BAGIAN 13: LU LIANG CWAN PENGHUNI PULAU TERPENCIL PERTAMA
„DULU!, DUA PULUH EMPAT TAHUN
yang lalu aku telah dirubuhkan oleh situa she Tang itu. Dan aku telah bersumpah
akan melatih diri untuk menciptakan ilmu yang hebat, agar kelak aku bisa mempergunakannya
untuk merubuhkan situa she Tang itu ! Tetapi rupanya jerih payahku selama dua
puluh tahun lebih ini hanya sia-sia belaka, sebab si tua bangka she Tang itu
telah pergi keneraka...........!"
Oey Yok Su jadi terdiam, ia
telah memandang kepada orang tua itu dengan hati berpikir. „Hemm.......,
kepandaianmu mana bisa menandingi kepandaian guruku ?
Jangan harap engkau bisa
merubuhkan guruku, seandainya guruku itu belum berpulang kealam
baka.......!"
Rupanya orang tua itu rnelihat
sikap Oey Yok Su yang memandang padanya dengan sorot mata ragu-ragu akan
kata-katanya, ia telah melompat berdiri sambil berteriak: „Bagus......! Kukira
masih belum terlambat.......! Engkau sebagai murid dari situa she Tang itu
pasti bisa mewakilinya untuk bertempur denganku, untuk mengetahui ilmu siapa
yang lebih tinggi.........se-tidak2nya engkau bisa mengurangi penasaranku"
Oey Yok Su masih berdiam diri
saja, ia hanya mengawasi orang tua itu.
„Ayo mulai........karena
engkau yang tingkatan muda, aku memberikan kesempatan kepadamu untuk
melancarkan serangan lebih dulu sebanyak sepuluh jurus tanpa memperoleh
perlawanan dariku...!".
Tetapi Oey Yok Su benar-benar
jadi bimbang, dia bilang: „Jika kita bertempur dengan cara demikian, tentu
tidak ada gunanya, selamanya engkau tidak akan mengetahui siapakah yang lebih
liehay antara engkau dengan guruku!
Selama dua puluh tahun
belakangan inipun guruku telah memperoleh kemajuan yang pesat, jika memang
guruku itu tidak meninggal dunia tentu ia bisa memperlihatkan kepadamu, bahwa kepandaianmu
itu tidak berarti apa-apa baginya...!".
Mendengar perkataan Oey Yok
Su, keruan saja darah orang tua yang menjadi majikan pulau tersebut jadi meluap
naik, ia telah berkata dengan suara yang mengandung keberangan : „Engkau masih
demikian kecil sudah berani mengucapkan perkataan kurang ajar seperti itu
terhadapku ? Akan kurobek mulutmu...!".
„Justru Siauwte berasal dari
golongan boanpwe, maka Siauwte juga tidak berani untuk coba-coba mengadu ilmu
dengan locianpwe. Jika memang locianpwe bisa menghargai diri sendiri, tentunya
tidak akan memaksa aku untuk mengadu ilmu denganmu.
Bayangkan saja, aku baru
beberapa tahun berlatih diri, sedangkan engkau telah sekian puluh tahun menyepi
dan melatih diri dengan bersungguh-sungguh.
Dengan demikian belum bisa
ditarik kesimpulan siapa yang lebih tinggi ilmunya......!"
Mendengar perkataan Oey Yok
Su, orang tua itu jadi termenung, sedangkan Pekjie, biruang putih itu, telah
berdiri disamping majikannya sambil mengawasi ganas pada Oey Yok Su. Rupanya
biruang ini masih menaruh dendam atas perlakuan yang tadi diterimanya dari Oey
Yok Su.
Sedangkan Oey Yok Su tetah
berkata lagi dengan suara yang tenang, ia bilang: „Jika memang kita ingin
mengadu kepandaian, setidaknya kita harus menanti beberapa tahun lagi sampai Siauwte
menyelesaikan latihan Siauwte...!"
„Hemm........", orang tua
itu telah mendengus dingin.
„Aku Lu Liang Cwan benar-benar
penasaran, karena cita-citaku untuk dapat meru buhkan orang she Tang itu tidak
kesampaian....... " dan kembali ia menangis keras sekali, seperti sikapnya
seorang anak kecil.
