81 Taktik Penjajah Kaisar Mongol
Yeh-lu Chi akhirnya menyetujui
keinginan Yo Him dan Sasana. Ia hanya berpesan agar mereka berhati-hati dan
waspada.
Mereka hanya boleh menyelidiki
dan tidak boleh turun tangan. Hal ini untuk mencegah agar mereka tidak mengalami
ancaman bahaya yang lebih hebat.
Walaupun kepandaian Yo Him dan
Sasana memang sangat tinggi dan Yeh-lu Chi juga mengagumi mereka, namun menurut
pendapat Yeh-lu Chi, sekarang-sekarang ini Kaisar Mongolia telah mendatangkan
dan mengundang banyak sekali para jago-jago sakti dari Mongolia, yang didudukan
sebagai pengawal pribadinya, menjadi pahlawan-lawan istananya.
Dengan demikian walaupun
bagaimana, Yo Him dan Sasana yang hanya berdua, tidak mungkin dapat menghadapi
mereka dengan baik.
Yo Him dan Sasana berjanji
bahwa mereka tidak akan menempuh langkah-langkah yang bisa membahayakan diri
dan jiwa mereka. Mereka juga telah menghibur agar pangcu Kay-pang tersebut
tidak perlu menguatirkan diri dan jiwa mereka, dan meminta Yeh-lu Chi agar
bertenang diri.
Begitulah, setelah dua hari
lagi berdiam di markas Kay-pang, Yo Him bersama Sasana telah mengambil
keputusan untuk berangkat ke kota raja, dan merekapun berpamitan.
Perpisahan mereka diiringi
dengan pesta yang meriah, pesta perpisahan yang cukup mengharukan, karena di
dalam pesta perpisahan tersebut berulang kali Yeh-lu Chi telah berpesan kepada
Yo Him dan Sasana, agar mereka dapat membawa diri sebaik-baiknya dan tidak
melakukan tindakan nekad.
Keesokan harinya Yo Him dan
Sasana melakukan perjalanan ke kota raja.
Kaisar Kublai Khan sangat
marah sekali, telah dua tahun pengejaran yang dilakukan para pahlawannya masih
tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Memang Kaisar tersebut telah
mengerahkan para pahlawannya, yang umumnya memiliki kepandaian sangat tinggi,
dengan harapan membasmi dan mengejar terus para orang-orang gagah daratan
Tiong-goan yang telah membinasakan Koksunya.
Karena dari itu, betapa
kecewanya setelah mengerahkan sekian banyak orang-orangnya yang semuanya
memiliki kepandaian tinggi dan juga biayanya yang tidak kecil, namun orang yang
diburunya tidak juga berhasil ditemuinya.
Karena dari itu, Kaisar Kublai
Khan pada pagi itu telah marah-marah kepada para pembesarnya dan panglimanya.
Di dalam sidang tersebut telah ditegaskan oleh Kaisar.
Jika saja para panglimanya itu
tidak bisa mengejarnya untuk membasmi para orang-orang gagah yang terdaftar
nama mereka dalam daftar hitam Kaisar tersebut, mereka akan dipecat! Malah
besar kemungkinan mereka akan dijatuhi hukuman mati!
Perintah Kaisar, yang
dikeluarkan dengan ancaman seperti itu, telah membuat semua para panglimanya
jadi gelisah dan bingung.
Akan tetapi perintah Kaisar
tidak bisa dibantah. Jika memang mereka tidak melaksanakan sebaik mungkin,
tentu akan membuat jiwa mereka sebagai tarohannya dan juga keluarga mereka akan
menjadi korban.
Karena dari itu, para panglima
tersebut segera mengumpulkan para bawahannya, dan para panglima ini juga
marah-marah terhadap bawahannya tersebut.
Merekapun telah mengeluarkan
perintah yang sama kerasnya seperti perintah yang dikeluarkan oleh Kaisar
kepada para panglima tersebut, dengan ancaman jika para bawahan mereka ini
tidak bisa bekerja lebih baik, maka mereka akan dijatuhi hukuman
seberat-beratnya.
Dengan begitu, maka segera
juga para pahlawan Kaisar telah melakukan tindakan yang jauh lebih bengis dan
keras terhadap penduduk. Para tentara negara juga telah berusaha untuk dapat
menangkapi orang-orang yang mereka curigakan.
