Anak Naga (Bu Lim Hong yun) Bab 40: BuBeng sian su (Padri Tua Tanpa Hama)

Anak Naga (Bu Lim Hong yun) Bab 40: BuBeng sian su (Padri Tua Tanpa Hama)
Bab 40 BuBeng sian su (Padri Tua Tanpa Hama)

Setelah meninggalkan lembah Pek Yun Kok, Thio Han Liong lalu beristirahat di tepi sungai, la duduk melamun kemudian bergumam sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Bagaimana mungkin aku dapat mengalahkan Hiat Mo-Kalaupun aku terus berlatih sepuluh tahun lagi, belum tentu dapat mengalahkannya. Aaaah-—"

Thio Han Liong mengambil sebuah batu kecil, dilemparkannya ke dalam sungai itu. setelah itu, ia menundukkan kepala lalu terbelalak- Ternyata ia melihat seekor semut sedang menarik bangkai seekor capung, capung itu begitu besar, sebaliknya semut itu kecil sekali.

Akan tetapi, semut itu terus menariknya dan berhasil meskipun sedikit demi sedikit.

Thio Han Liong menyaksikannya dengan penuh perhatian. Tak seberapa lama kemudian, semut itu beristirahat, setelah itu, mulai lagi menarik bangkai capung itu.

"Semut," ujar Thio Han Liong sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"sampai kapan engkau akan berhasil menyeret bangkai capung itu ke tempatmu? Tidak mungkin engkau akan berhasil menyeret bangkai capung itu ke tempatmu."

Namun semut itu terus menyeret bangkai capung tersebut. Tiba-tiba Thio Han Liong tersentak-

"semut merupakan binatang yang begitu kecil, tapi kelihatan tidak putus asa sama sekali. Aku adalah manusia yang berakal budi, kenapa begitu cepat putus asa? Aaaah... aku sungguh malu kepada semut kecil itu"

Usai bergumam, Thio Han Liong lalu mengangkat bangkai capung berikut semut itu untuk didekatkan dengan sarang semut tersebut.

"Aku tidak boleh putus asa Aku tidak boleh putus asa" ujar Thio Han Liong dan mulai bersemangat.

"Aku harus ke gunung soat san untuk melatih ilmu silatku, setelah itu aku harus mencari Teratai saiju."

Thio Han Liong mulai melakukan perjalanan menuju gunung soat soRV"- Tujuh delapan hari kemudian, sampailah ia di gunung itu dan langsung menuju gua hangat.

Begitu memasuki gua hangat tersebut, diciumnya semacam aroma yang amat wangi, yang sudah barang tentu membuat perutnya menjadi lapar sekali.

Thio Han Liong menengok ke sana ke mari. Dilihat-nya sebuah tumbuhan di tengah-tengah telaga kecil. Tumbuhan

itu agak pendek dan hanya berbuah satu yang tampak merah tua. Ternyata buah itulah yang menyiarkan aroma harum.

Takayal lagi Thio Han Liong sebera meloncat ke tengah-tengah telaga yang merupakan sebidang tanah itu. Disaat sepasang kakinya menginjak tanah, di saat itu pun buah tersebut jatuh.

Thio Han Liong bergerak secara reflek menangkap buah itu, maka buah itu tidak jatuh ke tanah- Aroma harum dari buah itu membuat Thio Han Liong semakin merasa lapar, maka tanpa banyak berpikir lagi ia langsung memakan buah tersebut- Dalam sekejap, buah yang lembek dan bukan main manisnya itu telah habis dimakannya-

Karena yakin bahwa itu buah mujizat, maka dicabutnya pohon keci itu berikut akarnya, lalu meloncat ke tempat lain.

Justru terjadi hal yang aneh, tanah yang di tengah-tengah telaga itu mendadak tenggelam. Thio Han Liong terbelalak menyaksikannya. Di saat bersamaan sekujur badannya terasa panas sekali.

sekonyong-konyong tampak sosok bayangan berkelebat ke dalam gua itu Thio Han Liong terkejut bukan kepalang, setelah ditegasinya, bayangan itu ternyata seorang tua berpakaian serba putih Jenggotnya putih panjang sebatas dada dan kepalanya digulung- gulung dengan kain putih pula.

