BAGIAN 07: SAHABAT ATAU MUSUH GURUNYA
Setiap setahun sekali Oey Yok
Su diajak gurunya meninggalkan pulaunya untuk membeli keperluan makan mereka
sehari-hari.
Dan hari itu Tang Cun Liang
telah mengajak muridnya untuk pergi kedaratan pula guna membeli kebutuhan
mereka. Guru dan murid telah mempergunakan sebuah perahu yang cukup besar,
karena kelak jika kembali kepulau, mereka akan membawa persiapan dan
bahan-bahan kebutuhan mereka yang cukup banyak jumlahnya.
Oey Yok Su yang kini telah
memiliki pertumbuhan tubuh yang baik dan sehat, mengayuh perahu, sedangkan
gurunya hanya-duduk bersemadhi berdiam diri saja. Dia memang sengaja
menyerahkan kayu pengayuhnya kepada murid tersebut, untuk melihat sudah berapa
jauh kepandaian yang bisa diperoleh Yok Su.
Walaupun harus mempergunakan
tenaga yang cukup kuat, juga cukup meletihkan, Oey Yok Su tidak pernah
mengeluh. Dia melakukan semuanya dengan baik, dan kayu pengayuhnya itu
dicekalnya kuat-kuat.
Ketika mereka berada ditengah
laut, gurunya bertanya kepadanya: „Apakah engkau telah letih muridku ?"
Oey Yok Su menggeleng perlahan
sambil sahutnya: „Tidak suhu.......biarlah aku yang mengayuh
terus.......!" dan memang Oey Yok Su telah mengayuh terus sehari penuh.
Tujuan mereka adalah kota
Ciung-sie yang terletak ditepi pantai disebelah selatan, kurang lebih dua hari
perjalanan air untuk mencapai kota tersebut.
Malam harinya, Oey Yok Su
tertidur nyenyak diperahunya, dan gurunya, yang memegang kemudi perahu. Dan
ketika fajar menjelang datang, Oey Yok Su kembali menggantikan gurunya untuk
mengayuh.
„Ulet dan kuat anak ini, dia
tabah sekali. Disamping pendiam, diapun seorang yang cerdas sekali,"
diam-diam gurunya berpikir didalam hatinya dengan perasaan bangga.
Begitulah, disore hari
menjelang hari yang ketiga mereka telah merapat kepantai, diluar kota
Ciung-sie. Kota tersebut merupakan kota yang cukup besar, dan padat
penduduknya. Memang biasa Oey Yok Su membeli kebutuhannya dikota ini bersama
gurunya. Maka seperti tahun kemarin, mereka kali inipun cukup mengunjungi kota
ini guna membeli beras, kain, dan keperluan lainnya.
Karena hari mendekati malam,
gurunya mengajak Oey Yok Su untuk bermalam disebuah rumah penginapan. Mereka
juga telah menangsel perut, untuk melenyapkan lapar dan dahaga.
Setelah dua tahun berhubungan
dengan gurunya, ternyata Oey Yok Su lebih intim dan mengetahui bahwa gurunya
sesungguhnya, seorang yang baik. Hanya saja gurunya ini memiliki sifat yang
agak aneh dan keras, kepada orang-orang yang tidak disenanginya selalu
bertindak dengan tangan besi. Tetapi secara keseluruhannya Oey Yok Su melihat
gurunya cukup baik, disamping kepandaiannya yang luar biasa dan tinggi sekali.
---oo0oo---
Malam itu mereka lewati
dirumah penginapan, tetapi menjelang tengah malam, Oey Yok Su terbangun dari
tidurnya, dia heran tidak melihat gurunya dipembaringan sebelahnya, sehingga
anak itu telah melompat duduk dan mengawasi sekeliling kamarnya"
Oey Yok Su tetap tidak melihat
gurunya dan anak ini menduga tentu gurunya sedang pergi keluar untuk membeli
sesuatu. Tetapi mengapa ditengah malam seperti itu ? Oey Yok Su telah duduk
ditepi pembaringan, menantikan kembalinya sang guru, namun Tang Cun Liang tidak
juga muncul, sehingga menggelisahkan Oey Yok Su.
Akhirnya karena tidak sabar,
Oey Yok Su keluar dari kamarnya, dia melihat keadaan ruangan diluar kamarnya
gelap, menandakan bahwa penghuni rumah penginapan ini telah terlelap dalam
tidur mereka.
Oey Yok Su jadi batal keluar
dari kamarnya dan kembali kekamarnya.
Dia heran sekali mengapa
gurunya keluar meninggalkannya ditengah malam seperti ini ?
Disaat Oey Yok Su tengah
termenung memandangi dinding kamar, tiba-tiba angin berhembus cukup keras dan
daun jendela kamarnya terbuka lebar. Oey Yok Su melompat mendekati jendela
kamarnya. Ternyata jendela kamar itu tidak terkunci dan tadi hanya tertutup
rapa saja.
