Beruang Salju Bab 09 Pertolongan Pendekar Muda Simpatik

Beruang Salju Bab 09 Pertolongan Pendekar Muda Simpatik

09 Pertolongan Pendekar Muda Simpatik

“Aku ingin menyarankan, apakah tidak....., tidak sebaiknya bayi yang telah menjadi mayat ini dikubur saja.......?” menyahuti Lie Ko Tie.

Muka Tok-kui-sin-jie Khiu Bok Lan jadi berubah merah padam. Matanya mendelik mengawasi Lie Ko Tie.

“Apa kau bilang?” katanya dengan suara yang mengandung kemarahan.

Ko Tie jadi bungkam, ia jadi ketakutan melihat Khiu Bok Lan dalam keadaan marah seperti itu. Anak ini telah menundukkan kepalanya dalam-dalam tetapi sepasang tangannya yang menggendong bayi tersebut jadi menggigil semakin keras.

Khiu Bok Lan telah tertawa dingin, katanya: “Bocah, engkau bicara terlalu sembarangan..... engkau menganjurkan aku agar mengubur anakku itu?”

Ko Tie mengangkat kepalanya dan ia mengangguk ragu. Tetapi ketika sinar matanya bentrok dengan mata Khiu Bok Lan, ia telah menunduk kembali.

Waktu itu Khiu Bok Lan telah berdiri dari duduknya, ia menghampiri Ko Tie. Sinar matanya sangat tajam, mengandung kemarahan.

Ko Tie jadi ketakutan, dan ia menunduk saja dengan sepasang tangan yang semakin gemetaran. Ia kuatir kalau-kalau dirinya disiksa oleh wanita iblis tersebut.

“Bocah!” tiba-tiba Khiu Bok Lan membentak dengan suara yang keras, di mana ia telah berkata dengan sikap yang mengancam. “Rupanya mulutmu itu perlu dirobek!”

Ko Tie semakin ketakutan. Sepasang tangannya yang memang telah menggigil jadi semakin menggigil keras. Dan tahu-tahu mayat bayi dalam gendongannya telah terlepas di mana mayat bayi tersebut telah menggelinding jatuh di tanah.

“Ohhh, kau membanting anakku? Anakku..... anakku!” teriak Khiu Bok Lan sambil melompat dan mengambil mayat bayi itu, yang digendongnya dalam rangkulannya.

Ko Tie sendiri jadi semakin ketakutan. Ia telah berdiri dari duduknya dan telah beringsut ke dekat sebuah batu lainnya. Maksudnya jika memang Khiu Bok Lan hendak memukulnya, ia akan melarikan diri.

Di waktu itu setelah menggendong mayat bayinya, Khiu Bok Lan dengan suara bengis berkata kepada Ko Tie: “Bocah jahat engkau membanting anakku dan engkau harus dihajar sepuluh kali bantingan.....” Sambil berkata begitu, tubuh Khiu Bok Lan telah mencelat ke samping Ko Tie. Dengan menpergunakan tangannya yang satu, ia telah mencengkeram pundak Ko Tie.

Dan di waktu itulah, sekali menghentak tubuh Ko Tie telah terlempar empat tombak lebih ke tengah udara. Lalu anak lelaki tersebut jatuh terbanting di atas tanah, menimbulkan suara gedebukan yang sangat keras sekali, dan ia menjerit kesakitan. Pandangan matanya berkunang-kunang dan juga ia merasakan pinggangnya seperti hendak patah.

Khiu Bok Lan mengeluarkan suara tertawa yang menyeramkan mengandung kemarahan. Ia melompat lagi dan mengangkat tubuh Ko Tie yang hendak dibantingnya pula.

Ko Tie memejamkan matanya. Ia yakin, begitu dibanting sekali lagi, tentu jiwanya akan segera melayang......

Tetapi waktu tangan Khiu Bok Lan bergerak hendak melempar Ko Tie ke atas udara, di waktu itulah dari atas tiba-tiba telah meluncur sebungkah batu yang besar sekali, dan lalu menggelinding jatuh serta menimbulkan suara yang berisik sekali meluncur akan menimpa Khiu Bok Lan.