"Amitaba" ucap orang tua itu sambil memandang pohon pendek yang berada di tangan Thio Han Liong.

"Anak muda, engkau telah makan buah itu?"

"ya," sahut Thio Han Liong, yang kini merasa mukanya pun panas sekali.

" Amitaba" orang tua itu menghela nafas panjang.

"engkau telah memakannya pertanda engkau yang berjodoh- Baiklah, aku akan memeriksa badanmu."

orangtua itu memeriksa nadi tangan Thio Han Liong, kemudian manggut-manggut seraya berkata.

"Engkau pernah belajar Kiu yang sin Kang dan Kiam Kun Taylo Ie sin Rang, bahkan juga pernah belajar Kiu Im sin Kang, tapi belum dalam."

orangtua itu tersenyum lembut. Jalan darah jin tokmu sudah terbuka, kini engkau pun sudah makan buah itu, maka Iweekangmu akan mencapai tingkat yang amat tinggi."

"Locianpwee—." Thio Han Liong memberitahukan.

"sekujur badanku terasa seperti terbakar."

"Itu tidak apa-apa," sahut orangtua itu dan menambahkan.

"Aku akan membantu, cepatlah engkau duduk bersila"

Thio Han Liong menurut dan segera duduk bersila, orangtua itu menempelkan sepasang telapak tangannya pada punggung Thio Han Liong dan berkata.

"Kerahkaniah Kiu yang sin Kang mu dan jangan berhenti sebelum kusuruh"

Thio Han Liong mengangguk lalu mulai mengerahkan Kiu Yang sin Kang. Di saat bersamaan, ia merasa ada semacam tenaga mengalir ke dalam tubuhnya melalui punggungnya. Berselang beberapa saat kemudian, orangtua itu berkata.

"Sekarang engkau boleh mengerahkan Kian Kun Taylo Ie sin Kang.«

Thio Han Liong seoera mengerahkan sin Kang tersebut dan tak seberapa lama kemudian orangtua itu berkata lagi.

"Cukup,"

orangtua itu menurunkan sepasang telapak tangannya dari punggung Thio Han Liong. Kini pemuda itu tidak merasa panas lagi sekujur badannya, sebaliknya malah merasa segar sekali-

"Terima kasih atas bantuan Locianpwee," ucapnya sambil memberi hormat.

"Amitaba" orangtua itu tersenyum.

"Bagus. bagus, hatimu memang bersih"

"Locianpwee berasal dari mana?"

"Aku berasal dari Thian Tok (India)."

"Maaf, bolehkah aku tahu siapa Locianpwee?"

"Ha ha ha" orangtua itu tertawa.

"Aku sendiri pun sudah lupa siapa diriku, mungkin karena aku sudah pikun. Tapi engkau boleh memanggilku Bu Beng sian su (Padri Tua Tanpa Nama)"

"BuBeng sian su?"

"ya."BuBeng Siansu manggut-manggut.

"Anak muda, siapa engkau dan kenapa berada di dalam gua hangat ini?"

"sian su, namaku Thio Han Liong. Berapa tahun lalu aku kc mari mencari Teratai saiju, tidak berhasil malah menemukan gua ini." Thio Han Liong memberitahukan.

"Aku berlatih ilmu silatku, beberapa tahun kemudian barulah aku meninggalkan gua ini."

"oooh" BuBeng sian su manggut-manggut dan tersenyum lembut.

"Belasan tahun lalu, aku yang menemukan gua ini. Aku membersihkannya lalu tinggal di sini. Tapi beberapa tahun lalu, aku meninggalkan gua ini kembali ke Thian Tok (India)."

"oh?" Thio Han Liong tercengang.

"sian su adalah orang Thian Tok?"

"Ya." BuBeng sian su mengangguk-

"Aku padri dari Thian Tok, namun sering mengunjungi Tionggoan, maka fasih berbahasa Han."

"oh ya" tanya Thio Han Liong.

"Kenapa sian su tinggal di dalam gua ini? Apakah sian su sedang bertapa?"

"Boleh dikatakan begitu, tapi tujuanku adalah menunggu buah yang tumbuh di pohon pendek yang di tengah-tengah telaga itu." BuBeng sian su menunjuk ke tengah telaga, yang tanahnya telah tenggelam itu.

