oh ya, siapa pemuda
ini?"
"Dia kawanku, namanya Cu
An Lok dari Kotaraja." Thio Han Liong memberitahukan:
"saudara Cu" su Hong
sek tersenyum.
Engkau sungguh tampan Bahkan
saking tampan justru mirip anak gadis-"
"Betul;?" sela Thio
Han Liong.
"Dia memang mirip anak
gadis, suka cemberut dan membanting-banting kaki. Mungkin terlampau dimanjakan
oleh ke dua orang tuanya. "
"Kakak Han Liong..."
An Lok Kong cu langsung cemberut.
"Tuh Lihatlah Bukankah
dia sedang cemberut?" Thio Han Liong tertawa dan menggodanya-
"Ayoh, banting-banting
kakijuga"
"Kakak Han
Liong...." Wajah An Lok Kong cu memerah-
"Engkau jahat sekali Awas
ya"
"Eeeh?" Ci Hoat dan
Gan Kang Tianglo mengerutkan kening.
"saudara Cu memang mirip
anak gadis. Ha ha ha..." setelah suara tawa itu sirna, barulah su Hong sek
berkata.
"Han Liong, ketika aku
bertemu ayahmu, kau masih kecil-" Ketua Kay Pang memberitahukan.
"secara tidak langsung
pada waktu itu ayahmu telah menyelamatkan Kay Pang."
"oooh" Thio Han
Liong manggut-manggut.
"su Pangcu," tanya
seng Hwi.
"kenapa penjagaan di sini
kelihatan begitu ketat, bahkan para anggota bersiap-siap, kelihatan akan
menghadapi suatu pertempuran?"
"Aaai—" su Hong sek
menghela nafas panjang.
"Tujuh delapan hari yang
lalu, si Mo dan muridnya ke mari."
"oh?" Thio Han Liong
tersentak.
"Mau apa si Mo dan
muridnya ke mari?"
"Kini yang menjabat ketua
golongan hitam adalah Kwee In Loan, sedangkan si Mo sebagai wakilnya."
su Hong sek memberitahukan.
"si Mo dan muridnya ke
mari diutus Kwee In Loan, menyuruh kami bergabung dengan mereka. Aku langsung
menolak sehingga membuat si Mo
gusar sekali- Mungkin dalam waktu dekat ini mereka akan menyerbu ke mari."
"oooh" seng Hwi
manggut-manggut.
"Kalau begitu, aku siap
membantu."
"Aku juga," sambung
Thio Han Liong.
Kakak Han Liong," tanya
An Lok Kong cu. "Bo-lekah aku turut membantu?"
"sebaiknya engkau menjadi
penonton saja.Jadi aku tidak mencemaskanmu," sahut Thio Han Liong
sungguh-sungguh.
"Kakak Han
Liong...." Wajah An Lok Kong cu berubah
masam.
"Engkau jahat
sekali"
"Apa?" Thio Han
Liong tertegun,
"Itu demi keselamatanmu,
kenapa engkau malah mengatakan aku jahat?"
"Aku ingin
membantu."
"Terima kasih, terima
kasih," ucap su Hong sek-
"Ini adalah urusan Kay
Pang, kalian tidak usah bantu"
"Ini adalah urusan rimba
persilatan, maka kaum rimba persilatan harus membantu," ujar seng Hwi.
"Betul." Thio Han
Liong mengangguk.
"Dulu ayahku pernah
menyelamatkan Kay Pang. Kini Kay Pang dalam bahaya, maka aku pun harus turun
tangan membantu pula. Kalau tidak, ayahku pasti marah"
"Terima kasih," ucap
su Hong sek terharu, kemudian memandang Thio Han Liong seraya bertanya,
ibumu adalah Tio Beng yang
cantik jelita itu?" "ya."
"Ke dua orang tuamu
berada di mana sekarang?"
"Berada di pulau Hong
Hoang to-" Thio Han Liong memberitahukan.
"Belasan tahun lalu, Cu
Goan ciang mengutus sembilan Dhalai Lhama dan pasukan pengawal istana menyerbu
ke pulau Hong Hoang TO—,"
Thio Han Liong menutur tentang
kejadian itu, su Hong sek dan lainnya mendengarkan dengan penuh perhatian.
