09 Pertolongan Pendekar Muda Simpatik
“Aku ingin menyarankan, apakah
tidak....., tidak sebaiknya bayi yang telah menjadi mayat ini dikubur
saja.......?” menyahuti Lie Ko Tie.
Muka Tok-kui-sin-jie Khiu Bok
Lan jadi berubah merah padam. Matanya mendelik mengawasi Lie Ko Tie.
“Apa kau bilang?” katanya
dengan suara yang mengandung kemarahan.
Ko Tie jadi bungkam, ia jadi
ketakutan melihat Khiu Bok Lan dalam keadaan marah seperti itu. Anak ini telah
menundukkan kepalanya dalam-dalam tetapi sepasang tangannya yang menggendong
bayi tersebut jadi menggigil semakin keras.
Khiu Bok Lan telah tertawa
dingin, katanya: “Bocah, engkau bicara terlalu sembarangan..... engkau
menganjurkan aku agar mengubur anakku itu?”
Ko Tie mengangkat kepalanya
dan ia mengangguk ragu. Tetapi ketika sinar matanya bentrok dengan mata Khiu
Bok Lan, ia telah menunduk kembali.
Waktu itu Khiu Bok Lan telah
berdiri dari duduknya, ia menghampiri Ko Tie. Sinar matanya sangat tajam,
mengandung kemarahan.
Ko Tie jadi ketakutan, dan ia
menunduk saja dengan sepasang tangan yang semakin gemetaran. Ia kuatir
kalau-kalau dirinya disiksa oleh wanita iblis tersebut.
“Bocah!” tiba-tiba Khiu Bok
Lan membentak dengan suara yang keras, di mana ia telah berkata dengan sikap
yang mengancam. “Rupanya mulutmu itu perlu dirobek!”
Ko Tie semakin ketakutan.
Sepasang tangannya yang memang telah menggigil jadi semakin menggigil keras.
Dan tahu-tahu mayat bayi dalam gendongannya telah terlepas di mana mayat bayi
tersebut telah menggelinding jatuh di tanah.
“Ohhh, kau membanting anakku?
Anakku..... anakku!” teriak Khiu Bok Lan sambil melompat dan mengambil mayat
bayi itu, yang digendongnya dalam rangkulannya.
Ko Tie sendiri jadi semakin
ketakutan. Ia telah berdiri dari duduknya dan telah beringsut ke dekat sebuah
batu lainnya. Maksudnya jika memang Khiu Bok Lan hendak memukulnya, ia akan
melarikan diri.
Di waktu itu setelah
menggendong mayat bayinya, Khiu Bok Lan dengan suara bengis berkata kepada Ko
Tie: “Bocah jahat engkau membanting anakku dan engkau harus dihajar sepuluh
kali bantingan.....” Sambil berkata begitu, tubuh Khiu Bok Lan telah mencelat
ke samping Ko Tie. Dengan menpergunakan tangannya yang satu, ia telah
mencengkeram pundak Ko Tie.
Dan di waktu itulah, sekali
menghentak tubuh Ko Tie telah terlempar empat tombak lebih ke tengah udara.
Lalu anak lelaki tersebut jatuh terbanting di atas tanah, menimbulkan suara
gedebukan yang sangat keras sekali, dan ia menjerit kesakitan. Pandangan
matanya berkunang-kunang dan juga ia merasakan pinggangnya seperti hendak
patah.
Khiu Bok Lan mengeluarkan
suara tertawa yang menyeramkan mengandung kemarahan. Ia melompat lagi dan
mengangkat tubuh Ko Tie yang hendak dibantingnya pula.
Ko Tie memejamkan matanya. Ia
yakin, begitu dibanting sekali lagi, tentu jiwanya akan segera melayang......
Tetapi waktu tangan Khiu Bok
Lan bergerak hendak melempar Ko Tie ke atas udara, di waktu itulah dari atas
tiba-tiba telah meluncur sebungkah batu yang besar sekali, dan lalu
menggelinding jatuh serta menimbulkan suara yang berisik sekali meluncur akan
menimpa Khiu Bok Lan.