"sian su, aku mohon maaf karena telah makan buah itu" ucap Thio Han Liong.

"Aku sudah tahu." Bu Beng sian su manggut-manggut.

"Engkau yang berjodoh dengan buah itu, sedangkan aku cuma berjodoh melihatnya."

"Sian su...."

"Itu memang sudah merupakan suatu takdir, sebab engkau dapat menyambut buah itu tepat pada waktunya dan memakannya. Apabila buah itu jatuh ke tanah maka akan lumer dalam waktu sekejap- Engkau sungguh beruntung berhasil memakannya"

"oh?" tanya Tio Han Liong,

"sian su tahu buah apa itu?"

"Itu buah mujizat, khasiatnya mempertinggi Lwee-kangmu," jawab Bu Beng Sian Su menjelaskan.

"Tadi aku telah membantumu dengan Iweekang ku, namun itu bukan berarti engkau telah memiliki Iweekang yang linggi sekali, sebab aku masih harus membantumu empat puluh

sembilan hari. selelah itu, engkau pun masih harus terus berlatih."

" Kira-kira aku harus berlatih beberapa lama?"

"sekitar lima tahun. Pada waktu itu, Iweekang mu sudah mencapai taraf yang amat tinggi."

"oh?" Thio Han Liong girang bukan main.

"Maaf, sian su, bolehkah aku bertanya sesuatu kepada sian su?"

"silakan" Bu Beng sian su tersenyum lembut.

"Kita memang berjodoh, maka engkau boleh bertanya apa pun."

"Sian su mahir ilmu silat?"

"Bukan cuma mahir, bahkan aku ahli dalam bidang silat dan Iweekang." Bu Beng sian su memberitahukan

"Akan tetapi, namaku sama sekali tidak tersohor." "Kenapa begitu?" tanya Thio Han Liong dengan rasa heran.

"Sebab aku tidak pernah memamerkan ilmu silatku," sahut Bu Beng siansu dengan tersenyum.

Aku pernah mengunjungi Persia, Nepal, Tibet, Tayli, sin Kiang, Miauw dan Turki. Karena itu, aku fasih beberapa bahasa."

"oh?" Bukan main kagumnya Thio Han Liong.

"Kalau begitu, Sian Su pasti kenal Guru Besar Thio sam Hong."

"Ha ha ha" BuBeng sian su tertawa gelak-

"Aku memang kenal Tiiio sam Hong, Kwee siang, yo Ko, siauw Liong Nie, Kwee Ceng dan oey yong. Tapi justru mereka tidak mengenalku."

"Lho?" Thio Han Liong heran.

"Kenapa begitu?"

"sebab aku tidak pernah memperkenalkan diri, lagi pula aku pun tidak pernah memamerkan ilmu silatku, maka aku dianggap sebagai padri biasa." BuBeng sian su memberitahukan.

Thio Han Liong terbelalak mendengar ucapan itu.

Kalau begitu, kini sian su sudah berusia berapa?" "Sudah lupa," sahut BuBeng sian su sambil tersenyum.

"Aku yakin-..." Thio Han Liong menatapnya dengan penuh perhatian.

"siansu pasti lebih tua dari Guru Besar sam Hong. ya, kan?"

"Ketika aku bertemu Thio sam Hong dan Kwee siang, mereka berdua masih kecil, sedangkan aku sudah berusia lima puluhan. Kini berapa usiaku, aku sudah tak bisa menghitungnya."

"Haaah—?" Thio Han Liong terbelalak-

Bu Beng sian su menatapnya lembut seraya berkata. "Engkau memang ditakdirkan menjadi eorang pendekar

besar, lagi pula engkau berhati bajik dan berjodoh denganku, oleh karena itu, aku harus menyempurnakan dirimu. Tapi engkau harus ingat, jangan angkuh dan suka menyombongkan diri"

"Ya, sian su." Thio Han Liong mengangguk-

"Engkau sudah memiliki dasar-dasar Iweekang Kiu yang sin Kang, Kian Kun Taylo le sin Kang dan Kiu Im sin Kang yang amat kuat- Tapi engkau belum mencapai pada tingkat puncaknya," ujar Bu Beng siansu memberitahukan.