Hal itu benar-benar mengejutkan Khiu Bok Lan, karena ia tidak menyangka akan adanya batu yang longsor seperti itu, terlebih lagi jarak pisah antara batu dengan dirinya tidak begitu jauh. Tetapi Khiu Bok Lan yang memiliki kepandaian tinggi, mana bisa berdiam diri saja membiarkan dia bersama dengan mayat anaknya dan Ko Tie tertimpah batu besar tersebut? Dengan gerakan secepat kilat, tubuhnya telah melayang jauh sekali. Dan batu tersebut telah menimpa tanah di mana tadi Khiu Bok Lan berada dengan menimbulkan suara gedebukan yang sangat keras sekali.

Khiu Bok Lan telah mengangkat kepalanya menengok ke atas dan dilihatnya sesosok tubuh telah bergerak cepat sekali dengan gerakan yang sangat ringan. Tubuhnya itu seringan kapas dan waktu hinggap di atas tanah tidak menimbulkan suara sedikitpun juga.

Khiu Bok Lan telah menegaskan dan dilihatnya orang yang baru turun itu tidak lain dari seorang pemuda yang mungkin berumur duapuluh tiga tahun atau duapuluh empat tahun. Wajahnya tampan, dan tubuhnya tegap, dengan pakaian yang sederhana namun bersih.

Pemuda itu waktu hinggap di atas tanah telah membarengi dengan perkataannya: “Mengapa hendak menyiksa anak kecil tidak berdaya seperti itu.......? Ciecie tentunya engkau tidak akan menurunkan tangan bengis kepada anak yang tidak berdaya itu, bukan?”

Khiu Bok Lan telah mengawasi pemuda tersebut dengan sorot mata yang tajam, dan kemudian katanya, “Siapa kau? Ada urusan apa kau mencampuri urusanku?”

Khiu Bok Lan bertanya begitu karena biasanya setiap orang yang bertemu dengannya, tentu akan ketakutan, tetapi pemuda yang baru muncul ini justru tidak memperlihatkan perasaan takut sedikitpun juga.

Pemuda itu dengan sikap yang sabar telah menyahuti: “Siauwte she Yo dan bernama Him kebetulan tadi lewat di tempat ini dan melihat Ciecie yang hendak menyiksa anak tidak berdaya itu, dan mengapa mayat bayi yang telah kaku seperti itu tidak dikubur?”

Muka Khiu Bok Lan jadi berubah merah padam. Ia menghentakkan tangannya, maka tubuh Ko Tie yang sejak tadi berada dalam cengkeramannya telah terlempar dan meluncur akan terbanting di atas tanah.

Pemuda itu, Yo Him yang melihat ini, gesit sekali telah melompat sambil mengulurkan tangannya. Gerakan yang dilakukannya cepat sekali, sehingga mudah saja ia menyambar punggung Ko Tie dan ia telah berhasil mencegah Ko Tie terbanting.

Dengan sabar Yo Him menurunkan tubuh anak tersebut, yang berdiri di sampingnya. Ke dua kaki Ko Tie masih menggigil karena anak ini masih diliputi perasaan ketakutan.

Yo Him mengusap-usap kepala anak tersebut. Ia berkata dengan sabar: “Jangan takut. Ciecie itu tentu tidak akan mengganggumu lagi!”

Tetapi Khiu Bok Lan seperti juga tidak memperdulikan Yo Him, telah menina bobokan anaknya. Yang ditimang-timangnya, sambil bersenandung dengan suara yang perlahan:

”Anak yang baik, tidurlah kembali, tadi kau kaget terjatuh bukan? Tidurlah kembali...... tidurlah kembali!”

dan sambil menina bobokan anak itu, ia telah mengayun-ayunkan mayat bayi tersebut dalam gendongannya, sedangkan tubuhnya telah bergerak perlahan melangkah dua tindak ke dekat Yo Him. Tahu-tahu tangannya yang satu dipergunakan untuk menjambret baju Yo Him.

Gerakan Khiu Bok Lan cepat sekali, dan juga cakaran yang dilakukannya itu merupakan cakaran maut yang bisa mematikan, kalau saja kuku jari tangannya yang mengandung racun itu mengenai sasarannya.