„Jika memang demikian, berarti
Thian tidak menghendaki kalian bertempur lagi" kata Oey Yok Su, berusaha
menghiburnya...... "
Namun Lu Liang Cwan telah
menarik-narik rambutnya yang panjang itu sambil menangis terus, dan akhirnya ia
melompat berdiri, matanya beringas tajam, iapun berkata dengan. bengis: „Aku
tidak mau tahu apa alasanmu, tetapi karena engkau sebagai murid Tang Cun Liang,
engkau yang harus bertanggung jawab menerima hutang-hutangnya.....!"
Oey Yok Su menyadari tidak
mungkin ia menghindar dari pertempuran dengan orang tua ini, maka ia telah
tersenyum sambil berusaha membawakan sikap yang tenang, katanya dengan sabar:
„Baiklah, sekarang engkau katakan, dengan cara bagaimana kita akan mengadu kepandaian.....?"
„Hmmm......., mudah saja,
engkau boleh menyerang aku sebanyak sepuluh jurus, aku tidak akan melawannya,
tetapi selewatnya itu, aku akan melancarkan serangan balasan. Kukira keringanan
yang kuberikan untukmu itu lebih dari cukup ! Bersiap-siaplah untuk
bertempur...''
Tetapi Oey Yok Su yang belum
pernah bertempur sungguh-sungguh, masih bimbang apa kah ia akan sanggup
menghadapi, orang tua yang liehay ini.
Namun keadaan telah demikian
menjepitnya, sehingga dia tidak bisa menghindar dari pertempurun tersebut. Lagi
pula, sekarang bukankah ia tengah berada dipulau orang she Lu tersebut ?
„Baiklah....!" mengangguk
Oey Yok Su.
„Terserah apa maunya Lu
Cianpwe......tetapi yang kuminta, agar Lu Cianpwe berlaku sedikit murah hati
kepadaku.......! "
,,Kau menyeranglah...!"
kata Lu liang Cwan dengan suara yang keras.
Oey Yok Su menyedot udara
dalam-dalam, dan kemudian memusatkan sinkang-nya, ia bermaksud akan mulai
melancarkan serangan.
Disaat seperti itu sudah tidak
ada pilihan lain buat Oey Yok Su, maka ia telah melangkah mendekati Lu Liang
Cwan, ia menjura sambil berkata: „Maaf, Siauwte akan segera
menyerang........!" dan membarengi dengan perkataannya itu, kedua tangan
Oey Yok Su melancarkan serangan.
Karena tahu bahwa orang she Lu
itu memiliki kepandaian yang tinggi, tidak berani ia main-main, dia melancarkan
serangan dengan hati-hati.
Serangan yang dilancarkannya
itu memiliki tiga perobahan yang cepat, yaitu yang per-tama untuk berusaha
merubuhkan musuh, kedua mempertahankan diri jika memang tenaga musuh terlalu
kuat dan ketiga merupakan kesempatan mengundurkan diri jika ternyata tidak
sanggup menghadapi lawannya.
Dengan cara menyerang seperti
ini memang Oey Yok Su ingin mempergunakan ketiga kesempatan tersebut.
Pertama ia memang ingin mengadu
kekuatan dengan Lu Liang Cwan, tetapi jika nanti ia tidak kuat menghadapinya ia
akan bertahan diri.
Sampai kalau ia tokh masih
tidak bisa untuk bertahan, maka ia akan mempergunakan gerakan terakhir untuk
mundur menyeYamatkan did.
Sedangkan Lu Liang Cwan telah
mengeluarkan suara tertawa dingin, pikirnya didalam hati :„Hemm, hanya
sedemikian saja kepandaian yang diwarisi situa she Tang itu kepada muridnya
ini......!"
Dan ia telah mengelak. Seperti
janjinya tadi bahwa ia tidak akan membalas menyerang selama sepuluh jurus, dan
janjinya itu ditepati-nya.
la memang tidak balas
menyerang dan hanya mengelakkan diri atau menangkis belaka.
Tetapi waktu tenaga serangan
yang dilancarkan Oey Yok Su telah tiba, Lu Liang Cwan baru terkejut.
Tenaga serangan yang dilakukan
oleh Oey Yok Su merupakan suatu gabungan kekuatan yang berputar
melingkar-lingkar, sehingga merupakan libatan yang sulit untuk dielakkan.
Ditangkis juga tenaga itu akan buyar dan menyerang beberapa bagian tempat
lainnya.
Keruan saja, serangan serupa
ini tidak pernah diduga oleh orang she Lu itu.
Ia telah mengelakkan diri
dengan melompat keatas sambil menendang kearah tangan Oey Yok Su, maksudnya ia
akan membendung tenaga serangan itu.
