75 Rapat Kay-pang Kemasukan Musuh!
Yeh-lu Chi tertawa tawar,
katanya: “Jika memang dilihat demikian, tampaknya engkau masih penasaran!
Baiklah! Baiklah! Justru sekarang ini aku yang akan menguji dirimu, akan
menguji siapakah sebenarnya kau.....?!”
Setelah berkata begitu, Yeh-lu
Chi melompat turun dari tempat duduknya, dia telah berhadapan dengan Cing Pang
An.
Cing Pang An sendiri terkejut,
karena dia tidak menyangka bahwa Pangcu Kay-pang akan turun tangan sendiri,
karena dia, semula menduga tentunya Pangcu Kay-pang tersebut akan perintahkan
tokoh Kay-pang lainnya buat menghadapi dirinya.
Dengan tersipu Cing Pang An
segera berkata: “Alangkah tidak pantasnya jika memang Pangcu yang turun tangan
sendiri hanya sekedar buat membuktikan bahwa tecu adalah anggota Kay-pang.
Sesungguhnya, kecurigaan Pangcu tidak pantas, karena memang sebenarnya tecu
adalah anggota Kay-pang.....!”
“Siapa pimpinanmu??” tanya
Yeh-lu Chi tidak memperdulikan perkataan Cing Pang An.
“Itu..... itu......!” Cing
Pang An jadi tergugu.
“Hemmm, seperti apa yang telah
kuduga, bahwa engkau memang bukan anggota Kay- pang dan hanya menyamar sebagai
pengemis! Katakan siapa dirimu sebenarnya?!” bentak Yeh-lu Chi dengan sikap
yang mendongkol.
Cing Pang An tertawa tawar,
rupanya dia telah berhasil menguasai kegugupannya.
“Ini..... tentu saja aku tidak
bisa menyebutkannya, karena Pangcu menanyakannya tak wajar!” menyahuti Cing
Pang An akhirnya. “Hemmm, jika memang dilihat keadaan seperti ini, Kay-pang
tidak mau membawa cara keadaan yang sesungguhnya menurut aturan yang ada.
Bagaimana mungkin, di dalam rapat besar seperti ini, seorang Pangcu yang
memiliki kedudukan sangat tinggi di dalam perkumpulan kita, harus memeriksa
seorang anggotanya yang hanya dicurigai belaka?!”
“Sekarang katakan siapa dirimu
sebenarnya dan apa maksudmu menyamar sebagai anggota Kay-pang?!” bentak Yeh-lu
Chi yang tidak mau memperdulikan sikap dari Cing Pang An.
“Sejak kecil telah menjadi
pengemis, hanya selama itu tecu tidak pernah masuk sebagai anggota Kay-pang.
Baru tahun ke marin tecu telah masuk sebagai anggota Kay-pang! Jika memang tecu
mengetahui Kay-pang bukanlah perkumpulan yang terlalu baik dengan aturannya
yang acak-acakan, tentu tecu tidak sudi masuk sebagai anggotanya.....!” dan
setelah berkata begitu, Cing Pang An memutar tubuhnya, maksudnya ingin berlalu
dari situ.
Yeh-lu Chi melihat orang ingin
berlalu, jadi mengeluarkan suara tertawa dingin, katanya: “Hemmm, apakah enak
begitu saja kau ingin angkat kaki dari tempat ini?!”
Dan setelah berkata begitu,
tangan kanan dari Yeh-lu Chi dengan cepat bergerak, ia bermaksud mencengkeram
pundak Cing Pang An.
Akan tetapi Cing Pang An
ternyata bukan seorang pengemis yang rendah kepandaiannya, karena ia memiliki
kepandaian yang tinggi sekali. Waktu mendengar berkesiuran angin serangan,
cepat bukan main dia telah bergerak ke samping. Dan tanpa menoleh lagi dia
telah menggerakkan tangan kanannya, menyampok dengan kuat sekali.
“Bukkkk!” terdengar benturan
yang sangat keras, di mana kekuatan tenaga dalam dari Cing Pang An saling
bentur dengan tangan Yeh-lu Chi.