Hal itu benar-benar
mengejutkan Khiu Bok Lan, karena ia tidak menyangka akan adanya batu yang
longsor seperti itu, terlebih lagi jarak pisah antara batu dengan dirinya tidak
begitu jauh. Tetapi Khiu Bok Lan yang memiliki kepandaian tinggi, mana bisa
berdiam diri saja membiarkan dia bersama dengan mayat anaknya dan Ko Tie
tertimpah batu besar tersebut? Dengan gerakan secepat kilat, tubuhnya telah
melayang jauh sekali. Dan batu tersebut telah menimpa tanah di mana tadi Khiu
Bok Lan berada dengan menimbulkan suara gedebukan yang sangat keras sekali.
Khiu Bok Lan telah mengangkat
kepalanya menengok ke atas dan dilihatnya sesosok tubuh telah bergerak cepat
sekali dengan gerakan yang sangat ringan. Tubuhnya itu seringan kapas dan waktu
hinggap di atas tanah tidak menimbulkan suara sedikitpun juga.
Khiu Bok Lan telah menegaskan
dan dilihatnya orang yang baru turun itu tidak lain dari seorang pemuda yang
mungkin berumur duapuluh tiga tahun atau duapuluh empat tahun. Wajahnya tampan,
dan tubuhnya tegap, dengan pakaian yang sederhana namun bersih.
Pemuda itu waktu hinggap di
atas tanah telah membarengi dengan perkataannya: “Mengapa hendak menyiksa anak
kecil tidak berdaya seperti itu.......? Ciecie tentunya engkau tidak akan
menurunkan tangan bengis kepada anak yang tidak berdaya itu, bukan?”
Khiu Bok Lan telah mengawasi
pemuda tersebut dengan sorot mata yang tajam, dan kemudian katanya, “Siapa kau?
Ada urusan apa kau mencampuri urusanku?”
Khiu Bok Lan bertanya begitu
karena biasanya setiap orang yang bertemu dengannya, tentu akan ketakutan,
tetapi pemuda yang baru muncul ini justru tidak memperlihatkan perasaan takut
sedikitpun juga.
Pemuda itu dengan sikap yang
sabar telah menyahuti: “Siauwte she Yo dan bernama Him kebetulan tadi lewat di
tempat ini dan melihat Ciecie yang hendak menyiksa anak tidak berdaya itu, dan
mengapa mayat bayi yang telah kaku seperti itu tidak dikubur?”
Muka Khiu Bok Lan jadi berubah
merah padam. Ia menghentakkan tangannya, maka tubuh Ko Tie yang sejak tadi
berada dalam cengkeramannya telah terlempar dan meluncur akan terbanting di
atas tanah.
Pemuda itu, Yo Him yang
melihat ini, gesit sekali telah melompat sambil mengulurkan tangannya. Gerakan
yang dilakukannya cepat sekali, sehingga mudah saja ia menyambar punggung Ko
Tie dan ia telah berhasil mencegah Ko Tie terbanting.
Dengan sabar Yo Him menurunkan
tubuh anak tersebut, yang berdiri di sampingnya. Ke dua kaki Ko Tie masih
menggigil karena anak ini masih diliputi perasaan ketakutan.
Yo Him mengusap-usap kepala
anak tersebut. Ia berkata dengan sabar: “Jangan takut. Ciecie itu tentu tidak
akan mengganggumu lagi!”
Tetapi Khiu Bok Lan seperti
juga tidak memperdulikan Yo Him, telah menina bobokan anaknya. Yang
ditimang-timangnya, sambil bersenandung dengan suara yang perlahan:
”Anak yang baik, tidurlah
kembali, tadi kau kaget terjatuh bukan? Tidurlah kembali...... tidurlah
kembali!”
dan sambil menina bobokan anak
itu, ia telah mengayun-ayunkan mayat bayi tersebut dalam gendongannya, sedangkan
tubuhnya telah bergerak perlahan melangkah dua tindak ke dekat Yo Him.
Tahu-tahu tangannya yang satu dipergunakan untuk menjambret baju Yo Him.
Gerakan Khiu Bok Lan cepat
sekali, dan juga cakaran yang dilakukannya itu merupakan cakaran maut yang bisa
mematikan, kalau saja kuku jari tangannya yang mengandung racun itu mengenai
sasarannya.
Tetapi Yo Him hanya tersenyum
saja, walaupun Khiu Bok Lan bergerak cepat sekali, tokh pemuda itu bisa
mengelakkan sambaran tangan Khiu Bok Lan dengan mudah, dan tanpa merubah
kedudukan ke dua kakinya. Tampak ia telah menggerakkan tangan kanannya, akan
menotok jalan darah “Bun-su-hiat” di dekat lengan Khiu Bok Lan.