Tetapi sehelum tendangannya
mengenai tangan Oey Yok Su, pemuda itu telah menarik pulang serangannya, dengan
sendirinya Lu Liang Cwan jadi menendang tempat kosong. Keadaan seperti ini
membuat ia jadi kecele.
Yang mengejutkan Lu Liang Cwan
justru waktu itu Oey Yok Su telah membarengi dengan serangan jurus kedua, yaitu
tangannya yang digerakkan dengan cepat sekali akan menggunting pinggang orang
she Lu itu.
Keruan Lu Liang Cwan tambah
terkejut.
Tubuhnya tengah meluncur
turun, dan sekarang Oey Yok Su melancarkan serangan menggunting seperti itu,
dengan sendirinya membuat posisi dirinya jadi terancam sekali.
Tetapi sebagai seorang jago
tua yang memiliki kepandaian tinggi, ia tidak menjadi bingung menghadapi
ancaman seperti itu.
Dengan mengeluarkan suara
dengusan dingin, tahu-tahu ia telah membungkuk dan tubuhnya berputar seperti
bola ditengah udara.
Caranya itu membuat serangan
Oey Yok Su jatuh ditempat kosong, tidak berhasil mengenai sasaran.
„Bagus......." berseru
Oey Yok Su yang kagum sekali melihat betapa orang tua itu memang benar-benar
liehay.
Tetapi sambil memuji begitu,
Oey Yok Su juga tidak lupa membarengi dengan serangan ketiga. Serangannya kali
ini merupakan jurus yang bernama „Memetik Bunga Tho", menyambar kesegala
bagian tubuh Lu Liang Cwan dengan cepat sekali.
Maka jika Lu Liang Cwan
melindungi bagian bawah tubuhnya, justru bagian atas tubuhnya yang terancam.
Memperoleh serangan seperti
ini, kembali Lu Liang jadi terkejut, ia sampai mengeluarkan suara
„Ihh....!" dan cepat-cepat mengelakkan diri.
Beberapa kali berikutnya Lu
Liang Cwan mengalami hal yang sama, selalu mengelakkan diri oleh desakan Oey
Yok Su.
Sulitnya justru tadi ia yang
menjanjikan tidak akan balas menyerang, maka dengan demikian walaupun dirinya
berada dalam keadaan terancam, tokh ia hanya bisa menangkis atau mengelakkan
diri tanpa bisa melancarkan serangan balasan.
Namun dasarnya memang ia
liehay, sepuluh jurus telah berhasil dilewatkan dan Oey Yok Su selama sepuluh
jurus itu tidak memperoleh hasil apa-apa.
„Sekarang tiba waktunya kau
menerima seranganku !" kata Lu Liang Cwan.
Tiba-tiba tangan kirinya
mendorong, sedangkan tangan kanannya menotok.
Tangan kirinya yang mendorong
itu mengeluarkan serangkum angin serangan yang kuat, sedangkan tangan kanannya
yang menotok itu mengincar jalan darah „Tai-hu-hiat" diiga Oey Yok Su, jalan
darah yang cukup berbahaya.
Tetapi Oey Yok Su walaupun
masih berusia muda, tokh ia memiliki kepandaian yang tinggi, karena ia murid
seorang tokoh sakti Tang Cun Liang.
Menghadapi serangan segerti
itu ia masih bisa mengelakkan diri.
Sambil berkeLu dengan setengah
berjongkok, Oey Yok Su juga melancarkan serangan balasan keperut Lu Liang Cwan.
Serangan itu merupakan
serangan biasa, untuk membela diri, narnun telah memaksa orang she Lu itu harus
melompat kebelakang, kalau tidak tentu perutnya akan menjadi sasaran empuk dari
serangan Oey Yok Su.
„Hemm......, engkau masih
muda, tetapi tampaknya engkau telah menguasai ilmu gurumu." kata Lu Liang
Cwan.
Dan ia mulai melancarkan
serangan lagi, kedua tangannya bergerak cepat sekali, tubuhnya berkelebat dengan
gerakan gesit seperti setan saja, sulit diikuti oleh pandangan mata manusia
biasa.
Justru Oey Yok Su jadi kaget
bukan main, ia melihat Cara bertempur lawannya ini merupakan cara yang sangat
liehay, selain mempergunakan kegesitan, juga setiap tenaga serangannya
mengandung maut.
Berarti ia tidak boleh
memandang remeh menghadapi lawannya.
Dengan cepat Oey Yok Su juga
telah mengeluarkan ilmu yang diperoleh dari gurunya.