Akan tetapi Yeh-lu Chi
memiliki kepandaian tinggi. Dia tidak seperti Kay Som Song, karenanya, begitu
tangannya saling bentur, seketika dia memutar tangannya itu, yang tidak ditarik
pulang. Kemudian dia bermaksud akan mencengkeram pergelangan tangan dari
lawannya.
Cing Pang An terkejut juga,
semula dia menduga bahwa Yeh-lu Chi tentunya akan menarik pulang tangannya
begitu tenaga mereka saling bentur. Namun kenyataannya Yeh-lu Chi malah
meneruskan serangannya dengan maksud akan mencengkeram dan mencekal pergelangan
tangannya.
Tentu saja Cing Pang An tidak
mau membiarkan pergelangan tangannya kena dicekal lawannya. Dia menarik pulang
tangannya. Namun apa yang dilakukannya itu terlambat, sebab tangan Yeh-lu Chi
telah mengunci tangannya, sehingga tidak mungkin Cing Pang An menarik pulang
tangannya.
Cing Pang An memang memiliki
kepandaian yang tinggi, karenanya walaupun menghadapi keadaan yang terdesak dan
terancam bahaya seperti itu, tokh dia tidak menjadi gugup. Cing Pang An hanya
terkejut sejenak, kemudian dia telah cepat-cepat merobah posisi tangannya.
Jika semula dia berada di
sebelah atas dari tangan Yeh-lu Chi, justru kini telah memutar berada di
sebelah bawah tangan Yeh-lu Chi. Kemudian cepat sekali dia menghantam ke depan,
ke arah perut pangcu Kay-pang tersebut.
Yeh-lu Chi sendiri tidak
menyangka bahwa lawannya akan menyerang seperti itu. Dia jadi kaget dan
cepat-cepat membatalkan serangannya. Dia tidak jadi mencengkeram dan kemudian
melompat mundur ke belakang dengan jejakkan kaki yang kuat, tubuhnya ringan
melompat ke belakang dua tombak.
Cing Pang An tertawa
terbahak-bahak.
“Sudah tecu katakan, bahwa
tecu adalah anggota Kay-pang, tentunya Pangcu tidak perlu menguji tecu lagi,
dan jika memang pangcu masih tidak percaya, silahkan maju lagi! Walaupun tecu
hanya memiliki tujuh karung, akan tetapi tecu merupakan anggota Kay-pang dan
setiap anggota Kay-pang memiliki kepandaian yang tinggi.....!
“Ini bukan berarti tecu berani
berlaku kurang ajar kepada Pangcu. Akan tetapi memang terpaksa sekali karena
Pangcu sendiri yang tidak mau mempercayai keterangan Tecu!”
Setelah berkata begitu, Cing
Pang An bersiap-siap hendak menerima serangan Yeh-lu Chi pula.
Sebagai seorang Pangcu yang
memiliki kekuasaan terbesar dan tertinggi di dalam kalangan Kay-pang,
sebenarnya Yeh-lu Chi merasa malu tidak bisa membekuk lawannya.
Dan sekarang dia mendengar
perkataan Cing Pang An seperti itu, bukan main mendongkol hatinya, sehingga dia
berseru nyaring. Dan tanpa mengeluarkan sepatah perkataan pun juga telah
melompat menerkam dengan sepasang tangan yang digerakkan sangat kuat sekali.
Karena sekarang Yeh-lu Chi telah mengetahui, bahwa lawannya memiliki kepandaian
yang tinggi, dia tidak berani meremehkannya pula.
Sedangkan Cing Pang An sendiri
tak tinggal diam. Waktu melihat Pangcu Kay-pang tersebut menyerangnya, dia
mengeluarkan suara seruan nyaring dan menggeser kedudukan ke dua kakinya.
Yeh-lu Chi mana mau membiarkan
Cing Pang An berkelit menghindarkan diri begitu saja. Karena melihat bahwa
sebelum ke dua tangannya tiba pada sasarannya, lawannya telah mengelakkan diri,
cepat luar biasa dia telah membentak dan menyerang semakin hebat dengan ke dua
tangannya meluncur terus tanpa dikurangi kecepatan meluncurnya.
Cing Pang An mendengus
perlahan, kemudian tanpa berkelit dan menggeser ke dua kakinya, dia telah
menangkis.