"Kiu yang dan Kiu yang Gin Keng berasal dari Thian Tok, namun telah diubah oleh Tatmo Couwsu. sedangkan Kian Kun Taylo le Cin Keng berasal dari Persia, itu sebagai ilmu pelindung agama Terang. engkau memiliki ilmu Kian Kun Taylo le sin Kang, pertanda engkau adalah anak Thio Bu Ki. ya, kan?"

"Betul, siansu-"

"Ayahmu berjiwa besar dan tergolong pahlawan, karena dia yang menggulingkan Dinasti Goan (Mongol), yang menjajah daratan Tionggoan," ujar Bu Beng siansu dan melanjutkan.

"Kita bertemu di dalam gua ini, berarti kita memang berjodoh. Maka aku harus menyempurnakan ilmu silatmu agar kelak engkau dapat membasmi kaum setan iblis dalam rimba persilatan."

"Terima kasih, sian su." Thio Han Liong segera bersujud di hadapan Bu Beng sian su.

"Banguniah" Bu Beng sian su tersenyum lembut.

"ya, sian su." Thio Han Liong bangun, lalu duduk di hadapannya, setelah itu ia pun bertanya.

"sian su pernah ke Tibet, tentunya tahu sembilan Dhalai Lhama yang berkepandaian tinggi itu."

"Ngmm"BuBeng siansu manggut-manggut.

"Aku memang tahu tentang mereka. Kenapa engkau menanyakan itu?"

"Karena bibiku mati di tangan mereka dan kedua orangtua ku pun nyaris mati di tangan mereka pula...."

Thio Han Liong menutur tentang kejadian itu.

"Amitaba" ucap BuBeng siansu-

"Para Dhalai Lhama itu amat dihormati di daerah Tibet, namun mereka masih berhati tamak, sehingga melakukan perbuatan itu. Mereka memang berkepandaian tinggi sekali, terutama ilmu le Kang Tui Tik (Memindahkan Iweekang Meng-gempur Musuh)- Itu merupakan ilmu yang sangat lihay dan dahsyat. Ayahmu pasti terluka oleh ilmu itu."

"Betul, sian su." Thio Han Liong mengangguk dan bertanya.

"Sian su, harus dengan ilmu apa memecahkan ilmu le Kang Tui Tik itu?"

"Cukup dengan ilmu Kiu yang sin Kang dan Kian Kun Taylo Ie sin Kang" jawab BuBeng sian su memberitahukan.

"sebab setelah engkau makan buah itu Iweekang mu bertambah tinggi, lagi pula akan kubantu engkau empat puluh sembilan hari dengan Iweekang ku. Maka Iweekangmu akan mencapai taraf yang tertinggi. Tapi itu bukan berarti engkau dapat menyambut serangan le Kang Tai Tik ilu, karena Iweekang sembilan Dhalai Lhama ilu bergabung untuk menyerang. Bayangkan betapa dahsyatnya serangan itu, mampukah engkau menyambut serangannya itu?"

"Kalau begitu..." Thio Han Liong menghela nafas panjang. "walau aku sudah makan buah ilu, tapi... juga percuma." "Tidak percuma. sebab engkau akan memiliki Lweekang

yang amat tinggi. Aku pun akan memberi petunjuk kepadamu cara memecahkan ilmu Ie Kang Tui Tik itu"

"oh"-"" Wajah Thio Han Liong langsung berseri.

"Terima kasih, sian su."

"Lewat empat puluh sembilan hari, engkau harus berlatih sendiri di sini," ujar Bu Beng sian su sambil menunjuk telaga itu.

"Air telaga itu dingin bukan main. Lewat empat puluh sembilan hari, engkau harus berlatih sendiri di dalam telaga itu dalam keadaan telanjang."

"Kenapa aku harus berlatih di dalam telaga itu?" tanya Thio Han Liong heran.,

"Engkau harus tahu, air telaga bersumber pada air inti es yang di dalam perut gunung soan san ini, maka dingin luar biasa. Kalau engkau sudah tidak merasa dingin di dalam telaga itu, pertanda Iweekang mu sudah tinggi." Bu Beng Sian Su memberitahukan,

"setelah itu, engkau harus mulai menyelam. Dt dasar telaga itu terdapat arus yang amat deras. Engkau harus bertahan di situ agar tidak terdorong oleh arus itu Kalau engkau berhasil menahan arus yang didasar telaga itu, maka engkau boleh meninggalkan gua ini."