Walaupun baru pertama kali ini
Oey Yok Su mempergunakan ilmunya untuk bertempur supgguh-sungguh, namun
disebabkan ilmu yang diwarisi oleh Tang Cun Liang merupakan ilmu yang liehay,
maka setiap serangan Oey Yok Su hebat dan bisa mempertahankan diri dari desakan
Lu Liang Cwan.
Singkat sekali mereka
bertempur, namun teIah puluhan jurus yang mereka lewati.
Dan se-lama itu memang Oey Yok
Su agak terdesak.
Lu Liang Cwan tidak puas
dengan hasilnya hanya bisa mendesak Oey Yok Su, ia, menghendaki untuk dapat
merubuhkannya.
Namun kenyataannya, walaupun
Oey Yok Su sangat terdesak, tokh ia masih bisa mempertahankan diri.
Keadaan demikian telah membuat
Oey Yok Su harus selalu main kelit dan tidak bisa balas menyerang.
Namun Oey Yok Su masih bisa
menutup dirinya dengan penjagaan yang kuat, sehingga tidak pernah serangan Lu
Liang Cwan mengenai sasarannya.
Tentu saja pertempuran,
tersebut menambah penasaran Lu Liang Cwan.
Karena ia sebagai seorang
tokoh yang liehay tokh sejauh itu masih belum bisa menguasai Yok Su.
Bahkan untuk merubuhkannya
tampaknya tidak mungkin terjadi dalam waktu yang singkat.
Oey Yok Su sendiri telah
mengeluh.
Selama mengelakkan serangan
lawan-nya yang liehay ini dia masih belum sempat untuk balas menyerang.
Kesempatan untuk melancarkan
serangan balasan sama sekali tidak dimilikinya.
Tetapi sebagai seorang pemuda
yang tabah Oey Yok Su bisa bertempur dengan baik dan tenang, sama sekali ja
tidak menjadi takut walaupun melihat lawannya melancarkan serangan yang
mengandung maut bertubi-tubi.
Disaat itu, Lu Liang Cwan yang
tengah diliputi perasaan penasaran telah mengeluarkan suara menggeram, kemudian
kedua tangannya berputar, ia telah merobah cara bertempurnya.
Oey Yok Su terkejut, ia
merasakan angin serangan lawannya seperti berputar-putar disekitar tubuhnya.
Sambil mengeluarkan suara seruan perlahan, Oey Yok Su berusaha untuk memecahkan
tenaga serangan lawannya.
Tetapi usaha Oey Yok Su tidak
berhasil, karena ruangan geraknya jadi semakin sempit, membuat ia jadi tidak
leluasa untuk mengelakkan serangan Lu Liang Cwan.
Sampai suatu kali, dengan
mengeluarkan suara serangan, Lu Liang Cwan telah mengulurkan tangan kanannya,
ia mencengkeram pergelangan tangan Oey Yok Su.
Pemuda itu berusaha untuk
mengelakkan diri, tetapi gagal, bahkan pergelangan tangannya yang telah
berhasil dicengkeram oleh Lu Liang Cwan itu terasa sakit sekali, seperti
tulang-tuIang pergelangan tangannya akan hancur dijepit oleh japit besi yang
kuat.
Belum lagi Oey Yok Su
mengetahui apa yang akan terjadi, orang she Lu itu telah menghentak sehingga
tubuh Oey Yok Su terjerembab kedekatnya, dan ia telah merasakan punggungnya
sakit dicengkeram oleh lawannya.
„Habislah aku kali ini.......
pertama kali aku bertempur, tetapi aku sudah rubuh dan akan binasa ditangan
orang ganas ini........!" berpikir Oey Yok Su dengan kecewa.
Lu Liang Cwan yang telah
mencengkeram pundak pemuda itu, mengeluarkan suara tertawa dingin.
„Ternyata kepandaianmu tidak.
terlalu hebat", katanya.
„Nah, pergilah kau...!"
sambil berkata begitu Lu Liang Cwan melepaskan cengkeramannya.
Tubuh Oey Yok Su hampir
terjerambab, ia cepat-cepat mengatur keseimbangan, tubuhnya, hanya perasaan
sakit pada pundak dan pergelangan tangannya masih dirasakannya.
„Kau ternyata memang seorang
pemuda yang memiliki kepandaian lumayan.
Apa yang engkau katakan tadi
benar adanya. Jika aku masih seusia engkau, tentu aku tidak mungkin bisa
merubuhkanmu, mungkin juga aku sendiri yang akan dirubuhkan olehmu !