Totokan itu merupakan totokan
yang biasa saja, tetapi karena dilakukan oleh Yo Him. pemuda yang memiliki tenaga
dalam telah mahir, dengan sendirinya totokan tersebut bisa membahayakan orang
yang menjadi lawannya, kalau saja mengenai sasaran dengan tepat.
Khiu Bok Lan sendiri terkejut.
Belum lagi jari telunjuk Yo Him tiba, justru ia telah merasakan hebatnya sambaran
angin dingin yang menyerap seperti masuk ke dalam tulang lengannya. Cepat ia
menarik pulang tangannya membatalkan cakarannya, dan kemudian sambil tetap
bersenandung menina-bobokan anaknya yang telah menjadi mayat itu, ia berkata
dengan suara yang dingin: “Kau harus binasa dengan keadaan yang lebih
mengerikan dibandingkan dengan korbanku yang terdahulu......!” dan tangannya
itu telah berkelebat cepat sekali. Saking cepatnya, tangannya telah berubah
menjadi beberapa tangan yang berkelebat menyambar ke berbagai bagian anggota
tubuh Yo Him yang mematikan.
Yo Him heran juga melihat
wanita tersebut memiliki kepandaian yang demikian tinggi. Namun dilihat dari
kelakuannya, tampaknya seperti wanita yang kurang beres pikirannya, karena
menggendong-gendong dan menina bobokan bayi yang telah menjadi mayat itu.
Tetapi Yo Him juga tidak bisa
berdiam diri saja, karena Khiu Bok Lan telah menyerangnya dengan
cakaran-cakaran yang begitu gencar dan mematikan, mengincar bagian-bagian
anggota tubuh yang bisa mematikan jika terkena cakaran tersebut. Juga di waktu
itu Yo Him berhasil mengendus bau amis yang menusuk hidung, waktu tangan wanita
cantik yang memiliki ilmu tinggi tersebut berseliweran ke arah tubuhnya. Segera
ia mengetahui bahwa pada kuku-kuku jari tangan wanita ini tentunya diborehkan
racun.
Tanpa ayal, Yo Him telah
menggerakkan ke dua kakinya, melangkah dengan aturan pat-kwa, di mana ke dua
kakinya bergerak-gerak di situ-situ juga, namun tubuhnya telah berkelebat
cepat. Dan semua cakaran yang dilakukan wanita itu telah berhasil dielakkannya.
Malah kalau bergerak menurut aturan pat-kwa tersebut, Yo Him tidak meninggalkan
Ko Tie yang tetap berada di sisinya, dilindunginya kalau wanita tersebut
menyerang Ko Tie.
Khiu Bok Lan yang melihat
kejadian ini jadi penasaran bukan main. Jarang sekali ia gagal dalam cakaran
yang dilakukannya karena ilmu mencakarnya tersebut telah dilatihnya dengan
baik. Dan baru kali ini ia bertemu dengan lawan yang berhasil menghindarkan
diri dari setiap cakarannya tersebut dengan cara yang begitu amat mudah.
Dengan demikian, membuat Khiu
Bok Lan memusatkan tenaga dalamnya pada setiap jari tangannya dan telah
melancarkan cakaran-cakaran yang jauh lebih cepat dan mempergunakan jurus-jurus
yang lebih aneh. Mulutnya masih bersenandung tetapi senandungnya itu perlahan
sekali, karena Khiu Bok Lan lebih mencurahkan perhatiannya kepada lawannya.
Yo Him yang telah diserang
berulang kali seperti itu tidak berdiam diri lagi. Melihat Khiu Bok Lan
melakukan cakaran pula dengan gerakan yang lebih membahayakan, di waktu itulah
Yo Him telah mempergunakan ke dua tangannya bergerak dengan cepat untuk
menyampok pergelangan tangan lawannya dan tangannya yang satu mendorong kuat
sekali ke arah bahu wanita itu.
Apa yang dilakukan oleh Yo Him
merupakan gerakan yang liehay sekali. Maka dalam sekejap mata saja, ia telah
berhasil menangkis tangan Khiu Bok Lan. Dan tangannya yang satu telah berhasil
untuk mendorong bahu wanita yang liehay itu.