“Bukkk!” serangan Yeh-lu Chi
telah ditangkisnya. Tubuh Cing Pang An tergoncang beberapa kali dan mundur lima
tindak.
Sedangkan Yeh-lu Chi telah
mundur selangkah ke belakang, mukanya merah padam karena murka.
Dalam keadaan seperti itu
terlihat Yeh-lu Chi tidak berhenti dengan serangannya. Dia murid Ciu Pek Thong,
di mana Loo-boan-tong memang memiliki kepandaian yang tinggi hebat luar biasa
dan telah diwarisi seluruh kepandaiannya itu padanya. Karena dari itu,
menghadapi lawan yang tangguh seperti sekarang. Yeh-lu Chi pun tidak berlaku
sungkan-sungkan pula, apa lagi sekarang dia mencurigai bahwa Cing Pang An
adalah mata-mata pihak kerajaan.
Sekali ini Yeh-lu Chi telah
menyerang dengan dahsyat sekali, dia menghantam dengan tenaga “Im” di tangan
kiri, sedangkan tenaga “Yang” di tangan kanannya. Hebat luar biasa tenaga
serangannya itu, yang menyambar bergantian, tak serentak, akan tetapi saling
susul.
Menghadapi serangan Yeh-lu Chi
seperti itu, muka Cing Pang An berobah pucat. Dia memang mcngetahui bahwa
Yeh-lu Chi memiliki kepandaian yang tinggi dan tentu berada di atas
kepandaiannya sendiri. Akan tetapi semula Cing Pang An menduga bahwa Yeh-lu Chi
tidak akan turun tangan sendiri. Akan tetapi sekarang siapa tahu justru Yeh-lu
Chi yang kecurigaannya semakin keras bahwa dirinya adalah mata-mata dari pihak
kerajaan, telah menyerangnya dengan hebat sekali.
Berulang kali Cing Pang An
berusaha mengelakkan diri, dia terdesak karena bingung menghadapi cara
menyerang yang dilakukan Yeh-lu Chi.
Setelah terdesak beberapa
kali, tampak Cing Pang An semakin sibuk menggelakkan dan menghindarkan diri
dari setiap serangan Yeh-lu Chi. Bahkan ketika suatu kali tampak Yeh-lu Chi
telah mengeluarkan bentakan dengan tangan kiri mengancam buat menotok mata dari
lawannya.
Dan waktu lawannya ini
berkelit ke samping kanan, kesempatan ini dipergunakan sebaik mungkin oleh
Yeh-lu Chi, dan dia telah mempergunakan tangannya yang satunya buat mencengkeram.
Cengkeraman yang dilakukan
pangcu Kay-pang kali ini tepat sekali mengenai sasaran, dan telah berhasil
mencengkeram dengan keras. Malah waktu ia membentak sangat nyaring, tubuh
lawannya kena dihentak terpental.
Bukan main kesakitan Cing Pang
An, dia berseru kesakitan dan terhuyung tidak bisa berdiri tetap sejauh dua
tombak lebih. Malah, belum lagi dia sempat buat memperbaikkan kedudukan ke dua
kakinya, cepat sekali Yeh-lu Chi telah melompat dan menyerang pula karena
Yeh-1u Chi memang bermaksud tidak memberikan kesempatan sedikitpun juga pada
lawannya.
Dalam keadaan seperti itu
terlihat jelas betapapun juga Cing Pang An berusaha menghindarkan diri dari
serangan Pangcu Kay-pang itu, tokh tetap saja dia tidak berhasil. Mati-matian
dia telah berusaha meloloskan diri dari gempuran itu, dan justru di waktu
itulah serangan dari Yeh-lu Chi mengenainya dengan telak.
“Bukkkk!” keras sekali
serangan itu menghantam Cing Pang An, sampai pengemis tua itu tersungkur di
tanah.
Dalam keadaan seperti ini
Yeh-lu Chi telah berhenti menyerang. Dengan wajah yang angker dan penuh wibawa
membentak: “Sekarang kau jelaskan, siapa sebenarnya dirimu dan apa maksudmu
menyamar sebagai anggota Kay-pang?!”