Yang menjadi korban akhirnya
rakyat jelata. Walaupun mereka tidak bersalah, tokh mereka telah ditangkap dan
memperoleh hukuman yang tidak ringan, bahkan banyak di antara mereka yang telah
dijatuhi hukuman mati.
Hal itu disebabkan para
tentara negeri dan para pahlawan Kaisar yang tengah kebingungan dengan perintah
Kaisar dan panglima mereka yang mengandung ancaman itu, telah membuat mereka
sebanyak mungkin untuk menangkapi orang yang mereka curigakan, tanpa
memperdulikan apakah orang tersebut bersalah atau tidak.
Yang terpenting mereka telah
dapat menangkap sebanyak mungkin orang Han tersebut untuk dijatuhi hukuman,
agar mereka dilihat oleh atasan mereka masing-masing memiliki kerja yang baik.
Para orang-orang gagah di
daratan Tiong-goan gusar bukan main menyaksikan keganasan tentara Mongolia yang
semakin menjadi-jadi itu. Mereka telah berhimpun dan banyak diantara mereka
yang telah berusaha untuk mengadakan pemberontakan dan gerakan di bawah tanah,
memberikan perlawanan kepada para tentara dan kerajaan Mongolia tersebut.
Akan tetapi Kaisar Kublai Khan
memang merupakan seorang Kaisar yang sangat cerdik sekali. Ia memiliki
kecerdikan yang luar biasa dalam mengambil taktik-taktik menundukan para
pemberontak tersebut.
Pertama-tama Kaisar Kublai
Khan mengerahkan tentara perangnya dalam jumlah yang besar. Kekuatan tentara
perang Mongolia tersebut sangat besar dan tidak mungkin ditandingi dan dilawan
oleh para pemberontak tersebut, yang umumnya berjumlah sedikit sekali.
Karena dari itu, umumnya
pemberontakan tersebut dapat ditindas dalam waktu singkat.
Hanya saja sebagai Kaisar yang
cerdik, maka Kublai Khan bukan hanya mempergunakan kekerasan.
Setiap pembrontakan itu hampir
dapat dibasminya, maka ia telah mengutus beberapa orang pahlawannya, untuk
menghubungi pemimpin pemberontakan tersebut, guna membujuk mereka, agar dapat
kembali kepada masyarakat dan juga bekerja untuk kerajaan Mongolia, dengan
janji diberikan kedudukan dan harta.
Dalam keadaan tertindas
seperti itu, di mana pasukan pembrontak tersebut hampir hancur dibasmi oleh
kekuatan tentara perang Mongolia, dan justru kini menerima uluran tangan yang
begitu manis dari Kaisar Kublai Khan, membuat para pemimpin pemberontak tersebut
akhirnya menerima tawaran tersebut dan menakluk kepada Kaisar Kublai Khan, yang
diakui sebagai majikan mereka.
Mereka memimpin pemberontakan,
umumnya disebabkan perasaan tidak senang mereka terhadap kerajaan Mongolia
tersebut, di mana mereka melihat rakyat yang tertindas.
Akan tetapi utusan Kaisar
justru telah memberikan penjelasan kepada mereka, hal ini justru untuk mencegah
pemberontakan, karena yang akan menjadi korban adalah rakyat juga.
Bahkan orang-orang Mongolia
tersebut telah memperlihatkan berbagai usaha mereka untuk berusaha membangun
daratan Tiong-goan menjadi kerajaan yang terbesar, dan juga mereka telah
memberikan berbagai hadiah dan hiburan kepada para pemimpin pemberontak itu.
Dengan demikian para pemimpin
pemberontak tersebut memperoleh kesan yang lain dari sebelumnya.
Justru mereka melihatnya
betapa Kaisar Kublai Khan sesungguhnya merupakan seorang Kaisar yang besar.....
Bahkan merekapun dipersilahkan
melihat, betapa kepada daerah-daerah yang tandus dan kering, di mana bahaya
kelaparan mengancam penduduk daerah tersebut, Kaisar Kublai Khan telah
mengirimkan bantuan rangsum dan uang. Dengan demikian pemimpin para pemberontak
itu menyerah dengan perasaan kagum di hati mereka, dan tunduk terhadap Kaisar
Kublai Khan.