Telah lewat seratus jurus
lebih aku baru bisa merubuhkanmu, inilah suatu hasil yang cukup mengherankan,
.bahwa seorang pemuda seperti engkau bisa bertahan begitu lama dari
serangan-seranganku.......!"
Oey Yok Su yang mengetahui
bahwa dirinya diampuni oleh Lu Liang Cwan, telah merangkapkan sepasang
tangannya, ia memberi hormat, sambil katanya: „Baiklah, apakah locianpwe ingin
mengartikan mengampuni aku dan mengusir aku dari pulau ini...?"
Lu Liang Cwan men.ggelengkan
kepalanya.
„Tidak......!" Aku justru
menghendaki kau menetap dipulan ini, jangan pergi lagi......!" kata Lu
Liang Cwan.
Oey Yok Su jadi girang.
„Terima kasih...!"
„Jangan capat-cepat berterima kasih
kepadaku, karena jika engkau telah mengetahui jelas apa yang aku maksudkan,
tentu engkau akan mencaci aku... ...!"
Mendengar perkataan Lu Liang
Cwan, Oey Yok Su jadi heran, ia memandang orang itu sambil tanyanya dengan
ragu-ragu: „Apa yang locianpwe maksudkan...?"
„Aku memang menghendaki engkau
dipulau ini sebagai penggantiku....!
Mengertikah.engkau? Aku
menghendaki agar selamanya engkau mendiami pulau ini, sedangkan aku telah cukup
lama hidup menjendiri disini selama dua puluh tahun lebih, setelah situa she
Tang itu mampus, kukira sudah tidak ada gunanya aku menyendiri dipulau ini, aku
bermaksud untuk kembali kedaratan Tionggoan......!
Maka perahumu akan kuambil,
dan engkau yang masih berusia muda, tentu akan sanggup menjadi penghuni pulau
ini.
Sedikitnya selama sepuluh
tahun, bukan ?"
Terbang semangat Oey Yok Su.
Inilah hebat dan tidak
disangkanya.
Jika memang perahunya dirampas
dan ia ditinggal seorang diri dipulau ini, bukankah berarti ia akan menderita
sepandjang hidupnya ?
„Locianpwe........?"
„Tidak perlu engkau banyak
bertanya. Aku mengatakan perahumu untukku, dan engkau boleh menjadi pemilik
pulau ini, ha.. ha... ha.... ha..... !"
Muka Oey Yok Su jadi berobah
pucat.
„Tidak dapat, Cianpwe........
jika memang Lu Cianpwe bermaksud mcninggalkan pulau ini, biarlah aku akan
mengajak Lu Cianpwe untuk menumpang diperahuku, tetapi untuk merampas perahuku
itu dan hendak meninggalkan aku seorang diri dipulau ini, mana bisa kau lakukan
?
Apapun akan kuhadapi untuk
mempertahankan perahuku itu......!"
Lu Liang Cwan kembali tertawa
bergelak.
„Engkau tidak akan berseorang
diri dipulau ini, karena si Dewi bangsat itu juga tantu akan menemanimu !"
kata orang tua she Lu itu.
„Dewi bangsat .....? Siapa dia
.....?"
„Dialah scorang wanita yang sudah
berusia lima puluh lima tahun...!
Kami memang hidup bersama
dipulau ini, tetapi kami bukan suami isteri.
Kami hanya bertemu secara
kebetulan saja, bahkan selama sepuluh tahun terakhir ini kami telah bertempur
sepuluh kali lebih.
Setiap setahun satu kali kami
mengadakan pertemuan dan mengukur ilmu ........ dia memang Iiehay, tetapi mana
bisau dia merubuhkan aku...!"
„Locianpwe...sekarang dimana
Dewi itu ?tanya Oey Yok Su ingin mengetahui.
„Hemm....., dia selalu
mengurung diri digoa-nya, selain mencari makanan untuknya, tidak pernah ia
keluar dari tempat persembunyiannya itu.
la datang kepulau ini setelah
aku berdiam disini sepuluh tahun lebih, jadi dia berada dipulau ini baru hampir
sepuluh tahun........
Tetapi dengan dia engkau
jangan main gila, kepandaiannya hebat, tangannya juga telengas.......
kepandaiannya berimbang dengan kepandaianku, karena setiap kali aku bertanding
dengannya, tidak ada yang kalah atau menang diantara kami berdua!
Oey Yok Su jadi tertarik.
Jika demikian mengapa
locianpwe ingin meninggalkan pulau ini ?