Khiu Bok Lan sesungguhnya
hendak mengelakkan benturan tangan Yo Him. Waktu melihat pergelangan tangannya
dapat ditangkis dengan begitu kuat sekali oleh pemuda itu, ia membuat tubuhnya
doyong ke belakang. Namun gerakan yang dilakukannya itu tidak membantu banyak.
Telapak tangan Yo Him tiba di pundaknya, dan tubuh Khiu Bok Lan seperti
didorong oleh serangkum kekuatan yang besar sekali, yang membuat tubuhnya jadi
terhuyung mundur akan terjengkang.
Untung Khiu Bok Lan memang
memiliki kepandaian tinggi, ia telah membarengi dengan jejakkan kakinya.
Tubuhnya jadi melompat mundur dengan meminjam tenaga dorongan Yo Him juga, di
mana tubuhnya kemudian turun dua tombak lebih di waktu mana kekuatan dorongan
telapak tangan Yo Him telah lenyap.
“Anakku..... tidurlah.....
tidurlah.....ibu hendak membereskan seekor babi hutan dulu.....!”
Walaupun tubuhnya telah
terdorong seperti itu, toh Khiu Bok Lan masih bersenandung dengan suara yang
perlahan, menina bobokan mayat anaknya.
Tetapi walaupun mulutnya
bersenandung begitu. Ia telah melangkah maju lagi, di mana ia menggerakkan
tangannya yang kanan untuk mencengkeram ke arah batok kepala Yo Him. Gerakan
yang dilakukannya itu seperti juga gerakan seekor harimau yang hendak mencakar
lawan. Cepat bukan main, karena ke lima jari itu telah dipentang lebar-lebar,
dan memang kuku jari tangannya itu runcing dan tajam sekali, yang sering
dipergunakan untuk mencakar robek kulit bagian tubuh lawannya. Sekarang ia
menyerang begitu, bagaikan hendak membenamkan ke lima kuku jari tangannya itu
di kepala Yo Him.
“Serangan yang telengas
sekali......!” teriak Yo Him terkejut waktu melihat cara menyerang Khiu Bok
Lan. Tubuhnya menyingkir ke samping kiri dua langkah. Lalu dengan gerakan yang
cepat, Yo Him telah mempergunakan gerakan “Kodok Mendorong rembulan”, ilmu
pukulan tangan kosong yang diperolehnya dari Ciu Pek Thong.
Hebat kesudahan dari dorongan
tangan Yo Him, karena ia telah mendorong dengan kekuatan lweekang yang
benar-benar terlatih baik, sehingga dorongannya itu menimbulkan suara yang
bergemuruh berisik.
Cara menyerang Yo Him memang
aneh. Telapak tangannya mendorong tapi waktu telapak tangan meluncur akan
mendorong di waktu itulah telapak tangan itu seperti turun naik tidak menentu,
sehingga arah sasaran dari serangannya itu tidak berkepastian.
Dan memang Khiu Bok Lan
sendiri heran dan terkejut melihat cara menyerang Yo Him, terlebih lagi ia
merasakan tenaga yang menerjang kepadanya begitu kuat, membuat Khiu Bok Lan
tidak berani meneruskan cakaran jari tangannya kepada kepala Yo Him. Ia menarik
pulang tangan kanannya itu dan menangkis tangan Yo Him.
Namun tenaga dorongan Yo Him
telah tiba lebih dulu, dan tanpa ampun lagi tubuh Khiu Bok Lan telah terdorong
mundur lagi beberapa langkah ke belakang. Dengan begitu terlihat wanita cantik
she Khiu tersebut telah berusaha mengerahkan tenaga dalamnya pada kukunya,
telah berdiri tertegun mengawasi Yo Him, seperti juga tidak mau mempercayai
bahwa pemuda yang berada di hadapannya ini memang memiliki kepandaian begitu
tangguh.
Yo Him telah tertawa lagi,
katanya: “Ciecie. mengapa engkau harus mendesak aku dengan serangan yang
mematikan seperti itu? Bukankah di antara kita tidak terdapat permusuhan atau
persoalan apapun juga?” Sabar waktu Yo Him bertanya begitu.