Tetapi Yo Him hanya tersenyum saja, walaupun Khiu Bok Lan bergerak cepat sekali, tokh pemuda itu bisa mengelakkan sambaran tangan Khiu Bok Lan dengan mudah, dan tanpa merubah kedudukan ke dua kakinya. Tampak ia telah menggerakkan tangan kanannya, akan menotok jalan darah “Bun-su-hiat” di dekat lengan Khiu Bok Lan.

Totokan itu merupakan totokan yang biasa saja, tetapi karena dilakukan oleh Yo Him. pemuda yang memiliki tenaga dalam telah mahir, dengan sendirinya totokan tersebut bisa membahayakan orang yang menjadi lawannya, kalau saja mengenai sasaran dengan tepat.

Khiu Bok Lan sendiri terkejut. Belum lagi jari telunjuk Yo Him tiba, justru ia telah merasakan hebatnya sambaran angin dingin yang menyerap seperti masuk ke dalam tulang lengannya. Cepat ia menarik pulang tangannya membatalkan cakarannya, dan kemudian sambil tetap bersenandung menina-bobokan anaknya yang telah menjadi mayat itu, ia berkata dengan suara yang dingin: “Kau harus binasa dengan keadaan yang lebih mengerikan dibandingkan dengan korbanku yang terdahulu......!” dan tangannya itu telah berkelebat cepat sekali. Saking cepatnya, tangannya telah berubah menjadi beberapa tangan yang berkelebat menyambar ke berbagai bagian anggota tubuh Yo Him yang mematikan.

Yo Him heran juga melihat wanita tersebut memiliki kepandaian yang demikian tinggi. Namun dilihat dari kelakuannya, tampaknya seperti wanita yang kurang beres pikirannya, karena menggendong-gendong dan menina bobokan bayi yang telah menjadi mayat itu.

Tetapi Yo Him juga tidak bisa berdiam diri saja, karena Khiu Bok Lan telah menyerangnya dengan cakaran-cakaran yang begitu gencar dan mematikan, mengincar bagian-bagian anggota tubuh yang bisa mematikan jika terkena cakaran tersebut. Juga di waktu itu Yo Him berhasil mengendus bau amis yang menusuk hidung, waktu tangan wanita cantik yang memiliki ilmu tinggi tersebut berseliweran ke arah tubuhnya. Segera ia mengetahui bahwa pada kuku-kuku jari tangan wanita ini tentunya diborehkan racun.

Tanpa ayal, Yo Him telah menggerakkan ke dua kakinya, melangkah dengan aturan pat-kwa, di mana ke dua kakinya bergerak-gerak di situ-situ juga, namun tubuhnya telah berkelebat cepat. Dan semua cakaran yang dilakukan wanita itu telah berhasil dielakkannya. Malah kalau bergerak menurut aturan pat-kwa tersebut, Yo Him tidak meninggalkan Ko Tie yang tetap berada di sisinya, dilindunginya kalau wanita tersebut menyerang Ko Tie.

Khiu Bok Lan yang melihat kejadian ini jadi penasaran bukan main. Jarang sekali ia gagal dalam cakaran yang dilakukannya karena ilmu mencakarnya tersebut telah dilatihnya dengan baik. Dan baru kali ini ia bertemu dengan lawan yang berhasil menghindarkan diri dari setiap cakarannya tersebut dengan cara yang begitu amat mudah.

Dengan demikian, membuat Khiu Bok Lan memusatkan tenaga dalamnya pada setiap jari tangannya dan telah melancarkan cakaran-cakaran yang jauh lebih cepat dan mempergunakan jurus-jurus yang lebih aneh. Mulutnya masih bersenandung tetapi senandungnya itu perlahan sekali, karena Khiu Bok Lan lebih mencurahkan perhatiannya kepada lawannya.

Yo Him yang telah diserang berulang kali seperti itu tidak berdiam diri lagi. Melihat Khiu Bok Lan melakukan cakaran pula dengan gerakan yang lebih membahayakan, di waktu itulah Yo Him telah mempergunakan ke dua tangannya bergerak dengan cepat untuk menyampok pergelangan tangan lawannya dan tangannya yang satu mendorong kuat sekali ke arah bahu wanita itu.