Begitulah pemberontakan-pemberontakan
yang timbul di berbagai tempat di daratan Tiong-goan, telah dapat dipatahkan
oleh Kublai Khan.
Memang rakyat masih menderita
di bawah tindasan Kaisar Kublai Khan, akan tetapi sebagian lagi, yang kebetulan
menerima “budi kebaikan” Kaisar Mongolia tersebut karena memang politik dari
Kaisar Kublai Khan, telah memajukannya.
Juga untuk menenangkan rakyat,
Kaisar Kublai Khan telah mengeluarkan firman, untuk menghapus
peraturan-peraturan lama.
Jika raja yang lama di daratan
Tiong-goan mengenakan rakyat dengan berbagai macam pajak, maka Kaisar Kublai
Khan telah menghapusnya, sehingga rakyat Tiong-goan akhirnya bersyukur dan
berterima kasih kepada Kaisar yang baru ini, walaupun Kaisar ini merupakan
penjajah.
Mereka beranggapan bahwa
Kaisar Mongolia ini jauh lebih bijaksana dibandingkan dengan Kaisar-kaisar yang
lalu.
Hanya di luar tahu rakyat yang
telah merasa tunduk dan kagum serta patuh terhadap kaisar Mongolia tersebut,
sesungguhnya kaisar Kublai Khan telah mengambil tindakan lain.
Justru terhadap rakyat yang
hidupnya berkecukupan dan senang, bahkan para hartawan yang kaya raya, sebagian
terbesar dari harta kekayaan mereka telah disita dan diambil menjadi milik
negara. Dengan demikian, para orang-orang kaya di daratan Tiong-goan jadi
ketakutan dan mereka umumnya menyembunyikan sebagian besar dari harta mereka.
Cuma saja, Kaisar Kublai Khan
yang memang telah menduga hal itu akan terjadi, telah mengenakan sanksi-sanksi
yang hebat sekali, di mana dikatakan, jika seorang hartawan atau siapa saja,
yang dengan sengaja menyembunyikan harta kekayaannya, sehingga suatu kali dapat
diketahui akan hal tersebut, maka orang tersebut akan dibunuh habis satu
keluarga, di mana anak istri dan cucu mereka akan dibinasakan semuanya.
Karena dari itu, Kaisar Kublai
Khan juga memerintahkan agar mereka dengan suka rela menyerahkan sebagian dari
harta mereka, dengan alasan untuk membangun negara mereka agar menjadi kerajaan
yang jaya.
Begitulah taktik yang
dijalankan oleh Kublai Khan dalam mengatur negerinya, di mana dia menempuh dua
jalan. Menurut perkiraannya, bahwa jumlah para hartawan tidak sebanyak jumlah
rakyat jelata.
Karena dari itu, jika memang
ia mengambil kesempatan untuk menanam bibit-bibit kebaikan di hati rakyat
jelata niscaya pengaruh ini besar sekali untuk kekuasaannya di daratan
Tiong-goan, di mana yang akan mendukungnya sangat banyak dan sangat besar
sekali.
Apa yang ditempuh oleh Kaisar
Kublai Khan memang berhasil dengan baik.
Karena dari itu, seluruh
rakyat Tiong-goan boleh dibilang sebagian terbesar dari mereka telah tunduk dan
telah patuh kepada pemerintahan penjajah tersebut. Tidak terkandung pula sikap
antipati dan perasaan memusuhi tentara kerajaan.
Berangsur-angsur, keamanan di
daratan Tiong-goan tersebut telah dapat teratasi tanpa adanya pemberontakan-pemberontakan
lagi.
Jika tokh ada pemberontakan,
itu hanya merupakan pemberontakan kecil-kecilan yang tidak memiliki kekuatan
yang berarti. Mereka hanya merupakan para hartawan yang ingin menyelamatkan
harta mereka, dan mereka pergunakan buat membiayai pemberontakan tersebut.
Namun umumnya pemberontakan seperti itu dapat ditindas dan dibasmi bersih oleh
tentara Kublai Khan dalam waktu yang singkat sekali.