Cing Pang An tidak segera
menyahuti, karena dia telah meringis menahan sakit beberapa saat, diapun
merangkak buat berdiri, barulah kemudian dengan sorot mata penuh kebencian dia
telah mendelik kepada lawannya yang berhasil merubuhkan dirinya.
“Aku tidak mcnyangka bahwa
Pangcu Kay-pang akan bertindak serendah ini.....!” memaki Cing Pang An dengan
sikap mengandung kemendongkolan yang meluap.
Yeh-lu Chi telah bertanya
dengan sengit: “Rendah? Rendah bagaimana? Kau telah ku layani sebaik mungkin,
dan engkau rubuh dengan hanya aku bertangan kosoag belaka! Sekarang kau
mengatakan aku telah memperlakukan dirimu dengan rendah! Nah, coba kau katakan
yang sebenarnya, di mana kerendahan itu dan juga di mana sifat-sifat rendah
yang kumiliki?”
Pengemis tua itu telah
mendengus memperdengarkan suara tertawa dingin, katanya dengan sikap mengejek:
“Hemmm, sebagai seorang Pangcu dari Kay-pang yang merupakan perkumpulan besar,
ternyata engkau tidak bisa mengetahui siapa adanya diriku, walaupun aku adalah
salah seorang anggota Kay-pang. Bukankah hal ini membuktikan Kay-pang merupakan
sebuah perkumpulan yang tidak teratur baik?
“Dan juga, engkau sebagai
seorang Pangcu dari Kay-pang, akan tetapi di tempat sendiri, dengan
mengandalkan pengaruh jumlah yang banyak, disamping itu juga memang tampaknya
engkau dengan sesungguhnya mempergunakan ilmu sesat buat merubuhkan diriku.....
Apakah semua itu bukan tindakan rendah? Atau memang engkau masih mau
menyangkalnya?”
Muka Yeh-lu Chi berobah merah
padam, katanya. “Baik! Baik! Sekarang katakanlah, apa yang kau inginkan? Dengan
cara bagaimana aku harus menghadapi dirimu, sehingga engkau merasa puas?”
Mendengar pertanyaan Yeh-lu
Chi seperti itu, segera juga Cing Pang An tertawa mengejek lagi, katanya,
“Jika memang engkau ingin
melayaniku dengan cara yang wajar dan juga tidak mempergunakan ilmu sesat, mari
kita bertempur lagi. Walaupun aku harus membuang jiwa disini, aku puas, karena
aku hendak melakukan perbuatan dan tindakan mulia, guna mencegah banjir darah
yang bisa saja terjadi di dalam lingkungan Kay-pang disebabkan kekuasaan yang
mabuk hormat, di mana hendak mengunjuk gigi menentang pemerintahan yang ada!
“Dengan demikian, walaupun aku
terbinasa, aku tidak menyesal, karena aku membuang jiwaka tidak percuma. Karena
ingin menyelamatkan saudara-saudara Kay-pang lainnya agar tidak terseret oleh
ambisi dari ketuanya yang mabuk hormat itu......!”
Setelah berkata begitu, Cing
Pang An memperdengarkan beberapa kali suara tertawa dingin, malah dia telah
mengempos dan mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya, bersiap-siap untuk
menerima serangan Yeh-lu Chi.
Waktu itu Yeh-lu Chi pun
merasa gusar sekali, karena dengan berkata begitu ternyata Cing Pang An
bermaksud menghasut anggota-anggota Kay-pang.
Sebagai seorang pangcu dari
perkumpulan pengemis yang memiliki kecerdikan dan juga kebijaksanaan yang
sangat besar, Yeh-lu Chi tidak menjadi kalap dari kegusarannya. Segera juga ia
berkata: “Baik! Baik! Mari kita bertempur lagi, sampai kau rubuh dengan hati
yang puas.....!”
Sambil berkata begitu, Yeh-lu
Chi telah memasang kuda-kuda ke dua kakinya, dengan sepasang tangan
dilintangkan di depan dadanya, katanya: “Nah, kau majulah, marilah kita
main-main lagi sampai seratus jurus......!”