"Berarti Iweekang ku sudah mencapai taraf yang amat tinggi?"

"ya."BuBeng siansu manggut-manggut dan menambahkan,

"itulah saatnya bagimu membasmi setan iblis dalam rimba persilatan."

"oh ya" Thio Han Liong teringat sesuatu dan langsung bertanya.

"sian su kenal Hiat MO?"

"Aku kenal Hiat Mo generasi kedua, juga tahu tentang Hiat Mo generasi perlama dan Hiat Mo generasi yang ketiga,"jawab Bu Beng sian su.

"Hiat Mo generasi pertama amal berambisi, HiatMo generasi kedua berhati penuh welas asih, HiatMo generasi keliga persis seperti HiatMo generasi pertama, berhati kejam dan amat

berambisi pula, ilmu yang diandalkan adalah ilmu Hiat Mo Kang."

"sian su. bagaimana cara memecahkan ilmu Hiat Mo Kang?" tanya Thio Han Liong.

"Kenapa engkau menanyakan itu?"

"sebab...." Thio Han Liong menutur tentang Tan Giok Cu

yang ditangkap dan lain sebagainya, lalu menambahkan.

"sian su, biar bagaimanapun aku harus dapat mengalahkannya. Kalau tidak. Tan Giok Cu pasti tidak bisa selamat."

"Beberapa tahun kemudian, engkau pasti dapat mengalahkannya," sahut BuBeng siansu dengan sungguh-sungguh-

"Hanya saja...."

"Hanya saja apa?"

"Hiat Mo memiliki ilmu sesat dan ilmu sihir- sungguh hebat kedua macam ilmunya itu, terus terang...."BuBeng siansu menatapnya seraya berkata.

"Engkau masih belum mampu menghadapi kedua macam ilmunya itu."

"Siansu, aku mohon petunjuk-"

"Ngmm" BuBeng sian su manggut-manggut dan berkata.

"Hiat Mo pun memiliki sebuah suling ajaib, orang yang di bawah pengaruh ilmunya, pasti akan menuruti irama sulingnya itu untuk membunuh."

"oh?" Thio Han Liong terbelalak-

"Engkau tidak usah cemas." BuBeng sian su tersenyum.

"untuk mengatasi ilmu sesat dan ilmu sihir Hiat Mo, aku akan mengajarmu ilmu Hok Mo sin Kang (Ilmu Penakluk iblis), Ilmu tersebut khusus untuk menghadapi berbagai macam ilmu sesat, ilmu hitam dan ilmu sihir-"

"Terima kasih, sian su."

"Han Liong" BuBeng sian su tersenyum.

"Akupun akan menghadiahkan sebuah lonceng kecil yang sakti kepadamu."

BuBeng Sian Su mengeluarkan sebuah lonceng kecil, lalu diberikan kepada Thio Han Liong.

"Terima kasih, sian su," ucap Thio Han Liong dan bertanya. "Apa kegunaan lonceng kecil ini?"

"Untuk melawan suara sulingnya, sekaligus membuyarkan ilmu sihirnya yang telah mempengaruhi orang-orang tertentu."

"Kalau begitu... Giok Cu...."

"siapa yang telah terpengaruh oleh ilmu sesat atau ilmu sihir Hiat Mo, otomatis akan buyar dengan sendirinya, apabila mendengar suara lonceng kecil ini."

"oh?" Thio Han Liong girang bukan main.

"sebelum membunyikan lonceng kecil ini, engkau harus mengerahkan Hok Mo Sin kang." BuBeng sian su memberitahukan.

"Akupun akan mengajarmu cara membunyikan iramanya."

"Terima kasih, sian su," ucap Thio Han Liong.

"oh ya, sian su tahu buah apa yang kumakan tadi?"