Yang membuat Kaisar Kublai
Khan penasaran, justru sampai sekaraug ini orang-orangnya belum lagi berhasil
menggusur Yo Ko, Siauw Liong Lie, Kwe Ceng, Yeh-lu Chi dan orang-orang gagah
daratan Tiong-goan lainnya untuk diadili olehnya.
Karena menurut Kublai Khan, di
mana ia sangat yakin sekali, jika para orang-orang gagah itu dapat ditawan dan juga
kemudian dijatuhi hukuman mati, ia boleh bertenang hati, di mana di daratan
Tiong-goan tidak akan timbul pergolakan lagi.
Akan tetapi selama orang-orang
gagah di daratan Tiong-goan tersebut masih bebas berkeliaran, jelas ini
merupakan api dalam sekam. Sewaktu-waktu mereka akan muncul pula dengan gerakan
pemberontakan yang bisa mengganggu kewibawaan Kaisar Kublai Khan.
Itulah sebabnya, walaupun
kematian Tiat To Hoat-ong telah lebih dua tahun yang lalu, namun tetap saja ia
tidak bisa membiarkan Yo Ko dan para orang-orang gagah Tiong-goan lainnya untuk
bebas terus.
Pengajaran terhadap mereka
malah ditingkatkan semakin ketat dan hebat.
Malah Kaisar Kublai Khan telah
menjanjikan, jika saja memang orang-orangnya itu berhasil melaksanakan tugas
mereka buat menangkap salah seorang dari para tokoh-tokoh orang-orang gagah di
dalam rimba persilatan itu, maka akan diberi hadiah yang sangat besar jumlahnya
dan juga ditambah dengan kenaikan pangkat.
Itu pula sebabnya mengapa
orang-orangnya Kaisar Kublai Khan tetap giat melakukan pengejaran terhadap para
orang gagah di daratan Tiong-goan tersebut.
Sedangkan Kublai Khan tetap
tidak pernah berputus asa, di mana Kaisar ini tetap memperketat pengejaran
tersebut. Selama Yo Ko dan kawan-kawannya belum berhasil ditangkap, hati Kaisar
ini belum dapat tenang dengan kedudukannya di singgasana serta kekuasaannya di
daratan Tiong-goan.
Bahkan terakhir ini, entah
telah berapa ribu orang-orang gagah Mongolia, yang semuanya merupakan
tokoh-tokoh sakti di negerinya itu, telah diundang ke daratan Tiong-goan, dan
diberi kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan Kaisar Kublai Khan tersebut.
Juga Kaisar Kublai Khan telah
mengundang tiga orang tokoh paling sakti dari Mongolia, yang telah lama
sebenarnya hidup mengasingkan diri. Kepada mereka diberikan kedudukan sebagai
pengawal pribadi dan juga merangkap penasehat Kaisar.
Hal ini hanya untuk
dipergunakan sebagai alat, di mana Kaisar Kublai Khan memakai mereka bertiga
sebagai orang-orang yang paling bisa diandalkan. Dan ke tiga orang itu
merupakan tokoh-tokoh sakti yang bisa disebut sebagai dewa, karena memiliki
kepandaian yang luar biasa hebatnya yang tenaganya dapat diandalkan buat
menghadapi Yo Ko dan kawan-kawannya, jika saja memang orang-orang gagah daratan
Tiong-goan tersebut muncul dengan tiba-tiba menyatroni Kaisar tersebut......
◄Y►
Yo Him yang mengajak Sasana
telah tiba di kota raja. Kehidupan yang terlihat pada rakyat kota tersebut
memang merupakan penghidupan yang biasa-biasa saja, di mana mereka setiap
harinya diliputi kesibukan untuk bekerja dan berdagang. Mereka berlomba untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dalam usaha mereka masing-masing.
Sama sekali tidak terlihat
oleh Yo Him dan Sasana keaktifan orang-orang kerajaan. Semua hanya merupakan
penduduk biasa belaka. Jarang sekali tentara kerajaan yang berkeliaran di
luaran.