„Hemm........, kalau
demikiantentunya suhu pergi melewati jendela kamar.....tetapi apa yang hendak
dilakukan suhu ditengah malam seperti sekarang ini ?"
Keadaan diluar kamar gelap
sekali, pekarangannya kotor dan dipenuhi oleh rumput-rumput hijau yang tidak
teratur tumbuhnya. Oey Yok Su melompati jendela kamarnya, dia telah berada
diluar kamar. Ditutupnya daun jendeIanya dan dia memandang sekelilingnya.
Tidak ada seorang manusiapun
juga disekitar tempat itu. Walaupun Oey Yok Su cerdas, namun melihat keadaan
seperti ini, dia tidak bisa menduga entah apa maksud gurunya pergi ditengah
malam yang gelap pekat itu? Apa keperluannya? Semuanya menjadi tanda tanya yang
tidak terjawab oleh anak tersebut.
Tetapi waktu Oey Yok Su tengah
berpikir terheran-heran begitu, dibelakangnya terdengar berkesiuran angin yang
cukup keras. Dua tahun Oey Yok Su telah mengikuti Tang Cun Liang dan menerima
didikan yang cukup tinggi dan lumayan, maka dari itu dia bisa mendengar
menyambarnya angin yang tidak w*ajar itu.
Namun disaat Oey Yok Su hendak
mengelakkan-diri, justru waktu itu punggungnya dirasakan sakit dan dia telah
terjungkel rubuh dengan mengeluarkan suara seruan tertahan. Ternyata, Oey Yok
Su baru sanggup mendengar menyambar angin yang tidak wajar itu, namun dia tidak
cukup gesit untuk mengelakkannya, sehingga tubuhnya telah kena diterjang oleh
angin tersebut, dan dia terjungkel mencium tanah.
Berbareng dengan itu,
terdengar suara orang tertawa dingin, suara tertawanya itu agak menyeramkan
nadanya.
„Bocah kecil yang manis.....
ma:, orang she Tang itu?" tanya suara itu.
Oey Yok Su merangkak bangun,
mengusap mukanya membersihkan dari tanah yang melekat, dan dia telah memutar
tubuhnya, segera dilihatnya seorang lelaki bertubuh pendek gemuk sehingga-berbentuk
bulat, lebih tinggi sedikit dari dirinya, tengah berdiri dengan kedua tangan
bertolak pinggang dan mengawasinya dengan sebentar-sebentar mengeluarkan suara
tertawa yang tawar, matanya memandang tajam sekali, memancarkan sinarnya yang
berkilauan.
„Siapa kau ? Mengapa, tidak
keruan juntrungannya engkau menyerang diriku ?" bentak Oey Yok Su. Yang
mendongkol sekali, karena dia tadi sempat terjerembab akibat serangan orang
itu.
Tetapi orang yang memiliki
bentuk tubuh gemuk pendek itu telah tertawa lagi dengan suaranya yang agak
menyeramkan, dia bilang :
„Jika aku benar-benar
menyerangmu, apakah kini engkau masih bisa berdiri dihadapanku ? Hemm........,
bocah ! Dimana orang she Tang itu?"
Apakah engkau maksudkan
guruku, Tang Cun Liang ?" tanya Oey Yok Su menegaskan.
Orang itu mengangguk.
„Ya....... dimana orang she
Tang itu ?"
,,Aku sendiri sedang mencari
guruku, karena guruku sedang pergi entah kemana !" menyahuti Oey Yok Su.
„Hemmm............ engkau
jangan berusaha berdusta padaku" kata orang tersebut dengan suara yang
dingin. „Engkau jangan main-main dengan Ang See Kiam Tu Li Sing!".
Oey Yok Su juga mendongkol
melihat lagak orang, tetapi mendengar orang bergelar Ang See Kiam (Pedang Pasir
Merah), dia mengetahui bahwa orang she Tu itu adalah seorang kiamkhek (akhli
pedang) yang tentunya memiliki kepandaian tinggi.
Bukankah tadi dengan
mengebutkan lengan bajunya saja, dia berhasil membuat dirinya jadi terjerambab
ketanah ? Maka Oey Yok Su tidak berani bersikap sembarangan, dia berkata dengan
bersungguh-sungguh : „Apa yang aku katakan memang sebenarnya ...... apakah kau
siorang tua adalah sahabat guruku ?"
„Hemm......., bisa dibilang
sahabat, bisa dibilang tidak !" menyahuti orang tersebut.
Oey Yok Su jadi heran.
„Bisa dibilang sahabat, bisa
dibilang tidak?" tanyanya tidak mengerti.
„Ya !" menyahuti Ang See
Kiam Tu Li Sing dengan suara yang tawar.
„Lalu...apa maksud engkau
mencari guru=ku ?" tanya'Oey Yok Su lagi.
„Mengapa engkau demikian
cerewet heh ? Urusan orang tua mana engkau mengerti ?"
Ditanggapi begitu oleh Ang See
Kiam, muka Oey Yok Su jadi merah.