Apa yang dilakukan oleh Yo Him merupakan gerakan yang liehay sekali. Maka dalam sekejap mata saja, ia telah berhasil menangkis tangan Khiu Bok Lan. Dan tangannya yang satu telah berhasil untuk mendorong bahu wanita yang liehay itu.

Khiu Bok Lan sesungguhnya hendak mengelakkan benturan tangan Yo Him. Waktu melihat pergelangan tangannya dapat ditangkis dengan begitu kuat sekali oleh pemuda itu, ia membuat tubuhnya doyong ke belakang. Namun gerakan yang dilakukannya itu tidak membantu banyak. Telapak tangan Yo Him tiba di pundaknya, dan tubuh Khiu Bok Lan seperti didorong oleh serangkum kekuatan yang besar sekali, yang membuat tubuhnya jadi terhuyung mundur akan terjengkang.

Untung Khiu Bok Lan memang memiliki kepandaian tinggi, ia telah membarengi dengan jejakkan kakinya. Tubuhnya jadi melompat mundur dengan meminjam tenaga dorongan Yo Him juga, di mana tubuhnya kemudian turun dua tombak lebih di waktu mana kekuatan dorongan telapak tangan Yo Him telah lenyap.

“Anakku..... tidurlah..... tidurlah.....ibu hendak membereskan seekor babi hutan dulu.....!”

Walaupun tubuhnya telah terdorong seperti itu, toh Khiu Bok Lan masih bersenandung dengan suara yang perlahan, menina bobokan mayat anaknya.

Tetapi walaupun mulutnya bersenandung begitu. Ia telah melangkah maju lagi, di mana ia menggerakkan tangannya yang kanan untuk mencengkeram ke arah batok kepala Yo Him. Gerakan yang dilakukannya itu seperti juga gerakan seekor harimau yang hendak mencakar lawan. Cepat bukan main, karena ke lima jari itu telah dipentang lebar-lebar, dan memang kuku jari tangannya itu runcing dan tajam sekali, yang sering dipergunakan untuk mencakar robek kulit bagian tubuh lawannya. Sekarang ia menyerang begitu, bagaikan hendak membenamkan ke lima kuku jari tangannya itu di kepala Yo Him.

“Serangan yang telengas sekali......!” teriak Yo Him terkejut waktu melihat cara menyerang Khiu Bok Lan. Tubuhnya menyingkir ke samping kiri dua langkah. Lalu dengan gerakan yang cepat, Yo Him telah mempergunakan gerakan “Kodok Mendorong rembulan”, ilmu pukulan tangan kosong yang diperolehnya dari Ciu Pek Thong.

Hebat kesudahan dari dorongan tangan Yo Him, karena ia telah mendorong dengan kekuatan lweekang yang benar-benar terlatih baik, sehingga dorongannya itu menimbulkan suara yang bergemuruh berisik.

Cara menyerang Yo Him memang aneh. Telapak tangannya mendorong tapi waktu telapak tangan meluncur akan mendorong di waktu itulah telapak tangan itu seperti turun naik tidak menentu, sehingga arah sasaran dari serangannya itu tidak berkepastian.

Dan memang Khiu Bok Lan sendiri heran dan terkejut melihat cara menyerang Yo Him, terlebih lagi ia merasakan tenaga yang menerjang kepadanya begitu kuat, membuat Khiu Bok Lan tidak berani meneruskan cakaran jari tangannya kepada kepala Yo Him. Ia menarik pulang tangan kanannya itu dan menangkis tangan Yo Him.

Namun tenaga dorongan Yo Him telah tiba lebih dulu, dan tanpa ampun lagi tubuh Khiu Bok Lan telah terdorong mundur lagi beberapa langkah ke belakang. Dengan begitu terlihat wanita cantik she Khiu tersebut telah berusaha mengerahkan tenaga dalamnya pada kukunya, telah berdiri tertegun mengawasi Yo Him, seperti juga tidak mau mempercayai bahwa pemuda yang berada di hadapannya ini memang memiliki kepandaian begitu tangguh.

Yo Him telah tertawa lagi, katanya: “Ciecie. mengapa engkau harus mendesak aku dengan serangan yang mematikan seperti itu? Bukankah di antara kita tidak terdapat permusuhan atau persoalan apapun juga?” Sabar waktu Yo Him bertanya begitu.

