baca cersil karya S.D Liong

baca cersil karya S.D Liong secara online dan gratis

Cersil karya / Saduran S.D Liong:

Serial Payung Sengkala

Serial Pendekar Bloon

Serial Tusuk Konde Kumala

Cerita Lepas / Non Serial:



"Pendekar Laknat Jilid 21 - Pada saat tangan Naga Terkutuk hampir mencengkeram bahu Siau-liong, tiba-tiba Harimau Iblis meluncur kesamping saudaranya dan mencekal tangan Naga Terkutuk.

Sudah tentu Naga Terkutuk terperanjat, tegurnya, “Dinda, engkau ......”

Harimau Iblis tertawa, “Gerakan Naga-sakti-mencengkeram kanda itu, belum tentu dapat mengenai budak itu!"

Sekalian orang terkejut mendengar kata-kata itu. Bahkan Naga Terkutuk pun deliki mata kepada adiknya itu lalu membentaknya, “Apakah maksudmu?"

Hampir ia tak percaya apa yang dikatakan Harimau Iblis itu.

Kata Harimau Iblis, “Kemarin tatkala dipuncak Ngo-siong-nia, aku pernah adu kepandaian dengan dia, tetapi akhirnya ......” ia tertawa menyeringai, “akhirnya kami sama-sama terluka!"

Mendengar itu Iblis Penakluk-dunia dan isterinya, Naga Terkutuk dan Po Ceng-in terbeliak kaget. Semua mata tertumpah ke arah Siau-liong.

Benar-benar suatu hal yang mustahil. Tetapi karena mulut Harimau Iblis sendiri yang mengatakan, mau tak mau harus percaya.

Reaksi pertama timbul dari Po Ceng-in. Nona pemilik lembah itu kejut girang lalu memegang lengan Siau-liong dan bertanya lembut, “Apakah yang dikatakan itu benar?"

Siau-liong mendengus lalu menyurut mundur selangkah, menghindarkan lengannya.

Naga Terkutuk dan Harimau Iblis tertawa mengekeh menyaksikan penolakan Siau-liong.

Po Ceng in tertegun. Tanpa menghiraukan ejek tertawa kedua momok serta sikap Siau-liong dingin, ia melesat kesamping pemuda itu seraya berseru cemas, “Jangan percaya omongan iblis tua itu. Aku memang baru berumur ......”

Ia tak lanjutkan kata-kata melainkan menatap wajah Siau-liong dan dengan nada meratap ia berkata: "Tanpa kukatakan engkau tentu dapat melihat sendiri apakah aku ini mirip dengan wanita yang berumur 40 tahun?"

Kembali Po Ceng-in tertawa mengikik tetapi jelas tertawa yang dibuat-buat untuk menutupi rasa malunya.

Siau-liong terpaksa memandangnya. wajah wanita itu memang menimbulkan rasa kasihan tetapi pancaran matanya penuh dengan nafsu kecabulan. Memang andaikata Naga Terkutuk tak membuka rahasianya, Siau-liong tentu percaya nona itu masih berumur duapuluhan tahun.

Beberapa saat Siau-liong tergugu kehilangan paham. Ia tak tahu bagaimana harus bertindak. Namun ia menyadari bahwa saat itu dirinya berada dalam sarang harimau buas.

Juga ia menginsyafi akan beban kewajibannya yang berat. Ia harus menolong Mawar Putih, merebut kembali separoh bagian dari Giok-pwe, menyelamatkan dunia persilatan, membalas dendam dan mencari ibunya ......

Ia menimang lebih lanjut Dalam lembah Semi yang penuh dengan perkakas rahasia, musuh lebih menang tempat. Begitu pula jumlah mereka jauh lebih besar. Untuk mengahadapi keempat momok itu, jelas bukan hal yang mudah.

Demi menyelamatkan kesemuanya itu, terpaksa ia harus bermain sandiwara. Walaupun sesungguhnya ia muak terhadap wanita itu, namun terpaksa ia memandangnya dengan pandang mata lemah lembut dan mesra.

Po Ceng-in menyambut pandangan itu dengan semangat terbuai-buai. Tiba-tiba ia berkata kepada ibunya, “Mah, ijinkan kami pergi!" — ia terus menarik tangan Siau-liong diajak keluar.

“Tunggu!" tiba-tiba Iblis Penakluk-dunia membentak.

Po Ceng-in terbeliak. Belum pernah selama ini ayahnya membentaknya sedemikian bengis.

Dewi Neraka berobah wajahnya dan melengking kepada suaminya, “Tolol! Mengapa engkau menakuti anak kita begitu rupa!"

“Plak,” Iblis Penakluk-dunia mendebur meja, dengusnya, “Jika aku terus menerus menuruti engkau saja. Bukan saja usaha menguasai dunia persilatan akan hancur berantakan. Pun kemungkinan kita akan menelan pahitnya kekalahan seperti duapuluh tahun berselang itu lagi. Aku ......”