„Baiklah", katanya
kemudian „Guruku sedang pergi dan aku tidak tahu dimana guruku
berada...!".
Ang See Kiam Tu Li Sing
tertawa lagi dengan keras, tubuhnya yang pendek bulat itu tergoncang-goncang.
„He...., heh....,
heh....," katanya kemudian.
„Engkau berani membawa sikap
seperti itu kepadaku, heh ?" dan tahu-tahu tangan kanan Ang See Kiam Tu Li
Sing telah bergerak menampar muka Oey Yok Su.
Melihat menyambarnya tangan
orang tersebut, Oey Yok Su telah berusaha berkelit dengan berjongkok sedikit
dan memiringkan tubuhnya.
Tetapi sayangnya Ang See Kiam
Tu Li Sing rupanya seorang jago yang memiliki kepandaian tinggi, karena begitu
dia menurunkan tangannya, sedikit, bahu Yok Su telah kena dihajarnya telak
sekali, "dukk......!" dan tubuh Oey Yok Su tidak ampun lagi
terjungkel ketanah. Hampir saja mukanya mencium tanah, tetapi Ang See Kiam Tu
Li Sing telah menggerakkan taagan kanannya menghentak keatas, dan seperti juga
dari tangannya itu keluar hawa kekuatan lwekang yang medyedotnya, maka tubuh
Oey Yok Su terhentak naik, sedikit, dengan begitu luncuran tubuhnya tertahan,
dan waktu dia terjerambab, dia jatuh tidak begitu keras.
Oey Yok Su seketika menyadari
bahwa dirinya telah dipermaiankan oleh Ang See Kiam Tu Li Sing, tetapi diwaktu
yang bersamaan, diapun segera menyadarinya bahwa orang she Tu ini, yang aneh
sikap maupun bentuk tubuhnya, adalah seorang yang luar biasa, yang memiliki
kepandaian sangat tinggi.
Oey Yok Su telah merangkak
bangun, dia memandang orang she Tu itu dengan sorot mata yang tajam, kemudian
katanya dengan suara yang dingin: „Hemm......, engkau tidak tahu lalu telah
menghina seorang anak kecil...!"
Ang See Kiam Tu Li Sing tida
'marah, dia telah tertawa.
„Menghinamu ? Aku tadi hanya
main-main saja, bergurau...!" katanya.
„Bergurau? Hemm......., jika
memang aku memberitahukan kepada suhuku, tentu engkau akan dihajarnya ! Tahukah
engkau, bahwa guruku merupakan tokoh sakti dari rimba persilatan Ang See Kiam
Tu Li Sing tertawa.
„Aku tahu....... Aku
tahu.........!" katanya."
Memang gurumu seorang tokoh
sakti didalam rimba persilatan!
Justru itu, aku bermaksud
untuk bertemu dengan dia.
Katakanlah, dimana sekarang
ini gurumu tengah bersembunyi ?"
Muka Oey Yok Su berobah merah,
dia mendongkol melihat orang tetap tidak mempercayai keterangannya.
„Sudah kukatakan sejak
tadi" katanya.
„Bahwa guruku sedang tidak
berada disini....... aku sendiri tidak tahu dimana guruku itu kini berada,
karena waktu aku terbangun dari tidurku, justru suhu sudah tidak ada...!''
Ang See Kiam Tu Li Sing telah
mengawasi Oey Yok Su dengan sorot mata tajam, dia melihat anak itu tidak
berdusta, karena sikapnya bersungguh-sungguh.
„Baiklah, nanti jika gurumu
telah kembali, engkau katakan kepadanya, bahwa aku Ang See Kiam Tu Li Sing
ingin sekali bertemu dengannya...!".
Oey Yok Su mengangguk.
„Ya, aku akan sampaikan, dan
juga aku akan memberitahukan bahwa aku telah diberi upah olehmu...!". .
„Diberi upah ?" tanya Ang
See Kiam Tu Li Sing heran, dia mengawasi anak itu.
Oey Yok Su tertawa getir.
„Ya, upah dua kali dihajar
jungkir balik..........!" menyahut ! Oey Yok Su.
Seketika pecah tawa Ang See
Kiam, dia kemudian menjejakkan kakinya, tubuhnya berkelebat dan lenyap dalam
kegelapan.
Untuk sejenak Oey Yok Su
berdiri ditempatnya dengan tidak mengerti. Apakah Ang See Kiam Tu Li Sing itu
sahabat atau musuh gurunya? Dilihat kepandaiannya, dia begitu gagah dan liehay.
Setelah berdiam sesaat lamanya
lagi dipekarangan tersebut, Oey Yok Su masuk kembali kedalam kamarnya. Dia
merebahkan tubuhnya dipecmbaringan memejamkan matanya, namun dia tidak berhasil
untuk tidur, karena dia jadi gelisah, sebegitu jauh gurunya masih juga belum
muncul. Kemana perginya sang guru itu ?
---oo0oo---