Cuma saja, setelah
menyerap-nyerapi beberapa hari, akhirnya Yo Him dan Sasana memperoleh
keterangan, banyak tentara kerajaan yang berkeliaran di kota raja ini. Hanya
saja mereka semuanya tidak memakai pakaian seragam, hanya berpakaian sebagai
rakyat biasa.
Dan juga memang telah menjadi
peraturan yang keras sekali dari panglima penguasa kota raja ini, setiap
tentara kerajaan tak boleh memperlihatkan siapa dirinya sebenarnya. Mereka
harus menyamar sebagai rakyat jelata dengan sempurna.
Dan jika terjadi keributan,
mereka tidak boleh memperlihatkan bahwa mereka adalah tentara negeri. Mereka
harus menghadapi keributan itu sebagai rakyat jelata biasa.
Hal ini untuk mencegah
bocornya rahasia pertahanan dari tentara kerajaan di kota raja tersebut. Karena
sebagai kota raja dari seluruh daratan Tiong-goan, niscaya seluruh kegiatan
berada di kota raja ini.
Karena dari itu, tampak jelas,
betapapun juga, memang Kublai Khan telah mengadakan penjagaan dan pengawalan
yang ketat.
Setelah mengetahui hal itu, Yo
Him dan Sasana menyadari, bahwa mereka harus lebih berwaspada. Karena dari itu,
mereka melakukan penyelidikan dengan lebih hati-hati.
Selama beberapa hari mereka
telah berusaha menyelidiki, di mana tokoh-tokoh Kay-pang ditahan oleh pihak
kerajaan Mongolia tersebut. Akan tetapi mereka selalu gagal dengan usaha
tersebut, karena tidak ada seorang pun di antara para penduduk yang mengetahui,
di mana para tokoh Kay-pang tersebut ditahan.
Karena dari itu, Yo Him dan
Sasana jadi tambah penasaran. Hanya saja mereka sekarang telah mengetahui bahwa
banyak orang-orang kerajaan yang menyamar sebagai rakyat biasa, maka mereka
tidak berani sembarangan menanyai keterangan kepada setiap orang.
Dan jika memang telah yakin
bahwa orang yang akan ditanyai mereka itu bukan tentara kerajaan yang tengah
menyamar, barulah secara memancing. Yo Him dan Sasana menanyai berbagai hal
kepada mereka termasuk perihal tokoh-tokoh Kay-pang yang tengah ditahan oleh
pihak kerajaan.
Pada pagi itu, Yo Him dan
Sasana tengah bersantap di sebuah rumah makan, dan mereka tengah asyik menanyai
seorang pelayan rumah makan tersebut.
Pelayan rumah makan itu
seorang bertubuh kurus kering dengan muka yang pucat seperti orang
berpenyakitan. Juga usianya telah lanjut sekali, mungkin telah enampuluh tahun.
Melihat keadaan pelayan rumah
makan itu, Yo Him dan Sasana yakin bahwa pelayan ini tidak memiliki potongan
sebagai tentara negeri yang tengah menyamar. Dan mereka telah bertanya-tanya
tentang tokoh-tokoh Kay-pang yang ditahan oleh kerajaan.
Pelayan itu tampaknya agak
gugup waktu memberikan keterangan, ia menyatakan bahwa tokoh-tokoh Kay-pang itu
ditahan di gedung panglima penguasa kota, dikawal oleh pasukan Gie-lim-kun.
Bukan main girangnya Yo Him
dan Sasana. Pelayan itu dihadiahi mereka dalam jumlah yang besar.
Malam itu juga mereka
menyatroni gedung panglima penguasa kota raja.
Akan tetapi betapa kagetnya Yo
Him dan Sasana, karena kedatangan mereka telah disambut oleh pasukan panah dan
para pahlawan yang sangat tinggi kepandaiannya. Seperti juga pasukan tentara
kerajaan ini sudah mengetahui akan kedatangan mereka ke gedung panglima
penguasa kota raja tersebut.
Yang lebih mengejutkan Yo Him
dan Sasana. Waktu mereka berdua tengah memberikan perlawanan yang gigih dan
melukai beberapa orang lawan mereka, muncul pemimpin dari pasukan tentara yang
tengah mengepung mereka.