Khiu Bok Lan telah tertawa dingin, katanya: “Anakku telah terganggu tidurnya. Tadipun telah terbanting oleh bocah itu, maka bocah itu perlu dihajar untuk menebus dosanya. Kau serahkan bocah itu dan engkau boleh angkat kaki tidak akan kuganggu......!”

Yo Him tertawa. katanya “Anak ini masih terlalu kecil, ia belum bisa apa-apa, belum mengerti urusan. Mengapa cici harus melayaninya? Biarlah, jika engkau tidak keberatan, anak ini akan kubawa serta......!!”

Muka Khiu Bok Lan menjadi merah, ia marah sekali.

“Apakah dengan mudah kau hendak membawa kacungku?” bentak Khiu Bok Lan dengan suara bengis. “Hemm, jika tetap ingin mencampuri urusanku, jangan harap kau meninggalkan tempat ini dengan bernapas.....!” Setelah berkata begitu, segera tampak tubuh Khiu Bok Lan melompat ke tengah udara, ke dua tangannya berulangkali menyambar hendak mencakar dan mencengkram tubuh Yo Him.

Tetapi Yo Him beberapa kali mengelakkan cakaran dan cengkraman itu dengan mudah. Dan sama sekali ia tidak memperoleh kesulitan untuk memunahkan setiap serangan yang dilakukan Khiu Bok Lan.

Di waktu itu, sambil mengeluarkan tawa yang menyeramkan, Khiu Bok Lan berkata: “Engkau rupanya memang sengaja hendak mencari urusan denganku...........!” dan berbareng dengan perkataannya, ia telah melompat ke samping meletakkan mayat bayinya di atas batu. Katanya dengan suara yang penuh kasih sayang pada mayat bayi tersebut: “Anakku tidurlah dulu. Ibu hendak membereskan babi hutan itu!”

Setelah meletakan mayat bayi tersebut di atas batu, tubuh Khiu Bok Lan dengan cepat telah berkelebat seperti juga sesosok bayangan yang mengelilingi tubuh Yo Him dan Ko Tie, di mana tampak ke dua tangannya bergerak dengan cepat. Saking cepatnya, ke dua tangannya itu seperti telah menjadi seperti sepuluh pasang tangan, berkelebat ke sana ke mari, dengan ancaman bahaya maut untuk Yo Him, terkadang juga menjurus ke diri Ko Tie.

Melihat serangan wanita cantik yang liehay namun memiliki tangan telengas tersebut. Yo Him tidak bisa main-main lagi menghadapinya. Dengan bersungguh-sungguh ia berkata: “Ciecie, engkau terlalu mendesakku......!” dan setelah berkata begitu, Yo Him juga bergerak cepat sekali. Pertama tangan kanannya merangkul pinggang Ko Tie, yang dikempitnya.

Dengan begitu ia bermaksud melindungi Ko Tie, sebab bisa saja terjadi Khiu Bok Lan menurunkan tangan bengis dan mengandung maut kepada anak tersebut. Setelah mengempit, sambil berkelit beberapa kali, Yo Him mempergunakan tangan kirinya memberikan perlawanan. Dari telapak tangan kirinya telah berkesiuran angin hebat sekali.

Khiu Bok Lan boleh lihai tapi kenyataannya ia tidak berdaya menghadapi Yo Him, karena Yo Him memiliki kepandaian yang benar-benar telah tinggi, memiliki bermacam kepandaian yang beraneka ragam, diperoleh dari It Teng Taysu, Ciu Pek Thong, Yo Ko, Siauw Liong Lie, dan juga telah berguru kepada Oey Yok Su sehingga mewarisi seluruh kepandaian Oey Yok Su. Dengan demikian, Yo Him merupakan seorang pemuda yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali.

Setelah bertempur sepuluh jurus lebih, waktu itu Yo Him mulai mengeluarkan ilmu yang diperolehnya dari Tocu Tho-hoa-to, yaitu Oey Yok Su. Ke dua kakinya bergerak-gerak menurut gerakan pat-kwa, dan juga tangannya telah menyambar-nyambar cepat sekali, menindih kecepatan bergerak ke dua tangan Khiu Bok Lan. Dengan begitu, tampak tubuh Khiu Bok Lan beberapa kali terhuyung, disamping selalu gagal untuk mencakar dan mencengkeram, juga Khiu Bok Lan telah terkena gempuran yang dilakukan Yo Him.