Cing Pang An tidak berlaku
sungkan-sungkan karena cepat sekali dia melompat menerjang, di mana sepasang
tangannya telah menyerang dengan seluruh tenaga lweekangnya.
Akan tetapi Yeh-lu Chi telah
memperdengarkan suara tertawa mengejek, karena tadi mereka telah bergebrak dan
Yeh-lu Chi telah mengetahui bahwa kepandaian Cing Pang An memang masih berada
di bawah kepandaiannya. Karena dari itu, sekarang walaupun serangan yang
dilancarkan Cing Pang An sangat hebat, tokh dia tidak menjadi gentar.
Dengan sikap yang tenang
sekali, tampak Yeh-lu Chi telah menggerakkan ke dua tangannya yang diangkat
sebatas dada, dengan sikap ke dua tangan yang sejajar dan telapak tangan
menghadap ke arah lawan, kemudian dia mendorong ke depan.
Cara mendorongnya itu tidak
cepat dan tampaknya tidak kuat, dia menggerakkan ke dua tangannya itu
perlahan-lahan. Akan tetapi justru tampak betapa dari telapak tangan Yeh-lu Chi
telah mengalir keluar kekuatan yang luar biasa hebatnya, tenaga tangkisan ini
membuat tenaga serangan dari Cing Pang An mendjadi punah.
Dalam keadaan seperti itu Cing
Pang An yang amat takjub dan heran bercampur kaget, tidak bisa membendung diri
lagi. Karena cepat sekali dia telah terkena terjangan tenaga dalam dari Yeh-lu
Chi yang telah menerjang padanya. Tidak ampun lagi tubuh Cing Pang An telah
terjungkal dan bergulingan beberapa kali.
Malah belum lagi dia sempat
buat mengatur pernapasan dan juga berdiri pula, dia telah memuntahkan darah
segar beberapa kali. Tampak mukanya pucat pias dan tubuhnya menggigil menahan
rasa sakit di dadanya, di mana tangan kanan dari Cing Pang An telah memegangi
dadanya tersebut.
Dalam keadaan seperti ini,
Yeh-lu Chi tidak tinggal diam, karena dia menyadari bahwa lawannya ini seorang
yang licik. Waktu melihat lawannya telah dapat dirubuhkan, segera dia melompat
sambil menggerakkan tangan kanannya, karena dia bermaksud ingin menotok jalan
darah yang bisa membuat Cing Pang An jadi tidak berdaya.
Akan tetapi waktu jari tangan
dari Yeh-lu Chi meluncur akan mengenai sasarannya, dan waktu itu Cing Pang An
memang sudah tidak berdaya buat mengelakkan dirinya, tiba-tiba dari kelompok
pengemis telah melompat tiga sosok bayangan dengan gerakan yang sangat gesit
sekali. Malah salah seorang yang melompat dari sebelah kanan, telah
menggerakkan tangan kanannya menghantam dengan pukulan jarak jauh.
Rupanya pukulan itu
dilancarkan disebabkan dia sudah tidak keburu buat mencegah serangan pangcu
pengemis tersebut, karena jarak mereka masih terpisah beberapa tombak.
Disebabkan itulah, dia menyerang dengan ilmu pukulan jarak jauh, bermaksud
mencegah Yeh-lu Chi meneruskan serangannya itu.
Memang apa yang dilakukan
orang tersebut berhasil. Karena Yeh-lu Chi seketika merasakan berkesiuran angin
serangan yang kuat di punggungnya.
Cepat-cepat Yeh-lu Chi
membatalkan totokannya dan memutar tangannya, tanpa memutar tubuhnya dia telah
menangkisnya. sehingga terdengar suara benturan yang kuat, walaupun orang yang
menyerang itu dari jarak jauh!
Begitu terdengar bentrokan
tersebut, seketika Yeh-lu Chi menerima serangan dari dua orang lainnya, dari
depan dan samping kirinya. Ke dua sosok tubuh inipun menyerang dengan hebatnya.
Sehingga Yeh-lu Chi jadi tidak memiliki kesempatan buat menotok Cing Pang An
lagi.