"Itu adalah buah soat san Ling che (Buah Mujizat gunung soat san)." BuBeng sian su memberitahukan,

"soat san Ling che hanya berbuah lima ratus tahun sekali. Aku yang menunggu buah itu, tapi engkau yang memakannya, bahkan mencabut pohonnya." "Maaf, sian SU"

"Amitaba" ucap BuBeng siansu.

"Buah itu memang telah ditakdirkan untukmu, begitu pula pohonnya. Kini engkau sudah kebal terhadap racun apa pun, sungguh beruntung engkau"

"oh ya, sian su," tanya Thio Han Liong mendadak-"Teratai saiju berada di mana?"

"Engkau tidak usah mencari Teratai saiju lagi," sahut Bu Beng sian su dengan tersenyum-

"Kalau begitu-—" Wajah Thio Han Liong berubah murung. "wajah kedua orangtuaku—."

"Jangan khawatir" Bu Beng sian su memandang seraya berkata.

"Daun pohon soat san Ling che dapat menyembuhkan wajah kedua orang tuamu, sedangkan akarnya akan kuramu menjadi obat penawar racun, setelah itu akan kuberikan kepadamu."

"Terima kasih, sian su," ucap Thio Han Liong dan memberitahukan.

"Terus terang, aku mengerti sedikit ilmu pengobatan."

"Ayah mu yang mengajarmu, kan?"

"Betul, sian su."

"Ngmm"BuBeng siansu manggut-manggut.

"Kalau begitu, aku pun akan memberi petunjuk tentang ilmu pengobatan, agai engkau bisa mengamalkannya-"

"Terima kasih, sian su" ucap Thio Han Liong.

"Terima kasih-—"

sejak itu Bu Beng siansu menggemblengnya dengan sungguh-sungguh, bahkan juga menyempurnakan Iweekangnya. sebulan kemudian, mulailah Bu Beng sian su mengajar Thio Han Liong ilmu Penakluk iblis, juga mengajarnya cara membunyikan lonceng sakti berikut iramanya, setelah Thio Han Liong menguasai ilmu tersebut. Bu Beng sian supun memberi petunjuk mengenai ilmu pengobatan.

"Han Liong...," ujar Bu Beng siansu sambil memandangnya lembut.

"Mulai hari ini aku akan mengajarmu semacam ilmu yang ada hubungannya dengan ilmu Kian Kun Taylo Ie atau ilmu Thay Kek Kun. namun ilmu yang akan kuajarkan kepadamu itu lebih lihay dan dahsyat dari kedua ilmu itu."

"oh?" Thio Han Liong terbelalak-

"Itu adalah ilmu Kian Kun Taylo sin Kang (Tenaga sakti Alam semesta)." BuBeng sian su memberitahukan.

"Ilmu tersebut dapat menyambut Iweekang pihak lawan sekaligus menyerang pihak lawan dengan Iweekangnya itu Ilmu tersebut terdiri dari tiga jurus, yakni Kian Kun Taylo Bu Pien (Alam semesta Tiada Batas), Kian Kun Taylo Hap it (segala-galanya Menyatu Di Alam semesta) dan jurus ke tiga adalah Kiau Kun Taylo Kwi Cong (segala-galanya Kembali Ke Alam semesta) Kalau tidak terpaksa, janganlah engkau mengeluarkan ilmu itu."

(Bersambung keBagian- 21)

Jilid 21

"Ya, Sian Su." Thio Han Liong mengangguk.

"Sebelum mengerahkan Kian Kun Taylo Sin Kang, terlebih dahulu engkau harus menghimpun Kiu Yang Sin Kang untuk melindungi diri, agar jantungmu tidak tergetar oleh gempuran Iweekang pihak lawan."

"Ya, Sian Su."

"ingat, engkau tidak boleh melatih Kiu Im Sin Kang" ujar Bu Beng Sian Su mengingatkannya.

"Apabila engkaujuga melatih Sin Kang itu, sudah barang tentu akan membuat putus seluruh urat nadimu."

"Kenapa begitu?" tanya Thio Han Liong terkejut.

"Engkau telah memiliki Kiu Yang Sin Kang dan Kian Kun Taylo Sin Kang, Kian Kun Taylo Sin Kang dan Kian Kun Taylo Ie Sin Kang yang boleh dikatakan merupakan saudara kandung, itu tidak jadi masalah. Tapi kalau engkau juga melatih Kiu Im Sin Kang, akan terjadi pergolakan Iweekang dalam dirimu sendiri, akhirnya semua urat nadimu akan putus."