Khiu Bok Lan telah tertawa
dingin, katanya: “Anakku telah terganggu tidurnya. Tadipun telah terbanting
oleh bocah itu, maka bocah itu perlu dihajar untuk menebus dosanya. Kau
serahkan bocah itu dan engkau boleh angkat kaki tidak akan kuganggu......!”
Yo Him tertawa. katanya “Anak
ini masih terlalu kecil, ia belum bisa apa-apa, belum mengerti urusan. Mengapa
cici harus melayaninya? Biarlah, jika engkau tidak keberatan, anak ini akan
kubawa serta......!!”
Muka Khiu Bok Lan menjadi
merah, ia marah sekali.
“Apakah dengan mudah kau
hendak membawa kacungku?” bentak Khiu Bok Lan dengan suara bengis. “Hemm, jika
tetap ingin mencampuri urusanku, jangan harap kau meninggalkan tempat ini
dengan bernapas.....!” Setelah berkata begitu, segera tampak tubuh Khiu Bok Lan
melompat ke tengah udara, ke dua tangannya berulangkali menyambar hendak
mencakar dan mencengkram tubuh Yo Him.
Tetapi Yo Him beberapa kali
mengelakkan cakaran dan cengkraman itu dengan mudah. Dan sama sekali ia tidak
memperoleh kesulitan untuk memunahkan setiap serangan yang dilakukan Khiu Bok
Lan.
Di waktu itu, sambil
mengeluarkan tawa yang menyeramkan, Khiu Bok Lan berkata: “Engkau rupanya
memang sengaja hendak mencari urusan denganku...........!” dan berbareng dengan
perkataannya, ia telah melompat ke samping meletakkan mayat bayinya di atas
batu. Katanya dengan suara yang penuh kasih sayang pada mayat bayi tersebut:
“Anakku tidurlah dulu. Ibu hendak membereskan babi hutan itu!”
Setelah meletakan mayat bayi
tersebut di atas batu, tubuh Khiu Bok Lan dengan cepat telah berkelebat seperti
juga sesosok bayangan yang mengelilingi tubuh Yo Him dan Ko Tie, di mana tampak
ke dua tangannya bergerak dengan cepat. Saking cepatnya, ke dua tangannya itu
seperti telah menjadi seperti sepuluh pasang tangan, berkelebat ke sana ke
mari, dengan ancaman bahaya maut untuk Yo Him, terkadang juga menjurus ke diri
Ko Tie.
Melihat serangan wanita cantik
yang liehay namun memiliki tangan telengas tersebut. Yo Him tidak bisa
main-main lagi menghadapinya. Dengan bersungguh-sungguh ia berkata: “Ciecie,
engkau terlalu mendesakku......!” dan setelah berkata begitu, Yo Him juga
bergerak cepat sekali. Pertama tangan kanannya merangkul pinggang Ko Tie, yang
dikempitnya.
Dengan begitu ia bermaksud
melindungi Ko Tie, sebab bisa saja terjadi Khiu Bok Lan menurunkan tangan
bengis dan mengandung maut kepada anak tersebut. Setelah mengempit, sambil
berkelit beberapa kali, Yo Him mempergunakan tangan kirinya memberikan
perlawanan. Dari telapak tangan kirinya telah berkesiuran angin hebat sekali.
Khiu Bok Lan boleh lihai tapi
kenyataannya ia tidak berdaya menghadapi Yo Him, karena Yo Him memiliki kepandaian
yang benar-benar telah tinggi, memiliki bermacam kepandaian yang beraneka
ragam, diperoleh dari It Teng Taysu, Ciu Pek Thong, Yo Ko, Siauw Liong Lie, dan
juga telah berguru kepada Oey Yok Su sehingga mewarisi seluruh kepandaian Oey
Yok Su. Dengan demikian, Yo Him merupakan seorang pemuda yang memiliki
kepandaian sangat tinggi sekali.
Setelah bertempur sepuluh
jurus lebih, waktu itu Yo Him mulai mengeluarkan ilmu yang diperolehnya dari
Tocu Tho-hoa-to, yaitu Oey Yok Su. Ke dua kakinya bergerak-gerak menurut
gerakan pat-kwa, dan juga tangannya telah menyambar-nyambar cepat sekali,
menindih kecepatan bergerak ke dua tangan Khiu Bok Lan. Dengan begitu, tampak
tubuh Khiu Bok Lan beberapa kali terhuyung, disamping selalu gagal untuk
mencakar dan mencengkeram, juga Khiu Bok Lan telah terkena gempuran yang
dilakukan Yo Him.