Dengan mendongkol tampak
Yeh-lu Chi melayani ke tiga orang lawannya yang baru tersebut, di mana setiap
kali datang serangan dari lawannya yang mengeroyoknya, tampak Yeh-lu Chi telah
menghadapinya dengan kekuatan yang dahsyat.
Sambil bertempur Yeh-lu Chi
telah mementang matanya lebar-lebar mengawasi dan memperhatikan keadaan ke tiga
orang lawannya tersebut.
Yang membuat Yeh-lu Chi tambah
mendongkol dan tidak mengerti, dia melihatnya bahwa ke tiga orang itu
berpakaian sebagai pengemis, sama halnya seperti Cing Pang An.
Seketika Yeh-lu Chi menyadari,
bahwa di dalam pertemuan dan rapat besar Kay-pang ini telah kemasukan banyak
sekali musuh yang menyamar sebagai pengemis.
Cuma saja yang membuat Yeh-lu
Chi tidak mengerti, bagaimana mereka bisa memperoleh kode dan tanda-tanda
isyarat buat masuk dalam pertemuan rapat besar Kay-pang. Sedangkan setiap
anggota Kay-pang diharuskan menyebutkan beberapa tanda isyarat setiap kali
mereka ingin memasuki wilayah lingkungan tempat rapat itu berlangsung. Dan juga
mereka semuanya diperiksa dengan ketat oleh beberapa orang pengemis tua
kepercayaan dari Yeh-lu Chi.
Dan sekarang telah terlihat
bahwa yang berhasil menyelusup ke dalam rapat besar Kay-pang ini berjumlah
tidak sedikit. Waktu Cing Pang An terancam bahaya, justru telah muncul ke tiga
orang kawannya, yang menyamar sebagai pengemis pula. Tentu disamping mereka
berempat, telah banyak lagi musuh-musuh yang berhasil menyelusup ke dalam rapat
besar ini dengan menyamar sebagai pengemis.
Sambil bertempur menghadapi ke
tiga orang lawannya yang baru, Yeh-lu Chi telah berpikir keras. Sedangkan
tokoh-tokoh tingkatan tua dari Kay-pang, jadi sangat marah. Mereka melihat
bahwa banyak musuh yang telah berhasil menyelusup ke dalam rapat besar ini
dengan menyamar sebagai pengemis.
Dengan begitu, sulit buat
mencari jejak mereka dan juga untuk mengetahui yang mana-mana saja di antara
ratusan ribu pengemis itu, ternyata adalah pihak lawan.
Sedangkan Yo Ko dan para
orang-orang gagah yang berkumpul di tempat tersebut, telah menghela napas
beberapa kali dengan wajah yang muram.
Mereka telah melihat
perkembangan. Tampaknya bahwa pihak kerajaan penjajah telah sengaja mengirim
orang-orangnya buat menyelusup masuk ke dalam rapat besar Kay-pang dan
menimbukan kekacauan.
Dilihat dari perkembangan yang
terjadi, tampaknya pihak kerajaan penjajah itu mengerahkan orang-orangnya tidak
sedikit, karena ada tanda-tanda bahwa pihak kerajaan memang akan menumpas
Kay-pang, jika saja perkumpulan pengemis tersebut menentang kebijaksanaan raja
Boan-ciu tersebut.
Yo Ko telah memberitahukan
kepada semua orang-orang gagah yang berada di tempat tersebut, agar mereka
bersiap-siap, karena tampaknya memang Kay-pang menghadapi kesulitan yang tidak
ringan.
Waktu itu Cing Pang An telah
tertawa dingin, walaupun dia terluka di dalam tubuh yang cukup parah, akan
tetapi dia berusaha memperlihatkan sikap yang gagah. Walaupun mulutnya masih
berlumuran darah malah yang membuatnya jadi mengerikan sekali,
“Hemm, kau lihatlah Yeh-lu
Chi, betapa kami sebagai anggota-anggota Kay-pang, telah banyak yang menentang
kebodohanmu, yang ingin menjerumuskan kami ke jurang bahaya yang membawa
malapetaka tidak kecil buat Kay-pang! Kami tidak mau memusuhi pihak Boan-ciu,
karena dari pemerintah yang seperti Kaisar yang sekarang ini tentu rakyat
Tiong-goan dapat hidup lebih baik lagi!”