Dewi Neraka hujamkan tongkatnya kelantai lalu berbangkit, teriaknya, “Tolol! Jika banyak tingkah, lebih baik kita berpisah dan bekerja sendiri-sendiri saja! Apa engkau kira aku hanya mengandalkan engkau saja?"

Habis berkata wanita bengis itu melangkah kehadapan Po Ceng-in, ujarnya, “Tanyalah pada anak itu. Jika dia benar-benar bersungguh hati kepadamu, mari kita berangkat sekarang juga. Mama akan membawamu pulang ke Se-pak. Tak perlu kita hiraukan lagi soal harta pusaka dan segala macam kekuasaan dunia persilatan!"

Po Ceng-in memandang ibunya dengan penuh rasa syukur. Tetapi pada saat hendak bertanya penegasan kepada Siau-liong, tiba-tiba Naga Terkutuk dan Harimau Iblis tertawa gelak.

Kemudian berserulah Harimau Iblis dengan suara nyaring, “Aha, nyata perangai saudara masih belum berubah seperti dahulu ......”

Dan Naga Terkutuk pun menumpangi, “Hubungan saudara suami isteri berdua yang berkumpul dan berpisah tak menentu itu benar-benar menjadi buah pembicaraan indah dalam dunia persilatan. Hari ini bercerai entah kapan akan bertemu pula!"

Demikianlah kedua saudara momok itu bergantian saling memberi komentar. Bukan melerai dan mendamaikan kedua suami isteri itu tetapi kebalikannya menyiram minyak pada api kemarahan Iblis Penakluk-dunia dan Dewi Neraka supaya putus hubungan.

Seketika berobahlah wajah Iblis Penakluk-dunia. Sepasang alisnya yang panjang melekat satu sama lain dan sejenak melirik ke arah kedua tetamunya, cepat ia melesat kemuka Dewi Neraka.

“Isteriku, jangan marah. Hal ini menyangkut kepentingan kita bersama. Sekali salah langkah, kita pasti kalah. Oleh karena itu aku perlu berhati-hati ......”

Lalu ia menunjuk Siau-liong, serunya, “Budak itu bukan pemuda biasa. Janganlah engkau sampai kena dikelabuhinya!"

Dewi Neraka mendengus, “Sampai dimanakah kemampuan seorang anak yang baru berumur belasan tahun itu? Bukankah kalian sendiri yang ketakutan dan menduga yang bukan-bukan ......”

Namun sekali pun mulut mengatakan begitu tetapi diam-diam Dewi Neraka mengingat juga akan keterangan Harimau Iblis tentang pertempurannya dengan Siau-liong. Maka ia tak mau ayunkan langkah melainkan masih mengamati Siau-liong dengan teliti.

Iblis Penakluk-dunia paksakan tertawa, “Munculnya budak itu bersama seorang budak perempuan ke dalam barisan Tujuh Maut, menandakan bahwa mereka tentu ikut dalam rombongan It Hang si imam hidung kerbau itu. Kalau malam gelap, anak buahku tak dapat melihatnya, tetapi ......”

“Ah, soalnya sederhana sekali," Naga Terkutuk menyelutuk, “kalau saudara tak sampai hati turun tangan kepada menantu yang tercinta, perintahkan orang supaya menyiksa budak perempuan itu. Dia tentu akan mengaku semua."

Iblis Penakluk-dunia alihkan pandang matanya ke arah Naga Terkutuk, ia tertawa iblis: “Ah, saudara memang pintar. Tetapi, Akupun memang sudah mempunyai pikiran begitu. Bahkan sebelum saudara datang kemari, aku sudah suruh orang untuk memeriksa budak perempuan itu. Tetapi diluar dugaan ......”

Ia berhenti sejenak untuk mengelus jenggotnya yang memanjang sampai kelutut, lalu melanjutkan, “Diluar dugaan budak perempuan itu lenyap."

Sekalian orang tersentak kaget. Dan yang paling kaget sendiri adalah Siau-liong. Kemanakah gerangan Mawar Putih itu ......

Naga Terkutuk keliarkan biji matanya beberapa kali lalu berkata, “Tujuh Maut itu merupakan barisan yang paling ketat dan rapat. Sampai pun bangsa binatang dan burung tak dapat keluar masuk dalam barisan itu. Maka betapa lihaynya kepandaian seseorang, pun tak mungkin dapat masuk keluar menurut sekehendak hatinya ......”

DONASI VIA TRAKTEER Bagi para cianpwe yang mau donasi untuk biaya operasional Cerita Silat IndoMandarin dipersilahkan klik tombol hati merah disamping :)

1 komentar

  1. pendekar laknat bagus