Dengan demikian, lewat lagi
empat jurus, telapak tangan kiri Yo Him telah menghantam tepat sekali pada
punggung wanita bertangan telengas itu. Tubuh Khiu Bok Lan terhuyung ke depan
beberapa langkah, dia segera memuntahkan darah segar, tubuhnya mengigil. Ia
berdiri di tempatnya sejenak lamanya, seperti mengatur jalan pernapasannya di
mana tenaga dalamnya telah tergempur.
Yo Him juga tidak melakukan
penyerangan lagi, ia berdiri di tempatnya sambil dia kempit terus Ko Tie,
katanya dengan sabar: “Ciecie, apakah akan diteruskan pertempuran ini?”
Khiu Bok Lan telah memutar
tubuhnya, ia berkata dengan sengit, mukanya merah padam dan mengandung
penasaran: “Kali ini engkau memang menang, tetapi tunggulah, aku tentu akan
mencarimu! Walaupun engkau lari ke ujung langit, tentu aku akan
menemukanmu.....”
Sehabis berkata begitu tubuh
Khiu Bok Lan telah melompat gesit sekali di mana ia telah melompat ke dekat
batu yang tadi dipergunakan meletakkan bayinya. Tangannya cepat sekali
menyambar mayat bayi tersebut lalu dengan bersenandung perlahan:
“Tidurlah anakku..... kita
pergi dari tempat ini, nanti aku akan menangkap babi hutan itu untukmu,
tidurlah.....!”
dan sambil bersenandung
begitu, ia melangkah meninggalkan tempat tersebut, tetapi langkah kakinya
sering sempoyongan. Rupanya Khiu Bok Lan telah terluka di dalam yang cukup
berat. Dan wanita cantik yang sinting ini menyadari bahwa jika ia terus
bertempur dengan Yo Him tentu yang celaka adalah dirinya, maka ia telah
mengundurkan diri dan meninggalkan tempat tersebut.
Melihat wanita yang tingkahnya
sinting seperti itu telah berlalu, Yo Him menurunkan Ko Tie, katanya: “Engkau
tak perlu takut, perempuan jahat itu telah pergi. Siapa namamu?”
Ko Tie menyebutkan namanya dan
ia mengatakan: “Terima kasih atas pertolongan yang..... diberikan oleh paman.”
Yo Him menanyakan pada Ko Tie,
mengapa anak tersebut bisa terjatuh ke dalam tangan wanita yang kejam dan
bertangan telengas itu.
Ko Tie segera menceritakannya.
Dan Yo Him setelah mendengar
cerita Ko Tie mengajak anak tersebut untuk menuju ke Siang-yang guna menemui
Lie Su Han dan Sung Ceng Siansu.
Namun setibanya mereka di
Siang-yang, Yo Him tidak menemukan ke dua orang itu, baik Lie Su Han dan Sung
Ceng Siansu sudah tidak berada di rumah penginapan di mana sebelumnya Ko Tie
diajak Lie Su Han menginap. Rupanya Lie Su Han dan Sung Ceng Siansu telah
meninggalkan Siang-yang.
Yo Him menanyakan Ko Tie ke
mana ia hendak pergi.
Anak itu sendiri jadi bingung,
ia menangis dan menceritakan bahwa ia sudah tidak memiliki ayah dan ibu lagi,
dan tidak memiliki sanak famili selain Lie Su Han, pamannya itu. Dan kini
pamannya itu sudah tidak berada di Siang-yang, dengan demikian ia tidak tahu
harus pergi kemana.
Mendengar cerita anak tersebut
hati Yo Him tergerak.
“Apa engkau bersedia ikut
denganku?” Ia tanya kemudian.
Ko Tie mengangguk cepat.
“Jika memang paman Yo tidak
keberatan, tentu menggembirakan sekali kalau memang aku bisa turut serta dengan
kau.” Sambil berkata begitu, Ko Tie telah menekuk ke dua kakinya, ia berlutut
di hadapan Yo Him.
Cepat-cepat Yo Him
membangunkan anak itu, ia telah perintahkan Ko Tie duduk di kursinya kembali.
Yo Him mengajak Ko Tie
bersantap setelah itu mereka meninggalkan Siang-yang.