"Aaai—" Ci Hoat
Tianglo menghela nafas panjang.
"Thio Kauwcu yang berjasa
menumbangkan Dinasti Goan, tapi Cu Goan ciang yang berlaku curang merebut tahta
kerajaan. Karena itu, Thio Kauwcu langsung mengundurkan diri, dan menyerahkan
jabatannya kepada yo siauw. Akhirnya Cu cioan ciang berhasil menjadi
kaisar...."
"Setelah menjadi kaisar,
cu Goan ciang masih terus menyuruh pasukan pilihan untuk membunuh ayahku."
Thio Han Liong menggeleng-gelengkan kepala.
"Maka terpaksalah ke dua
orang tuaku kabur ke pulau Hong Hoang to di Pak Hai."
"Padahal..." ujar
Gan Kang Tianglo.
"Cu Goan ciang adalah
mantan anak buah ayahmu, tapi justru dia bersekongkol dengan beberapa orang
mengkhianati ayahmu."
"Han Liong," tanya
su Hong sek mendadak-
"Kenapa engkau tidak
pergi membunuh cu Goan Ciang?"
"Kata ayah, kalau aku
pergi membunuh Cu Goan ciang, malah akan membuat rakyat menderita. Kini rakyat
sudah hidup tenang dan makmur, lalu untuk apa aku harus membunuh Cu Goan
ciang?" jawab Thio Han Liong memberitahukan.
"Tapi mungkin aku akan
menemui Cu Goan ciang kelak-"
Kakak Han Liong, mau apa
engkau menemui kaisar?" tanya An Lok Kong cu sambil menatapnya.
"Mau mencacinya, sebab Cu
Goan ciang yang mengutus sembilan Dhalai Lhama dan pasukan pilihan menyerbu
pulau Hong Hoang to- Bibi Ciu Cijiak mati di tangan sembilan Dhalai Lhama itu
dan ke dua orang tuakupun terluka, bahkan wajah mereka hangus terbakar oleh
Liak Hwee Tan," sahut Thio Han Liong dan menambahkan,
"oleh karena itu, aku
akan pergi mencaci Cu cioan ciang." "yaah" seng Hwi menghela
nafas panjang.
"Kini cu cioan ciang amat
dicintai rakyat Tiada seorang rakyat pun tahu kelicikannya sebelum jadi
kaisar."
"su Pangcu" Thio Han
Liong mengalihkan pembicaraan, "Kira-kira kapan pihak si Mo akan menyerbu
ke mari?"
"Mungkin dalam sehari dua
hari ini" sahut su Hong sek-"Maka kami bersiap-siap menghadapi
serbuan itu."
"Kenapa su Pangcu tidak
minta bantuan kepada partai lain?" tanya seng Hwi.
"Tidak keburu." su
Hong sek menggeleng-geleng kan kepala.
"Kalian kebetulan ke
nari, kalau tidak...."
"Su Pangcu," ujar
seng Hwi sungguh-sungguh-
"Aku bersedia berkorban
demi su Pangcu, maksudku demi Kay Pang."
"Terima kasih, saudara
seng Hwi," ucap su Hong sek dengan wajah agak kemerah-merahan.
"Ha ha ha" Ci Hoat
Tianglo tertawa gelak.
"Kalau begitu, kalian
harus tinggal di sini"
"Betul." su Hong sek
mengangguk-
"Mereka harus tinggal di
sini. Thio Han Liong dan saudara Cu satu kamar, sedangkan saudara seng
Hwi...."
"Aku tidur di mana pun
tidak jadi masalah," ujar seng Hwi cepat.
"Ha ha ha" Coan Kang
Tianglo tertawa-
"saudara seng Hwi, kamar
di sini banyak sekali, jangan khawatir"
"Terima kasih,
Tianglo," ucap seng Hwi. "Baiklah-" su Hong sek bangkit berdiri
"Mari ku-antar kalian ke kamar" -ooo00000ooo-