Pemimpin pasukan tersebut
berpakaian lengkap dengan sikap yang gagah, walaupun orangnya telah berusia
lanjut dan bertubuh kurus kerempeng. Dan panglima ini tidak lain dari.....
pelayan tua yang siang tadi ditanyai Yo Him dan Sasana!
Ternyata Yo Him dan Sasana
telah melakukan suatu kesalahan besar. Mereka tidak dapat mengenali babwa orang
yang berusia lanjut dengan tubuh yang kurus kerempeng itu merupakan seorang
yang sebenarnya memiliki kepandaian tinggi sekali.
Akan tetapi dalam keadaan
terkepung seperti itu, dengan mengandalkan kepandaiannya Yo Him bersama Sasana
telah berhasil meloloskan diri. Mereka segera meninggalkan kota raja di malam
itu juga, dengan dikejar terus oleh pasukan tentara kerajaan.
Yo Him dan Sasana menyadari,
mereka tidak bisa berdiam yang lebih lama lagi di ibukota kerajaan, karena
mereka telah dikenali oleh panglima pasukan kerajaan kota tersebut. Dan juga,
pasukan tentara kerajaan telah melakukan pencarian jejak mereka dengan ketat.
Yo Him dan Sasana yang dikejar
terus oleh para pahlawan istana, ternyata tidak bisa berdiam terlalu lama di
daerah sekitar kota raja tersebut. Mereka harus melakukan perjalanan terus
menerus guna menghindarkan diri dari pengejaran para pahlawan istana.
Yang lebih mengejutkan dan
hebat, justru para pengejarnya itu semakin lama semakin banyak jumlahnya, di
mana para pahlawan raja itu bertambah banyak karena mereka telah mengetahui
bahwa Yo Him dan Sasana tidak lain dari putera dan mantu Yo Ko dan Siauw Liong
Lie!
Di berbagai kota pun telah
dipersiapkan untuk penangkapan kepada Yo Him dan Sasana jika saja mereka dalam
menyingkirkan diri singgah di kota-kota yang mereka lalui.
Akan tetapi Yo Him dan Sasana
memang memiliki kepandaian yang tinggi, juga Yo Him tidak kurang cerdiknya.
Mereka berdua selalu dapat menyingkirkan diri. Hanya saja, yang membuat mereka
menyesal, karena kesalahan kecil belaka, di mana mereka tidak bisa mengenali
panglima tua yang tengah menyamar menjadi pelayan itu, membuat mereka untuk
sementara ini tidak bisa datang ke kota raja buat melakukan penyelidikan lagi.
Akhirnya setelah
berbulan-bulan menyingkirkan diri dari para pengejarnya, Yo Him dan Sasana mencari
tempat yang sunyi buat hidup mengasingkan diri dan menyepi. Karena Yo Him
menyadari, walaupun bagaimana mereka tidak mungkin untuk menembus kekuasaan
Kaisar Kublai Khan, yang sekarang tengah berkuasa dengan segala kejayaannya.
Karena dari itu, Sasana juga
tidak bisa membantah dan menolak keinginan suaminya di mana ia telah mengikuti
keinginan suaminya tersebut buat hidup menyepi.
Begitulah, Yo Him dan Sasana
telah hidup menyepi seperti juga mereka telah tidak pernah muncul pula dalam
rimba persilatan, juga mereka seperti hilang tanpa jejak sama sekali.
Di dalam dunia persilatan
telah bermunculan banyak sekali jago-jago muda yang telah mengisi lembaran dari
sejarah persilatan daratan Tiong-goan.
Demikianlah akhir cerita dari
Biruang Salju ini, di mana semua orang-orang gagah lainnya, seperti Kwee Ceng
dan Oey Yong, sampai akhir hari tua mereka, tetap saja mereka disibuki berbagai
urusan keduniawian. Karena bersedia mencampuri urusan Kay-pang, yang dipimpin
oleh mantu mereka, yaitu Yeh-lu Chi.
Hanya saja disebabkan Kwee
Ceng dan Oey Yong, maka Kay-pang walaupun dimusuhi oleh Kublai Khan dan selalu
memperoleh gangguan yang hebat dari pihak kerajaan, tetap dapat berkembang
dengan pesat menjadi salah satu perkumpulan yang terhebat di dalam rimba persilatan.
T A M A T