Bukankah-dengan adatnya wanita
itu yang tentunya memiliki kepandaian yang tinggi, engkau akan memiliki
kegembiraan untuk mengadu ilmu lagi dengannya, dan aku akan menjadi saksinya,
siapa nanti yang akan menang dan siapa yang akan runtuh ?
Bukankah itu suatu hal yang
menggembirakan sekali ?
Mengapa locianpwe harus lari
meninggalkannya ?
Atau memang kepandaian wanita
itu lebih tinggi dari kepandaian Locianpwe sendiri?"
Sengaja Oey Yok Su
mengeluarkan kata-kata seperti itu.
la memancing kemarahan orang
tua she Lu itu, karena sebagai seorang pemuda yang cerdik, Oey Yok Su tahu
tidak ada jalan lain untuk membatalkan keinginan orang tua itu merampas
perahunya.
Jika Oey Yok Su melawan dengan
kekerasan, ia bukau menjadi tandingan orang tua itu. Tetapi untuk membiarkan
saja orang tua she Lu itu mengambil perahunya, tentu saja Oey Yok Su tidak mau,
sebab dia memang tidak ingin berdiam dipulau ini seorang diri sepanjang
hidupnya.
Maka mendengar orang tua she
Lu itu menyebut-nyebut perihal Dewi bangsat, dengan sendirinya hal itu
merupakan sesuatu yang bisa menyelamatkan Oey Yok Su.
Sengaja ia membakar hati orang
tua she Lu itu.
Rupanya pancingan yang
diberikau Qey Yok Su terkena umpan.
Seketika itu juga muka Lu
Liang Cwan berobah merah padam.
Ia telah berkata: „Bagus.!
Engkau berusaha untuk memanaskan hatiku.......!"
Tetapi memang ada benarnya
juga, selama sepuluh tahun kami selalu bertempur, tetapi tidak seorangpun
diantara kami yang rubuh, tidak ada yang menang juga.
Dengan adanya engkau disini,
bukankah itu merupakan urusan yang bagus ?
Aku bisa mengundang si Dewi
Bangsat untuk bertempur lagi dan engkau menjadi, saksinya.....! ha.. ha...
ha.... ha..... !" nanti aku akan memperlihatkan kepadamu, betapa
kepandaianku Lu Liang Cwan telah sempurna sekali, sehingga jika orang tua she
Tang itu tidak cepat-cepat mampus, tokh ia akan kurubuhkan dan mampus
ditanganku !
Justru situa bangka she Tang
itu rupanya memang telah mengetahui bahaya yang mengancam dirinya, maka ia
lebih senang mampus sendiri saja tanpa perlu bertempur denganku lagi".
Setelah berkata begitu, Lu
Liang Cwan tertawa bergelak-gelak, tampaknya ia girang sekali.
Sedangkan Oey Yok Su berdiam
diri.
Panas sekali hatinya mendengar
kata-kata Lu Liang Cwan yang meremehkan gurunya.
Namun disebabkan Oey Yok Su
menyadari ia tidak mungkin bisa menghadapi orang tua ini yang liehay ilmunya
itu.
Ia mengalah dan berdiam diri
saja, dan yang terpenting baginya adalah berusaha menggagalkan keinginan orang
tua she Lu tersebut merampas perahunya.
Waktu itu, tampak Lu Liang
Cwan telah menoleh kepada Pekjie, sibiruang putih yang sejak tadi berdiri saja
disamping majikannya.
„Pekjie, engkau akan
menyaksikan kembali pertandingan aku menghajar si Dewi bangsat itu.......!'.'
kata orang she Lu tersebut.
Pekjie, biruang itu, seperti
mengerti perkataan majikannya, kepalanya diangguk-anggukkan perlahan dan ia
mengeluarkan suara yang perlahan, seperti manja.
Lu Liang Cwan telah
melambaikan tangannya pada Oey Yok Su, sambil katanya: „Mari engkau ikut
aku.......!" dan Lu Liang Cwan berlari memasuki pulau itu.
Oey Yok Su telah mengikuti
dibelakang orang she Lu. Karena Oey Yok Su memang memiliki kepandaian yang
tinggi dan ilmu meringankan tubuhnya juga cukup terlatih, ia bisa mengikuti Lu
Liang Cwan tanpa memperoleh kesulitan.
Sedangkan biruang putih itu
juga bisa berlari cepat, hanya suara langkah kaki binatang buas ini terdengar
"gedebuk......, gedebuk......" tidak hentinya.
---oo0oo---