Dengan demikian, lewat lagi empat jurus, telapak tangan kiri Yo Him telah menghantam tepat sekali pada punggung wanita bertangan telengas itu. Tubuh Khiu Bok Lan terhuyung ke depan beberapa langkah, dia segera memuntahkan darah segar, tubuhnya mengigil. Ia berdiri di tempatnya sejenak lamanya, seperti mengatur jalan pernapasannya di mana tenaga dalamnya telah tergempur.

Yo Him juga tidak melakukan penyerangan lagi, ia berdiri di tempatnya sambil dia kempit terus Ko Tie, katanya dengan sabar: “Ciecie, apakah akan diteruskan pertempuran ini?”

Khiu Bok Lan telah memutar tubuhnya, ia berkata dengan sengit, mukanya merah padam dan mengandung penasaran: “Kali ini engkau memang menang, tetapi tunggulah, aku tentu akan mencarimu! Walaupun engkau lari ke ujung langit, tentu aku akan menemukanmu.....”

Sehabis berkata begitu tubuh Khiu Bok Lan telah melompat gesit sekali di mana ia telah melompat ke dekat batu yang tadi dipergunakan meletakkan bayinya. Tangannya cepat sekali menyambar mayat bayi tersebut lalu dengan bersenandung perlahan:

“Tidurlah anakku..... kita pergi dari tempat ini, nanti aku akan menangkap babi hutan itu untukmu, tidurlah.....!”

dan sambil bersenandung begitu, ia melangkah meninggalkan tempat tersebut, tetapi langkah kakinya sering sempoyongan. Rupanya Khiu Bok Lan telah terluka di dalam yang cukup berat. Dan wanita cantik yang sinting ini menyadari bahwa jika ia terus bertempur dengan Yo Him tentu yang celaka adalah dirinya, maka ia telah mengundurkan diri dan meninggalkan tempat tersebut.

Melihat wanita yang tingkahnya sinting seperti itu telah berlalu, Yo Him menurunkan Ko Tie, katanya: “Engkau tak perlu takut, perempuan jahat itu telah pergi. Siapa namamu?”

Ko Tie menyebutkan namanya dan ia mengatakan: “Terima kasih atas pertolongan yang..... diberikan oleh paman.”

Yo Him menanyakan pada Ko Tie, mengapa anak tersebut bisa terjatuh ke dalam tangan wanita yang kejam dan bertangan telengas itu.

Ko Tie segera menceritakannya.

Dan Yo Him setelah mendengar cerita Ko Tie mengajak anak tersebut untuk menuju ke Siang-yang guna menemui Lie Su Han dan Sung Ceng Siansu.

Namun setibanya mereka di Siang-yang, Yo Him tidak menemukan ke dua orang itu, baik Lie Su Han dan Sung Ceng Siansu sudah tidak berada di rumah penginapan di mana sebelumnya Ko Tie diajak Lie Su Han menginap. Rupanya Lie Su Han dan Sung Ceng Siansu telah meninggalkan Siang-yang.

Yo Him menanyakan Ko Tie ke mana ia hendak pergi.

Anak itu sendiri jadi bingung, ia menangis dan menceritakan bahwa ia sudah tidak memiliki ayah dan ibu lagi, dan tidak memiliki sanak famili selain Lie Su Han, pamannya itu. Dan kini pamannya itu sudah tidak berada di Siang-yang, dengan demikian ia tidak tahu harus pergi kemana.

Mendengar cerita anak tersebut hati Yo Him tergerak.

“Apa engkau bersedia ikut denganku?” Ia tanya kemudian.

Ko Tie mengangguk cepat.

“Jika memang paman Yo tidak keberatan, tentu menggembirakan sekali kalau memang aku bisa turut serta dengan kau.” Sambil berkata begitu, Ko Tie telah menekuk ke dua kakinya, ia berlutut di hadapan Yo Him.

Cepat-cepat Yo Him membangunkan anak itu, ia telah perintahkan Ko Tie duduk di kursinya kembali.

Yo Him mengajak Ko Tie bersantap setelah itu mereka meninggalkan Siang-yang.

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar