Beruang Salju Bab 20 Rahasia Harta Kerajaan Song

Beruang Salju Bab 20 Rahasia Harta Kerajaan Song
20 Rahasia Harta Kerajaan Song

Setelah mengawasi sekian lama, Yo Him menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat cepat sekali di saat ketiga orang pengawal lainnya tengah mengadakan pemeriksaan di samping ruangan itu. Gerakan Yo Him sangat ringan, begitu ia hinggap di lantai, ia telah berada di dekat ke dua pengawal di depan pintu.

Ke dua pengawal itu hanya melihat berkelebat sesosok bayangan. Belum lagi mereka bisa melihat jelas siapa orang yang datang dengan ringan itu seperti bagaikan seekor burung rajawali belaka yang terbang turun di samping mereka, tahu-tahu ke duanya merasakan punggung mereka telah kena dicengkeram kuat bukan main, dan kepala mereka telah dibenturkan satu dengan yang lainnya. Di mana ke duanya segera pingsan tidak sadarkan diri.

Suara benturan kepala dan jatuhnya tubuh ke dua pengawal itu, telah didengar oleh ketiga pengawal lainnya. Mereka menoleh terkejut dan kemudian menghampiri dengan setengah berlari.

Salah seorang di antara mereka telah membentak: “Apa yang terjadi.....?”

Baru bertanya sampai di situ, justru Yo Him telah mendatangi, memapak mereka. “Aku ingin bicara pada kalian, sahabat......!” katanya tenang.

Ketiga orang pengawal itu merandek dan heran, salah seorang di antara mereka telah berkata: “Yo Siauwhiap...... kau......?”

Waktu itu Yo Him telah mendatangi dekat sekali, sambil tersenyum-senyum ia menggerakkan tangannya, liehay tangannya. Ia telah sekaligus menotok dua orang pengawal itu, sampai mereka rubuh tertotok tidak berdaya lagi, karena jalan darah Tiam-sie-hiat masing-masing telah tertotok telak sekali.

Pengawal yang seorang lagi jadi kaget, ia telah dapat berpikir cepat dan menduga adanya sesuatu yang tidak beres, maka ia telah memutar tubuhnya sambil membuka mulutnya untuk berteriak.

“Ada......!” baru saja ia berteriak begitu, tangan kanan Yo Him telah bergerak, di mana Yo Him telah memukul dari jarak jauh ke arah punggung pengawal itu, sampai pengawal tersebut terjerembab dan kemudian pingsan tidak sadarkah diri, karena pukulan pada punggung pengawal itu kuat sekali.

Yo Him melakukan hal seperti itu, karena tidak keburu dia mengejar pengawal itu, di mana pengawal tersebut juga telah mementang mulutnya untuk berteriak. Maka jalan satu-satunya agar pengawal yang seorang itu tidak menimbulkan keributan yang bisa mengundang pengawal-pengawal lainnya, Yo Him terpaksa menyerangnya seperti itu.

Setelah membereskan kelima pengawal tersebut, Yo Him menghampiri salah seorang di antara mereka, mengambil anak kunci yang tergantung di pinggangnya, yang kemudian dipergunakan untuk membuka pintu kamar itu.

Keadaan di dalam ruangan itu tetap gelap pekat, namun Yo Him telah berkata perlahan: “Wang Kiesu (orang gagah she Wang).....” panggilnya perlahan.

“Apakah Yo Siauwhiap.....?” terdengar sahutan.

“Ya, Boanpwe Yo Him datang untuk memenuhi panggilan Wang Kiesu......!”

“Aku berada di sudut kanan ruangan itu......!” menjelaskan Wang Put Liong, karena ia tahu, disebabkan ruangan yang gelap pekat ini, tentu Yo Him tidak bisa segera melihatnya.

Yo Him memiliki penglihatan yang tajam setelah berdiam sejenak mengawasi sekitar tempat tersebut. Ia mulai bisa melihat dengan baik, maka dihampirinya Wang Put Liong.

“Wang Kiesu, kudengar dari Tie-jie, kau memiliki suatu rahasia penting yang ingin disampaikan padaku...... Aku telah memenuhi panggilanmu untuk datang ke mari. Rahasia apakah itu?”

“Yo Siauwhiap......!” berkata Wang Put Liong terharu, “Tak disangka akhirnya aku bisa bertemu dengan putera Yo Taihiap......! Hai, hai jika akhirnya aku harus menemui ajal di sini, aku akan mati dengan puas......!”

“Wang Kiesu, rahasia apakah yang ingin kau sampaikan itu. Kita tidak boleh terlalu banyak membuang waktu karena tidak lama lagi tentu kedatanganku ke mari akan diketahui oleh orang-orangnya pangeran Ghalik......!”

“Ya, ya, memang aku hendak menyampaikan sesuatu pada Yo Siauwhiap...... itulah mengenai ancaman terhadap para orang-orang gagah yang menentang Kaisar Mongol tersebut. Pangeran Ghalik telah berhasil menghimpun kekuatan, yang memang terdiri dari tenaga campuran, tenaga jago-jago Mongolia di bawah pimpinan Tiat To Hoat-ong, dan jago-jago golongan kita yang telah bertekuk lutut bekerja pada mereka demi harta dan pangkat. Semuanya akan dikerahkan untuk melakukan pengejaran terhadap jago-jago yang pernah membantu perjuangan tentara Song menghadapi kerajaan Mongolia. Malah di antara jago-jago yang hendak dicelakai mereka terdapat nama-nama Yo Tayhiap suami isteri, Oey Yok Su Locianpwe dan beberapa tokoh lainnya.

“Jika memang hal ini tidak cepat diberitahukan pada mereka agar bersiap sedia, tentu mereka akan dicelakai dengan berbagai akal bulus. Juga yang terancam bahaya tidak kecil adalah Toan Hong-ya, di mana In-lam akan dijadikan arena pertempuran lagi. Karena Kublai Khan akan merebut Tay-lie menangkap Toan Hong-ya dan membinasakan jago-jago Tay-lie lainnya. Harap Yo Siauwhiap setelah berhasil meninggalkan tempat ini, segera memberitahukan hal itu pada mereka......!”

Yo Him mengangguk dengan sikap yang tenang, katanya: “Perihal itu memang telah kami ketahui. Ayah dan ibuku serta tokoh-tokoh lainnya pun telah menduga sebelumnya bahwa pihak Mongolia pasti akan memusuhi mereka dan melakukan pengejaran, karena itu mereka telah pergi menetap di tempat-tempat yang sulit dicari. Harap Wang Kiesu tidak terlalu kuatir......!”

“Tetapi Yo Siauwhiap, di antara jago-jago Song yang telah berkhianat dan berpaling muka, di mana mereka lebih rela menyerah dan memeluk pangkat, bekerja untuk penjajah tersebut, mereka telah membongkar dan memberitahukan di mana tempat-tempat berdiamnya dari tokoh-tokoh sakti itu......! Memang tokoh-tokoh sakti itu tidak jeri berurusan dengan penjajah, mereka memiliki kepandaian tinggi. Namun yang kukuatirkan justeru pangeran Ghalik telah menyusun rencana yang licik sekali, mereka akan mempergunakan tipu daya yang kotor sekali untuk dapat menangkap dan membinasakan para tokoh sakti dan jago-jago kerajaan Song.

“Disamping itu masih ada sesuatu yang penting sekali yaitu padaku terdapat peta tempat penyimpanan harta karun dari kerajaan Song. Aku yang telah memperoleh tugas untuk menyelamatkan peta harta karun itu, yang kelak harus diberikan kepada orang yang bermaksud mengusir penjajah, di mana harta yang tidak ternilai harganya itu, yang bisa diselamatkan dari kemusnahan di tangan penjajah itu, telah disembunyikan di suatu tempat yang dirahasiakan sekali......! Sebelum Kublai Khan berhasil merebut kotaraja, Kaisar kita telah mempersiapkan orang-orangnya mengangkut seluruh harta kekayaan kerajaan yang bisa diselamatkan dan disembunyikan di suatu tempat......”

Mendengar perkataan Wang Put Liong itu, Yo Him jadi tertarik, ternyata rahasia penting yang hendak disampaikan Wang Put Liong itu benar-benar merupakan suatu urusan yang penting sekali, bukan hanya sekedar rencana pangeran Ghalik yang ingin mencelakai para jago-jago yang masih setia pada kerajaan Song yang telah musnah itu.

“Mengenai rencana pangeran Ghalik, bagaimana cara dan akal licik apa yang hendak dipergunakan olehnya untuk mencelakai jago-jago yang setia pada negara yang telah dimusnahkan oleh kaum penjajah itu, telah kuketahui dan kucatat dan kusimpan di suatu tempat yang tersembunyi...... Karena jika kubawa serta jelas sudah terjatuh di tangan pangeran Ghalik. Kau bisa mengambilnya harta karun itu dan menyelamatkannya. Bersediakah Yo Siauwhiap melakukan tugas mulia ini?”

Yo Him berdiam sejenak, lalu tanyanya, “Wang Kiesu, engkau baru saja bertemu denganku sekali ini. Tetapi mengapa urusan yang demikian penting kau telah segera mempercayai begitu saja padaku? Bukankah sekarang ini justru aku tengah menjadi orang undangan pangeran Ghalik?”

Wang Put Liong tersenyum pahit, katanya: “Walaupun benar aku telah mendengar dari engko kecil yang tadi telah menemui aku, namun aku percaya, sebagai putera dari seorang pendekar besar seperti Yo Taihiap, jelas Yo Siauwhiap tidak akan melakukan hal hal Yahg bisa mendatangkan aib untuk keluargamu...... Itulah sebabnya mengapa aku segera percaya bahwa hanya engkau satu-satunya orang yang akan sanggup melaksanakan tugas ini, karena tentunya engkaupun memiliki kepandaian tinggi yang telah diwarisi orang tuamu, disamping tentunya pula kau sebagai seorang Ho-han yang bisa dipegang kata-katanya......”

Yo Him tersenyum. “Tentu saja Boanpwe tidak akan mengecewakan harapan Wang Kiesu......!” kata Yo Him. “Dan di manakah peta harta karun yang tidak ternilai harganya itu bisa diperoleh Boanpwe?”

Wang Put Liong mengangkat tangannya, dia menunjuk dadanya.

“Di dadaku ini......!” sahutnya.

“Di dadamu, Wang Kiesu?”

Melihat Yo Him terkejut seperti itu, Wang Put Liong mengangguk.

“Ya, aku telah menyembunyikannya di balik kulit dadaku. Kau pergunakan pedangmu untuk mengambil kulit dadaku ini. Di dalamnya terdapat peta harta karun itu. Sengaja aku menyimpannya secara istimewa seperti ini, karena memang untuk mencegah jangan sampai terjatuh ke tangan penjajah!”

Yo Him mengangguk mengerti.

“Baiklah, jika memang peta harta karun itu telah disimpan yang begitu baik sekali oleh Wang Kiesu, tidak perlu aku mengambilnya sekarang. Yang terpenting, kini cara bagaimana meloloskan Wang Kiesu dari tempat ini......!”

Wang Put Liong tersenyum pahit.

“Kau telah melihat keadaanku ini bukan?'' katanya kemudian. “Ke dua tulang pie-pe ku telah dilobangi dan dirantai seperti ini, juga seluruh otot-ototku telah diputuskan oleh algojo-algojonya pangeran busuk itu, di mana aku kini menjadi manusia bercacad. Selain kepandaianku telah musnah, juga mereka membuat aku menjadi manusia yang sudah tidak punya guna.

“Kalau memang Yo Siauwhiap bersusah payah berusaha menyelamatkan aku, itupun hanya sia-sia belaka, tidak seimbang dengan tenaga dan bahaya yang akan kau hadapi. Karena itu, aku sudah tidak mengharapkan untuk hidup lebih lama, kalau memang peta harta karun ini bisa diselamatkan, aku telah bisa berlapang dada dan puas.

“Semula memang aku masih mengharapkan bisa ditolong seseorang untuk melarikan diri dari tempat ini. Mengharapkan Yo Taihiap mengetahui keadaanku dan datang menolongiku. Hal itu hanyalah disebabkan aku tidak mau peta harta karun itu untuk terkubur bersama aku, jika sampai aku menemui kematian, sehingga selamanya tidak ada orang yang akan mengetahui perihal peta harta karun tersebut.

“Tetapi setelah bertemu dengan kau Siauwhiap dan engkau juga menyanggupi untuk melaksanakan tugas mulia itu, melindungi peta harta karun ini, yang merupakan harta peninggalan kerajaan Song kita, aku telah puas. Untuk matipun aku bisa dengan mata terpejam dan tenang......!”

Namun Yo Him telah menggelengkan kepalanya.

“Wang Kiesu, dalam hal ini aku harus berusaha menyelamatkan kau......! Biarlah sekarang, aku harus berusaha untuk memutuskan rantai itu......!” Yo Him berdiri, dia mencekal rantai yang tertanam di dinding tembok itu. “Kita tidak memiliki waktu terlalu banyak, maka dari itu kita harus bekerja cepat........!”

Setelah berkata begitu Yo Him mengerahkan tenaga dalamnya menarik rantai itu, agar terlepas dari dinding.

Namun rantai itu benar-benar tertanam dalam sekali di samping sangat kuat.

Waktu Yo Him menariknya dengan mempergunakan lweekangnya, hanya sedikit sekali tembok yang meluruk namun rantai itu tidak terlepas juga.

Yo Him mencoba beberapa kali menariknya, ia penasaran karena tidak bisa melepaskan rantai itu dari dinding.

Wang Put Liong tersenyum pahit, katanya: “Sudahlah Yo Siauwhiap, percuma kau mengeluarkan tenaga seperti itu, akan sia-sia belaka usahanya. Aku berterima kasih atas maksud baikmu yang ingin menolongi aku. Tetapi dalam hal ini, aku telah yakin, rantai itu tidak mungkin bisa melepas dari benamannya di tembok itu. Karena ujung rantai itu ditanam sedalam lima tombak lebih. Yang dibuat melingkar-lingkar di dalam tembok itu, sehingga tidak mungkin bisa ditarik terlepas......”

Yo Him masih ingin coba menarik rantai itu, waktu mana ia mendengar suara ribut-ribut di luar kamar tersebut.

“Orang-orangnya pangeran terkutuk itu telah datang, mereka mungkin mengetahui kau berada di dalam kamar ini, Yo Siauwhiap. Kau harus cepat-cepat menyingkirkan diri. Sekarang juga kau harus mengambil peta harta karun itu di dadaku. Dan di dalam peta itu kujelaskan, di mana aku menyimpan rencana pangeran Ghalik untuk membasmi para jago-jago yang mencintai negara Song kita...... Cepatlah Yo siauwhiap, sebelum mereka datang, kau harus segera dapat menyelamatkan dirimu bersama peta harta karun itu!”

Suara langkah kaki dan suara bentakan di luar kamar terdengar ramai sekali. Malah terdengar juga saling benturnya senjata tajam.

Yo Him mengerutkan alis. Ia harus cepat-cepat melakukan apa yang dikatakan oleh Wang Put Liong dan kemudian menerobos keluar. Tetapi hatinyapun tidak begitu tega untuk membedah kulit dada Wang Put Liong, malah kemudian meninggalkannya. Maka Yo Him terdiam ragu-ragu.

Dalam keadaan seperti itu, di luar kamar terdengar suara ribut-ribut itu bertambah ramai. Namun tidak ada seorangpun yang membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan ini.

Setelah berdiam diri sekian lama, Yo Him bisa menduga: “Mungkin tengah terjadi sesuatu di luar kamar......! Mereka masih belum mengetahui perihal beradanya aku di sini Wang Kiesu......!”

Wang Put Liong tengah berpikir serupa, ia mengangguk.

“Entah siapa yang telah datang ke mari?” katanya menggumam. “Tentunya seorang yang gagah dan sakti berani mengacau di istananya pangeran Ghalik itu......!”

Belum Yo Him menyahuti, waktu itu ia telah mendengar suara bentakan bengis: “Bangsat dari mana yang datang mengacau di sini?” Itulah suaranya pangeran Ghalik.

Terdengar suara tertawa yang nyaring dan tinggi sekali, Yo Him seperti pernah mendengar suara tertawa seperti itu, namun ia tidak ingat lagi, entah di mana ia pernah mendengarnya.

“Aku yang ingin membeset tubuh dan mematahkan tulang leher dari manusia yang bernama Ghalik......!” menyahuti seseorang, kemudian disusul dengan suara tertawanya lagi yang nyaring meninggi.

Wang Put Liong waktu itu jadi sibuk sekali, katanya: “Yo Siauwhiap. Cepat kau ambil peta harta karun itu dari dalam lapisan kulit dadaku.......!”

Yo Him menggerakkan ke dua tangannya mengisyaratkan agar Wang Kiesu berlaku tenang. Lalu dia memegang rantai itu yang ditariknya dengan sekuat tenaganya. Betotannya itu memang lebih kuat dari sebelumnya, karena tembok itu kembali berguguran.

Yo Him mengempos semangatnya dan tenaganya lagi, di mana dia menarik lebih kuat lagi.

Kali ini berhasil, karena rantai itu telah berhasil ditariknya keluar dari dinding sepanjang tiga dim. Walaupun sedikit, itu merupakan harapan yang besar untuk Yo Him.

Pemuda ini mengerahkan tenaga dalamnya lagi, ia memang memiliki latihan lweekang yang sempurna, maka setelah menarik dua kali, rantai itu telah berhasil ditarik keluar dari benaman tembok sepanjang empat dim pula.

Mempergunakan kesempatan di luar tengah terjadi kericuhan seperti itu, waktu orang-orangnya pangeran Ghalik tengah sibuk menghadapi orang yang datang mengacau di istananya itu, maka Yo Him ingin memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyelamatkan Wang Put Liong.

Melihat rantai itu hanya bisa ditariknya sedikit demi sedikit, akhirnya Yo Him tidak sabar, ia mengempos tenaganya menyalurkan tenaga murninya pada telapak tangannya digerakkan menghantam tembok itu.

Kuat bukan main pukulan yang dilakukan pada tembok itu, sampai dinding itu tergetar dan akhirnya meluruk tembok yang jadi sempal tersebut oleh pukulan tapak tangan Yo Him.

Berulang kali Yo Him melakukan pukulannya itu, sehingga beberapa bata terhajar menjadi hancur. Dan rantai telah dapat ditarik lebih panjang lagi. Lewat sesaat lagi, rantai itu telah berhasil terlepas dari tembok itu, setelah Yo Him mengerahkan seluruh tenaganya dan menarik kuat sekali.

Namun Yo Him masih perlu menarik keluar rantai yang satunya lagi. Ia melakukannya dengan cara yang sama seperti tadi. Yang membawa hasil yang cukup baik, di mana rantai yang satunya itu telah berhasil ditarik terlepas dari benaman di tembok itu.

“Akhirnya kita berhasil, Wang Kiesu!” kata Yo Him sambil menghapus keringatnya.

“Tetapi kita tidak bisa keluar dari tempat ini, mereka berada di luar......!” menggumam Wang Put Liong dengan terharu mengandung kegembiraan yang tiada tara, karena melihat rantai yang mengikat tulang pie-pe nya itu telah berhasil ditarik terlepas dari benamannya di dinding itu.

“Jangan kuatir. Nanti aku akan mengusahakannya dengan cara bagaimanapun, agar kau bisa diselamatkan, Wang Kiesu...... yang terpenting engkau harus diselamatkan dulu!”

Wang Put Liong hanya mengangguk disamping girang, iapun sangat kagum sekali terhadap kekuatan tenaga lweekang yang dimiliki Yo Him. Tadi dia telah melihatnya betapa pemuda itu telah berhasil menarik terlepas ke dua rantai itu, yang tentu saja tidak mudah dilakukan oleh sembarangan orang.

Waktu itu Yo Him telah melompat ke dekat pintu. Ia mengintai keluar. Segera juga dilihatnya pertempuran yang tengah berlangsung di luar ruangan itu.

Dua sosok tubuh, yang satu bertubuh pendek kecil dengan seorang lagi seorang yang bertubuh agak langsing tengah bergerak-gerak lincah sekali, dikepung oleh orang-orang pangeran Ghalik.

Sedangkan pangeran Ghalik telah berdiri di luar gelanggang pertempuran dengan sebatang golok tajam tercekal di tangannya mengawasi kejadian itu dengan sepasang mata yang terpentang lebar karena setiap saat bisa saja ia melompat ikut menyerang ke dua sosok tubuh itu.

Waktu Yo Him menegaskan ternyata orang yang bertubuh pendek itu adalah seorang pemuda yang berparas cukup tampan mungkin usianya duapuluh tahun lebih. Hanya bentuk tubuhnya yang pendek sekali, bagaikan seorang anak belasan tahun. Gerakan tubuhnya begitu cepat dan lincah, karena tampaknya pemuda bertubuh pendek kecil itu memiliki ginkang yang luar biasa.

Dan sosok tubuh seorangnya lagi, adalah seorang wanita yang telah berusia cukup tua, seorang nenek yang memiliki rambut masih hitam. Gerakan nenek itu juga lincah sekali, di mana ia telah melompat-lompat ke sana ke mari dengan gerakan yang sangat cepat, setiap tangannya menyambar, tentu`senjata dari salah seorang pengepungnya dapat dirampas.

Tentara Mongolia yang merupakan jago-jago pilihan dari pangeran Ghalik, telah menyerang hebat dengan senjata masing-masing, mengepung ke dua orang itu. Dan jumlah mereka hampir limapuluh orang. Namun semuanya tidak berdaya untuk mendesak si nenek dan pemuda itu. Sedangkan yang membuat Yo Him tambah kaget di sebelah kanan di luar kalangan, berdiri seseorang, yaitu seorang yang bertubuh tinggi besar, dengan muka yang memerah, yang tidak lain dari Swat Tocu......

Suara teriakan yang nyaring tinggi yang didengar Yo Him ternyata tidak lain dari teriakan Swat Tocu. Ia selalu berteriak-teriak dengan suara yang nyaring, di mana ia tidak ikut bertempur, hanya menganjurkan si nenek dan pemuda bertubuh pendek itu, agar mereka bisa menghadapi para pengepungnya lebih baik lagi. Yo Him juga heran, mengapa Swat Tocu berada di istana pangeran Ghalik, dan juga tanpa biruangnya, biruang Salju peliharaannya......

Tetapi yang membuat Yo Him girang, dengan adanya Swat Tocu ia mendapat bantuan tenaga yang tidak kecil untuk menghadapi pangeran Ghalik. Bukankah mereka telah pernah bertemu dan tampaknya Swat Tocu memang bersikap baik padanya? Lagi pula kepandaian Swat Tocu begitu sempurna dan tinggi.

Cepat-cepat Yo Him menghampiri Wang Put Liong, katanya, “Wang Kiesu, mari ikut keluar. Kebetulan sekali Swat Tocu datang bersama dengan dua orang temannya. Tampaknya ke dua temannya itupun memiliki kepandaian tinggi. Swat Tocu memiliki kepandaian yang sulit diukur, mungkin juga kita memiliki kesempatan untuk meloloskan diri......!”

Wang Put Liong bimbang, namun akhirnya mengangguk.

“Yo Siauwhiap, jika memang kau yakin kita bisa meloloskan diri, hal itu memang menggembirakan, tetapi yang kukuatirkan, justru dengan mengajakku, tentu akan mempersulit dirimu. Karena aku sudah tidak memiliki tenaga...... belum lagi kau nanti harus melindungi ke dua orang temanmu. Yang katanya pun terluka dan juga engko kecil yang pernah bertemu denganku......!?”

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

Posting Komentar