"Aku pasti menuruti nasihat Sian Su," ujar Thio Han Liong sambil mengangguk.

"terima kasih, Sian su."

Bu Beng sian Su mulai mengajar Thio Han Liong, Kian Kun Taylo Sin Kang. Belasan hari kemudian, Thio Han Liong telah menguasai ilmu tersebut, hanya tinggal melatihya. oleh karena itu. Bu Beng sian su berkata.

"Han Liong, hari ini saatnya kita berpisah-"

"sian su mau pergi ke mana?" tanya Thio Han Liong dengan mata basah-

"Aku mau pergi ke gunung Thian san, " jawab Bu Beng sian su memberitahukan.

gunung Thian san ditutupi saiju sepanjang tahun, namun pemandangan di sana sungguh indah menakjubkan, maka aku ingin menetap di sana."

"Sian su," tanya Thio Han Liong.

"Bolehkah aku kc sana kelak?"

"itu terserah engkau." Bu Beng sian su tersenyum.

"Namun belum tentu kita akan berjumpa."

"Kenapa?"

"Jodoh kita sudah habis, maka sulit bagi kita berjumpa kembali."

"sian su...." Thio Han Liong bersujud dihadapannya.

"Terimalah sujudku ini"

Bu Beng sian su membelainya seraya berkata.

"Jangan lupa, engkau harus terus berlatih di dalam telaga itu setelah engkau merasa tidak dingin, engkau pun harus menyelam berlatih di dasar telaga untuk melawan arus. Kerahkanlah Kian Kun Taylo sin Kang Apabila sudah kuat menahan arus ang ada di dasar telaga itu, barulah engkau boleh meninggalkan gua ini."

"ya, siansu." Thio Han Liong mengangguk.

Di saat itulah Bu Beng sian su melesat pergi laksana kilat, sayup,sayup terdengar suara seruannya yang amat halus.

"Han Liong, bangunlah"

Thio Han Liong mendongakkan kepala. Betapa terkejutnya karena Bu Beng sian su sudah tidak berada di hadapannya.

"sian su sian su..." teriak Thio Han Liong sambil berlari ke luar. namun yang dilihatnya hanya salju belaka, tiada tampak bayangan Bu Beng siansu. Thio Han Liong bersujud lagi di luar gua, lama sekali barulah ia kembali ke dalam.

la mendekati telaga itu, lalu melepaskan semua pukaiannya. setelah itu perlahan-lahan dimasukkannya sebelah kakinya ke dalam telaga. Begitu ujung kakinya menyentuh air, langsung saja ditariknya kembali kakinya itu ke atas.

" Haaah—?" Thio Han Liong tampak terkejut sekali.

"Kenapa air telaga ini sedemikian dingin? Bagaimana mungkin aku berlatih di dalam telaga ini?"

Thio Han Liong menggeleng-gelengkan kepala kemudian terus menatap air telaga itu dengan mata tak berkedip-

"Menghadapi air telaga saja aku sudah takut, apalagi menghadapi musuh tangguh? sungguh tak berguna diriku ini Dasar... pengecut" gumamnya dan melanjutkan.

"Tidak Aku tidak boleh menjadi pengecut Biar bagaimanapun aku harus berlatih di dalam telaga ini"

Perlahan-lahan Thio Han Liong masuk ke dalam telaga itu. Belumjuga seluruh tubuhnya terendam, bibirnya sudah bergemetar saking kedinginan, la cepat-cepat mengerahkan

Kiu yang sin Kang, namun badannya tetap menggigil kedinginan. Tidak sampai sepeminum teh, ia sudah meloncat ke atas lalu duduk di tepi telaga dengan sekujur tubuh menggigil kedinginan. Berselang sesaat ia turun lagi ke dalam telaga sekaligus mengerahkan Kiu yang sin Kang. Begitulah ia terus melatih Kiu yang sin Kang di dalam telaga yang airnya amat dingin itu.

-ooo00000ooo-

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

1 komentar

  1. Bagus aku suka